Nostalgia Nasi Dagang Kuah Kari

Konten Media Partner
9 Agustus 2020 10:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nasi dagang kuah kari. Foto: Milyawati/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Nasi dagang kuah kari. Foto: Milyawati/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Terbungkus daun pisang berbentuk piramida, itulah bagian keunikan dari kuliner khas dari Kepulauan Riau ini. Namanya unik, orang-orang menyebutnya sebagai nasi dagang yang sudah ada dari zaman dahulu kala, dan bertahan hingga kini sehingga tak asing lagi dilidah orang Kepulauan Riau.
ADVERTISEMENT
Makanan yang satu ini biasanya, dijamah disaat sarapan pagi, ukurannya memang kecil, namun tidak tahan rasa tekak (red mulut) kata melayu untuk mencicipi makanan ini sebagai pengganjal perut dipagi hari.
Nasi dagang yang dikukus dengan santan sehingga memiliki rasa yang gurih ini, dikombinasikan dengan beragam jenis lauk pauk, misalnya ada yang ikan tongkol, ikan bilis, ikan tamban, telur ayam dan dipadu denga sambal merah.
Nasi dagang juga terdapat di negara tetangga Malaysia. Jika di Terengganu, nasinya terbuat dari campuran beras dan ketan yang ditanak dengan santan. Mirip seperti nasi uduk karena diberi daun salam, serai dan pandan saat memasaknya. Sedangkan di Kelantan pula, nasi dagangnya berwarna merah bahkan keunguan. Itu karena menggunakan campuran ketan merah.
Nasi Dagang dengan bungkus. Foto: Milyawati/kepripedia.com

Memasak Nasi Dagang

Di Kepulauan Riau nasi dagang yang sama dengan negara jiran ini, lebih harum dan menggugah selera. Yang membuatnya berbeda adalah saat memasak nasinya, di tumis bersama biji alba. Lalu, saat disantap disiram dengan kuah kari ikan tongkol salai. Ini tentunya tidak sama dengan nasi dagang yang banyak dijual di pinggir jalan. Namun, untuk nasi dagang yang satu ini susah ditemukan.
ADVERTISEMENT
Hal ini diakui warga di Tanjungpinang. Salah satunya adalah Riza, warga yang tinggal di Jalan Bhayangkara. Ia mengatakan sangat sulit menemukan nasi dagang yang memakai kuah kari. Kebanyakan hanya berisi ikan tongkol, ikan bilis, ikan tamban dan telur ayam.
"Dah lama dah cari nasi dagang yang kuah. Bukan yang sambal. Rata-rata di Tanjungpinang ni yang dijual yang sambal semua. Rindu jugak. Yang kuah susah nak cari. Ni baru kami dapat beli di Sebelas. Kakak ini jual yang pakai kuah kari ikan tongkol." katanya. Sabtu, (8/8).
Walaupun masih dengan tampilan jaman dulu, bau harum tercium begitu menyengat dihidung. Nasi yang terbungkus di dalam daun pisang itu sangat begitu khas dan sangat dirindukan. Karena cara memasaknya yang sedikit berbeda.
ADVERTISEMENT
Amalina adalah penjual nasi dagang Sebelas. Ia menjelaskan sengaja membuat nasi dagang dengan kuah kari karena memang sangat susah ditemukan.
"Awalnya hanya masak untuk di rumah. Karena mau beli susah dicari dan rindu juga dengan kampung. Kalau di Anambas masih nasi dagang yang dijual rata-rata ya, yang seperti itu."
"Setelah dibuat, malah banyak yang pengen coba juga. Makanya saya beranikan diri untuk menjualnya bersama kakak. Alhamdulillah peminatnya untuk sekarang banyak. Apalagi saya antar ke rumah-rumah untuk sarapan pagi bagi siapa yang membeli." jelas Amalina, salah satu pedagang nasi dagang.
Ia mengatakan saat memasak nasi, bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe dan lengkuas ditumis terlebih dahulu. Lalu masukkan biji alba. Biji inilah yang membuat harum nasi dagang dan bumbu-bumbu tadi yang menciptakan rasanya lebih gurih. Sebagian orang juga ada yang menanaknya menggunakan santan. Tapi, Amalina hanya menggunakan air biasa. Setelah itu dikukus.
ADVERTISEMENT
Untuk kuah kari ikan yang ia buat, bumbunya juga tidak jauh berbeda, seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, lengkuas, kemiri dan cabai kering giling. Saat memasak menggunakan santan kelapa pekat, tak lupa juga ia masukkan cengkeh, kulit kayu manis, daun salam dan daun kunyit.
"Untuk ikannya, kami pakai ikan tongkol yang disalai dulu. Di salai itu maksudnya diasapin dulu. Nanti baru dicampurkan dengan kuah kari tadi saat membungkus ke dalam daun pisang." katanya.
Nasi dagang yang ia jual juga murah. Untuk satu porsi hanya dibandrol Rp. 3 ribu saja.
Bagaimana? Jadi, ingin jugakan rasain nasi dagang yang satu ini. Itu tentunya ada di Kepulauan Riau. Seperti di Tanjungpinang dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Kalau ke Kepri, jangan lupa yang buat cicipi kuliner yang satu ini.
ADVERTISEMENT