Menilik Tradisi Mandi Safar, Daya Tarik Kampung Terih di Batam

Konten Media Partner
7 Oktober 2021 16:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prosesi mandi safar di Kampung Terih, Batam. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Prosesi mandi safar di Kampung Terih, Batam. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
Mandi safar, sebuah akulturasi Islam dan budaya tahunan oleh orang Melayu di hari Rabu bulan Safar. Tradisi ini tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Sederhanya ritual ini dalam rangka memohon perlindungan kepada Allah SWT melalui mandi dengan air yang sudah didoakan atau air yang direndami dengan Wapak.
ADVERTISEMENT
Ritual yang sudah turun temurun ini pastinya tak pernah dilewatkan sebagian besar masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau dan daerah yang mewariskan budaya ini.
Orang Melayu di Kampung Terih, Kota Batam, juga tak mau melewatkan tradisi sakral Mandi Safar. Mereka meyakini lewat doa, bahwa Mandi Safar atau yang juga disebut Ritus ini, sebagai salah satu ritual yang dapat menghindarkan manusia dari berbagai macam bala, bencana dan penyakit. Serta menyelamatkan manusia dari segala fitnah.
Tahun ini istimewa. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata ikut hadir mengikuti rangkaian Mandi Safar yang digelar oleh LAM Kecamatan Nongsa dan masyarakat Kampung Terih ini.
Ardiwinata mengatakan Mandi Safar sudah berlangsung dari masa silam, sejak Kesultanan Riau Lingga. Ada beberapa ritual yang perlu dilewati. Pertama yakni Besapa. Dimana dalam prosesi ini berdoa untuk meminta selamat.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya berenang ke laut melewati Wapak yang bertuliskan huruf Arab. Tujuannya untuk menghilangkan hal negatif pada diri manusia. Terakhir mandi tolak bala.
Kadisbudpar Kota Batam berendam air laut bersama anak-anak Kampung Terih saat prosesi mandi safar. Foto: Istimewa.
Mandi Safar itu sendiri terbagi 3 tata cara yakni berbedak langi yang terbuat dari beras yang digiling dan dijadikan tepung basah, dicampur kunyit dan limau purut sebagai pewangi. Filosofinya ramuan tersebut dapat membersihkan jasmani orang yang dimandikan. Setelah semua ritual selesai, mereka berdoa bersama dan menikmati hidangan juada khas Melayu.
Ardi menyebutkan Mandi Safar bisa menjadi salah satu atraksi budaya dan pariwisata yang menarik untuk wisatawan di Kampung Terih. Apalagi tradisi ini kian dilestarikan oleh masyarakat Melayu di sana.
Terlebih Kampung Terih pernah mendapatkan penghargaan Anugerah Pesona Indonesia (API) Tahun 2018 sebagai tujuan wisata baru terpopuler di Kota Batam oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Ekraf).
ADVERTISEMENT
"Aksesibilitas, amenitas dan atraksi di Kampung Wisata Terih sudah terpenuhi. Dekat dengan rumah sakit, mempunyai panggung dan sebagainya. Kesempatan buatlah homestay, wisatawan tidak tinggal di city. Tetapi mereka tinggal di rumah warga," jelas Ardi.
Jika border Singapura dan Malaysia sudah dibuka, Ardi menyebutkan akan mempromosikan homestay tersebut kepada wisatawan asing. Sehingga ini dapat menjadi pengalaman baru untuk mereka ke Kampung Terih.
"Jangan meniru rumah kota, kita bikin rumah ala homestay," pungkasnya.
Ardi juga tak lupa menginformasikan bahwa Pemerintah Kota Batam dalam hal ini. Disbudpar Kota Batam memiliki Tim Ahli Cagar Budaya (TACB). Ia mengajak warga di Kampung Terih untuk mencatat cagar budaya yang ada untuk dikurasi dan didaftarkan.
"Kenapa pantun, anglung, di akui Unesco, karena didaftarkan. Mengapa tidak Mandi Safar, tari Jogi dan lain-lain didaftarkan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT