Melihat Tradisi Lampu Colok di Karimun yang Semakin 'Redup'
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun begitu, tradisi yang telah lama ini setidaknya masih dapat terlihat di Kecamatan Ungar, Kabupaten Karimun. Warga setempat pun melaksanakannya secara swadaya.
Sekitar 500 lampu colok direncanakan akan dipasang mulai malam ramadhan ke 27 atau biasa masyarakat setempat menyebutnya malam tujuh likur. Bentuk susunan lampu dibuat dengan meniru ornamen masjid, dengan keindahan ratusan lampu berbahan minyak tanah.
"Kali ini kita tidak buat gerbang atau gapura di jalan, hanya hiasan dinding atau ornamen masjid, yang dihiasi lampur colok," kata ketua RW 007 Kelurahan Alai, Kecamatan Ungar, Syafrizal.
Menurutnya, ada kerinduan masyarakat terhadap tradisi yang kini mulai menghilang itu. Sejumlah kendala pun ditemukan saat menggelar lampu colok di wilayah mereka.
Misalnya saja, bahan bahan minyak tanah yang digunakan untuk saat juga semakin sulit diperoleh. Sehingga warga memilih alternatif lain dengan menggunakan minyak solar sebagai bahan bakar lampu colok.
ADVERTISEMENT
"Minyak tanah pun semakin susah sehingga diganti jadi minyak solar. Dibutuhkan sekitar lima sampai enam jerigen minyak hingga malam lebaran Idul Fitri nanti," ungkapnya.
Diketahui, pemerintah Kabupaten Karimun kembali dipastikan tidak menggelar Festival Lampu Colok seperti yang dilakukan beberapa tahun lalu. Biasanya, Festival Lampu Colok diperlombakan dan diikuti oleh masing-masing Kecamatan yang ada di Karimun.
Namun tradisi itu tidak lagi dapat dilaksanakan lantaran kendala pandemi COVID-19. Selain itu, anggaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karimun untuk menghelat kegiatan tersebut juga tidak tersedia.