Melihat Agrowisata Berbasis Pertanian di Tengah Kota Batam

Konten Media Partner
26 Desember 2020 11:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang wisatawan lokal mengamati tanaman padi yang terdapat di Perkebunan Jambu Madu Marina, Tanjungriau, Sekupang, Kota Batam. Foto: Rega/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wisatawan lokal mengamati tanaman padi yang terdapat di Perkebunan Jambu Madu Marina, Tanjungriau, Sekupang, Kota Batam. Foto: Rega/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Kota Batam, Kepulauan Riau, saat ini memiliki sarana pariwisata berbasis edukasi mengenai pertanian. Sawah ini memiliki ukuran sekitar 5×4 meter yang terletak di tengah-tengah perkebunan jambu. 
ADVERTISEMENT
Lokasinya terletak di Perkebunan Jambu Madu Marina, Tanjungriau, Sekupang, Kota Batam. Saat tiba di sini, anda akan disuguhkan dengan nuansa asri layaknya seperti berada di perkampungan. Padi berwarna hijau kekuning-kuningan menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi, di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang ada di Kota berjuluk Bandar Madani itu.
Selain padi, pihak pengelola juga menyediakan sarana spot foto untuk mengabadikan momen saat berkunjung kesini. Ada juga sebagian dari kelompok keluarga yang berkunjung sambil menikmati makan dan minum di saung yang disediakan oleh pengelola.
Pemilik Jambu Madu Marina Batam, Rudi Sukarjo menyebutkan bahwa kawasan destinasi wisata ini beralih menjadi pusat persawahan yang diminati masyarakat. Awalnya, kata Rudi, pihaknya fokus ke destinasi Jambu, namun karena animo masyarakat melirik sawah sehingga dilakukan peralihan fungsi.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita kemas seperti di sawah kayak kampung bagaimana proses padi tumbuh bisa kita tampilkan di lokasi seluas 116 hektar ini," katanya. 
Lanjutnya, BP Batam sangat memiliki peran dalam pengembangannya karena mendatangkan bibit padi dari luar daerah. Namun, kontur tanah di Batam tidak mendukung karena banyak terdapat kandungan bauksit.
Namun begitu, lokasi Jambu Madu Marina masih dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pertanian, hanya saja produktivitas dan kesuburan yang dihasilkan mungkin berbeda di banding daerah lain.
Menurutnya, pengunjung yang datang tersebut didominasi oleh warga lokal sejak masa pandemi COVID-19. "Sebelum pandemi wisatawan mancanegara juga berduyun datang," katanya. 
Dia berharap kawasan sawah tersebut dapat menjadi edukasi agrowisata tentang pertanian dengan wisata edukasi yang representatif, sehingga masyarakat dapat melihat bagaimana proses penanaman padi hingga pada pengolahannya.
ADVERTISEMENT
Bagi anda yang akan menikmati sensasi di sawah sebelum masuk maka terlebih dahulu mencuci tangan yang telah disediakan pihak pengelola dan tak lupa periksa suhu tubuh dan jaga jarak serta mengunakan masker.