Kunjungan Wisman Turun 80 Persen, PAD Bintan Anjlok Separuh

Konten Media Partner
27 Februari 2020 8:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kedatangan wisman di Pelabuhan Bandar Bintan Telani (BBT) Lagoi, Kabupaten Bintan. Foto: Ismail/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Kedatangan wisman di Pelabuhan Bandar Bintan Telani (BBT) Lagoi, Kabupaten Bintan. Foto: Ismail/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wabah virus corona yang melanda sejumlah negara dan mengakibatkan puluhan ribu masyarakat internasional juga berimbas pada kunjungan Wisman hingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Bintan, yang selama ini menjadi tujuan utama Wisatawan Mancanegara di Kepri.
ADVERTISEMENT
Bupati Bintan, Apri Sujadi mengatakan banyak sekali yang terimbas dari Virus Corona. Mulai dari kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sampai Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Kunjungan turis dari Januari-Februari ini turun 80 persen. Kemudian PAD Bintan juga anjlok 50 persen," ujarnya saat berjumpa dengan seluruh pengusaha pariwisata di Kabupaten Bintan, Selasa (25/2/2020) kemarin.
Turunnya kunjungan wisman ke Bintan dikarenakan pintu masuk utama dari Singapura sempat ditutup akibat status negara tersebut 'orange'. Secara otomatis PAD Bintan yang bersumber dari pariwisata anjlok.
Tercatat, Januari-Februari 2019 lalu Bintan telah mengantongi PAD sebesar Rp 14 miliar. Namun akibat kunjungan sepi, PAD 2020 di bulan yang sama anjlok 50 persen menjadi Rp 7 miliar.
"Dunia pariwisata kita harus bangkit, kita harus berbenah dan tidak boleh menunggu hingga keberadaan imbas virus ini selesai. Maka kita harus menggali segmen pangsa pasar pariwisata, khususnya dalam target waktu jangka pendek," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam waktu dekat ini dia bersama instansi terkait akan segera berkomunikasi dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI. Dia akan menyampaikan hasil dari keluhan dan laporan para pengusaha hotel tentang penurunan jumlah kunjungan turis dan sepinya penginapan.
Kemudian juga diharapkan pengusaha hotel bersama pemerintah dapat bergandengan tangan dalam menyiasati hal ini. Khususnya melakukan pembenahan strategi pemasaran dengan memberikan tarif yang berbeda, baik turis asing maupun turis lokal.
"Kita sharing bagaimana pemerintah bisa menggelar iven pariwisata dengan segmen turis asing dan lokal, lalu para pengusaha hotel mungkin bisa memberikan diskon atau tarif berbeda antara turis asing dan lokal," ucapnya.