Kisah Dokter Jee Airo saat Bertugas Tangani PMI di Batam

Konten Media Partner
28 Mei 2021 14:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr Jee Airo bersama petugas kesehatan mempersiapkan fasilitas kamar untuk PMI. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
dr Jee Airo bersama petugas kesehatan mempersiapkan fasilitas kamar untuk PMI. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Sejak bulan Januari 2021 Rusun BP Batam dan milik Pemko Batam digunakan untuk isolasi karantina bagi para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru saja tiba dari Malaysia. Pemerintah pusat dan Pemda menunjuk Rusun menjadi penampungan sementara untuk PMI sembari menunggu hasil tes swab keluar dan dipulangkan ke daerah asal.
ADVERTISEMENT
Yang tak lepas dari perhatian siapakah sosok tenaga kesehatan yang berperan dalam melakukan penanganan terhadap para PMI tersebut? Salah satunya adalah dokter dari Tim Gugus Tugas di wilayah Tanjunguncang, dr. Jee Airo Farullah. Ini menjadi pengalaman pertamanya ditugaskan menangani PMI.
"Awal masuk ke Rusun para PMI, baru saya seorang dokter dengan ditemani satu orang perawat. Sekarang sudah tiga dokter 8 orang perawat," kata Jee mengawali cerita kepada kepripedia, Jumat (28/5).
Bayangkan saja, ratusan PMI berdatangan setiap hari untuk jalani proses karantina dengan pengawasan yang minim, namun dapat terkontrol.
"Nah, kami dari Satgas tetap monitor segala aktivitas para PMI dan selalu memberikan motivasi untuk tetap sehat dan bugar," kata dia.
ADVERTISEMENT
Dengan persiapan yang matang, Tim Satgas COVID-19 merancang segalanya, mulai dari hitungan kamar tidur hingga persediaan logistik untuk para PMI.
"Jadi pada saat awal masuk kita siapkan tenaga Satgas COVID-19 TNI-Polri, Satpol PP untuk bertugas mengontrol mereka," kata Jee.
Selama bertugas, ada cerita yang tetap menjadi ingatan di benaknya. Di mana ketika salah seorang PMI memiliki gangguan jiwa sehingga akhirnya yang bersangkutan terpaksa di antar ke pada pihak keluarga di Jakarta.
"Inilah menariknya dikenal banyak orang tambah wawasan dan bertambah keluarga," ujar pria berbadan tegap itu.
Lebih jauh ia menceritakan, bahwa ada juga PMI yang meninggal karena baru tiba di Batam, yang bersangkutan menderita penyakit lain sehingga terpaksa dirujuk ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
"Namun nyawa tidak tertolong. Inilah merasa sedih juga kita. Bahkan ada yang mencoba kabur dari karantina, namun dapat kita atasi dan bisa kembali diamankan petugas," lanjutnya.
Pria yang bertugas sejak awal Mei 2020 tersebut menyebutkan bahwa saat ini total yang tengah menjalani karantina di tiga Rusun terdapat 403 orang.
"Data tersebut akan selalu berubah rubah, karena tiap hari ada PMI yang baru datang," bebernya.
Mengenai kendala, Jee menyebutkan bahwa ketika para PMI yang tidak terima hasil uji swab positif dan berusaha kabur dari karantina. Bahkan ada juga yang kehabisan uang sehingga mereka tertahan dan tak jadi pulang ke daerahnya.
"Nah, kami berinisiatif untuk patungan galangan dana supaya dapat membantu mereka yang kehabisan uang," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Semua yang menjalani karantina di Rusun tak kendor menerapkan protokol kesehatan dengan jaga jarak serta mengunakan masker. "Ini selalu ditekankan kepada PMI," tambah dia.
Satu sisi rasa khawatir dalam bertugas tetap dirasakan, apa lagi dengan adanya jenis baru COVID-19 yakni varian Inggris B117 yang cepat menular. Namun dirinya tetap yakin selagi taat akan protokol kesehatan maka setidaknya dapat terhindar dari wabah mematikan tersebut.
"InsyaAllah tidak takut, kita selalu memakai Alat Pelindung Diri (APD) dan Rutin minum vitamin untuk imun tubuh kita," katanya.
Kini Jee Airo berharap semoga para PMI yang datang dari Malaysia dan Singapura semuanya negatif COVID-19. Serta dalam kondisi sehat sehingga dapat menjalani karantina lima hari dan bisa langsung pulang bertemu dengan keluarga di daerah masing-masing.
ADVERTISEMENT