Kasus Stunting di Batam Masih Tinggi

Konten Media Partner
4 Oktober 2019 7:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kasus Stunting di Batam Masih Tinggi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Secara umum Provinsi Kepulauan Riau menduduki posisi terbaik dalam hal penanganan gizi buruk di Indonesia, dengan angka kurang dari 13 persen.
ADVERTISEMENT
Namun untuk Kota Batam memiliki prevalensi stunting 23,5 persen, pada semester pertama 2019, penderita stunting kota Batam juga terlihat mengalami peningkatan, yaitu sebesar 5,61 persen, sedangkan prevelensi tahun 2018 hanya 1,35 persen.
Hal itu disampaikan oleh Kepala seksi kesehatan keluarga dan gizi masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Aniesaputri Junita dalam acara sosialisasi yang diadakan oleh yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bekerjasama dengan Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), di Asrama Haji Batam Centre Kamis (3/10).
Ketua harian YAICI, Arif Hidayat mengatakan sosialisasi itu dalam rangka memperingati hari pangan sedunia, yang bertemakan 'Wujudkan Generasi Indonesia Unggul, Cegah Stunting dengan Sumber Pangan Lokal Bergizi.'
"Stunting itu adalah bentuk kekurangan gizi kronis yang secara fisik memiliki tinggi badan dibawah standar pertumbuhan anak normal. Stunting dapat terjadi pada saat mulai janin dalam kandungan dan baru nampak pada saat anak berusia dua tahun," ucap Arif.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, penyebab stunting adalah kurangnya asupan nutrisi pada anak. Selain itu, faktor geografis, akses terhadap pelayanan kesehatan serta rendahnya pengetahuan ibu menjadi pemicu kondisi stunting pada anak-anak.
Fakta pengetahuan masyarakat yang rendah terlihat dari banyaknya kasus gizi buruk akibat kesalahan orang tua memberi asupan makanan pada anak.
Di tengah kemajuan teknologi, arus informasi diterima masyarakat tanpa filter. Masyarakat juga setiap saat terpapar iklan yang belum teruji kebenarannya.
"Jika tidak dibekali dengan pengetahuan yang tepat, maka masyarakat akan menjadi konsumen tanpa mengetahui baik buruk produk yang dikonsumsinya," ucapnya.
Penulis : Zalfirega
Editor : Wak JK