news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kapal Pengangkut Sembako dari Jambi ke Dabo Singkep Ditahan, Apa Dampaknya?

Konten Media Partner
20 Juni 2021 13:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal muatan sembako ditahan. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kapal muatan sembako ditahan. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Sejumlah kapal kayu bermuatan sembako dari Jambi menuju Tanjung Jabung Timur, Jambi dan Dabo Singkep, Kepulauan Riau dikabarkan ditahan Syahbandar di Pelabuhan Pasir Kota Jambi.
ADVERTISEMENT
Menurut informasi yang diperoleh kepripedia, setidaknya ada 8 kapal yang ditahan pihak Syahbandar dengan alasan kurangnya dokumen pelayaran berupa buku pelaut.
“Kurang lebih dua minggu ditahan karena masalah dokumen kapal. Sebenarnya dokumen kapal kita sudah lengkap cuma kendalanya disini buku pelaut,” ujar pemilik salah satu kapal, Basri seperti dilansir oleh ampar.id, Sabtu (19/6).
Basri menerangkan, kapalnya yang memuat sembako untuk kebutuhan masyarakat Kabupaten Lingga itu sudah 20 hari ditahan di tepi Sungai Batanghari. Ia berharap ada kebijakan pemerintah, agar bisa memberangkatkan semua kapal, karena dokumen masih dalam pengurusan.
Selain itu, menurutnya peraturan tersebut baru diterapkan sehingga pihaknya baru mengetahui hal tersebut. Sementara itu, ia juga khawatir sembako yang dibawa justru menjadi rusak karena terlalu lama di kapal.
ADVERTISEMENT

Dampak Ekonomi ke Kabupaten Lingga

Tertahannya kapal yang membawa sembako tersebut dikhawatirkan turut berdampak pada kenaikan harga di Dabo Singkep, Kabupaten Lingga.
Menanggapi itu, Wakil Bupati Lingga, Neko Wesha Pawelloy, mengaku jika akan ikut menjalin komunikasi dengan pihak-pihak terkait. Menurutnya, terhentinya distribusi dikhawatirkan akan terjadi lonjakan harga barang khususnya di wilayah Dabo Singkep, yang sebagian besar mengandalkan pasokan barang-barang dari kapal Jambi tersebut.
"Kita sudah mendapati informasi tersebut, dan saat ini kami dengan segala kewenangan yang ada akan berupaya menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, agar kapal tersebut dapat kembali berlayar," ujar Neko, Minggu (20/6)
Menurutnya pula, kapal-kapal yang tertahan tersebut tidak saja memuat kebutuhan pokok, namun beberapa produk makanan ringan dan barang-barang kelontong dari Pulau Jawa juga turut dikirim melalui kapal kayu tersebut. Umumnya barang yang dibawa kemudian didistribusikan ke wilayah Kabupaten Lingga, bahkan wilayah Kepulauan Riau.
ADVERTISEMENT
"Saat ini memang ada Kapal rol on rol off (roro) yang sudah beroperasi kembali, namun tentunya tidak semuanya dapat terangkut dengan kapal roro sehingga masih banyak juga yang menggunakan kapal kayu," paparnya.
Lebih jauh, Neko menyebutkan dampak tertahannya kapal motor itu turut menunda pengirimanhasil pertanian dan perkebunan dari Kabupaten Lingga ke wilayah Jambi yang selama ini menjadi salah satu pasar berbagai hasil bumi yang ada di Kabupaten Lingga.
"Jadi bukan hanya barang dari Jambi, tapi juga hasil-hasil bumi kita seperti karet dan bahan-bahan lainnya yang biasa di kirim ke Jambi untuk dijual juga akan terhambat, dan otomatis mematikan perputaran ekonomi kita disini juga," ujarnya.
Tapi menurutnya apapun kebijakan yang diambil petugas tersebut, tentunya merupakan kebaikan bersama. Mengingat kebijakan tersebut juga penting setelah melihat ke belakang adanya kecelakan laut yang dialami KM Wicly Jaya Sakti dan memakan 8 orang korban meninggal beberapa waktu lalu
ADVERTISEMENT
"Tentunya kita mendukung kebijakan tersebut, hanya saja kita ingin segala administrasi dapat dipercepat dan dipermudah namun tetap mengikuti prosedur yang ada," sebutnya.