news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kadis Pariwisata Kepri Sayangkan Perubahan Status Bandara RHF Menjadi Domestik

Konten Media Partner
8 September 2020 11:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepri, Buralimar. Foto: Ismail/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepri, Buralimar. Foto: Ismail/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepri, Buralimar, sangat menyayangkan apabila Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang diturunkan kelasnya hanya melayani penerbangan domestik.
ADVERTISEMENT
Hal itu tentu akan merugikan pariwisata di Provinsi Kepri kedepan. Mengingat, Kepri merupakan peringkat kedua Wisatawan Mancanegara (Wisman) terbanyak setelah Bali.
"Artinya, walaupun saat ini memang belum maksimal kelas internasional itu, tapi kedepan pasti sangat bermanfaat. Terlebih, target wisman di Kepri terus meningkat," ucapnya, Senin (7/9).
Ia juga menegaskan, tidak ada yang dirugikan dengan status internasional yang disandang Bandara RHF Tanjungpinang saat ini. Artinya, tidak ada uang yang harus dikeluarkan untuk status tersebut.
Lagipula, menurut Buralimar, keberlangsungan pariwisata Kepri kedepan sangat membutuhkan keberadaan bandara internasional. Sehingga tidak hanya bertumpu di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam.
“Pada sisi lainnya pembangunan Bandara Busung, Bintan juga belum ada kepastiannya," katanya.
Oleh karena itu, ia mengharapkan, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengurungkan rencana merubah status Bandara RHF dari internasional menjadi domestik.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kepri, Rudi Chua, menerangkan wilayah Kepri ini rentang kendalinya terpisah oleh laut. Sehingga apabila penerbangan internasional harus dipusatkan di Batam, tentu ini menjadi persoalan. Karena pulau Batam dan Pulau Bintan tidak berada di dalam satu mainland. Terkecuali sudah ada Jembatan Batam-Bintan yang bisa menjadi akses.
“Tidak ada ruginya, menyandang status Bandara Internasional. Meskipun pada prosesnya masih belum begitu aktif jalur penerbangan yang tersedia. Karena kedepan Kepri akan membutuhkan itu. Maka dari itu, sebaiknya predikat yang sudah ada harus dipertahankan," tegas Politisi Partai Hanura itu.