Infografis: 3 Calon Nama Stadion Dompak

Konten Media Partner
13 Maret 2020 8:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stadion di Pulau Dompak telah selesai dikerjakan tahap pertama. Foto: Ismail/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Stadion di Pulau Dompak telah selesai dikerjakan tahap pertama. Foto: Ismail/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepulauan Riau telah mengusulkan tiga nama yang akan dijadikakan sebagai nama Stadiun Pulau Dompak. Ketiga nama tersebut yakni, Biram Dewa, Arung Birawa dan Sri Tri Buana.
ADVERTISEMENT
Ketua LAM Kepri Abdul Razak mengutarakan, ketiga nama yang diusulkan itu berasal dari nama tempat dan tokoh pahlawan Melayu.
"Pemprov Kepri meminta rekomendasi nama Stadiun Dompak. Tiga nama itulah yang kami usulkan," ucapnya, Rabu (11/3) lalu.
Ketiga nama yang diusulkan itu, lanjut Razak, akan dipilih oleh pihak Pemprov Kepri sebagai nama yang akan diberikan pada Stadiun Pulau Dompak saat peresmiannya nanti.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kepri, Maifrizon mengungkapkan, peresmian Stadion Dompak akan dilaksanakan pada 7 April mendatang.
"Peresmian nanti juga sekalian akan diumumkan nama Stadiun Dompak," ujarnya.
Disamping itu, Maifrizon menambahkan, peresmian Stadiun Dompak juga disejalankan dengan pembukaan Kejurnas PPLP se-Indonesia. Dimana, Kepri menjadi tuan rumah dalam turnamen bergengsi tersebut.

Makna Dari Tiga Nama Usulan LAM

Budayawan Provinsi Kepulauan Riau, Abdul Malik menjelaskan, ketiga bakal nama yang menjadi opsi untuk stadion Dompak itu merupakan nama-nama tokoh pahlawan melayu dan bugis serta nama pulau.
ADVERTISEMENT
Dimulai dari Biram Dewa. Dijelaskannya, Biram Dewa merupakan nama pulau yang di kawasan Sungai Carang tempat dimana Raja Haji Fisabilillah mendirikan istana yang sangat megah. Istana tersebut melambangkan kemakmuran pada zaman Kesultanan Johor Pahang Riau Lingga pada tahun 1700-an.
"Kalau Istanda Sultan Mahmud di Kota Rebah, Raja Haji di Pulau Biram Dewa. Istana itu melambangkan kemakmuran Sultan Mahmud dengan Raja Haji (Fisabilillah)," ujarnya, Kamis (12/3).
Kemudian, Arung Birawa. Berbeda dengan Biram Dewa yang merupakan nama pulau, Arung Birawa merupakan nama seorang tokoh pahlawan asal Bugis. Yang paling dikenal saat beliau memimpin perang melawan Belanda pada 1820.
Selain itu, lanjut Malik, tokoh Bugis ini bahkan yang memiliki inisiatif meminta pemindahan perkampungan Bugis yang dulunya di kawasan Jalan Teuku Mar tepatnya yang saat ini menjadi sekolah Bintan. Lalu, dipindahkan ke Senggarang atau yang kita ketahui sekarang ini dengan nama tempat Kampung Bugis.
ADVERTISEMENT
"Intinya, Arung Birawa ini adalah tokoh Bugis yang gagah berani melawan Belanda," jelasnya.
Terkahir, Sri Tri Buana. Dekan FKIP UMRAH ini menjelaskan, Sri Tri Buana merupakan nenek moyang orang Melayu. Ia juga dikenal dengan nama Sangka Purba.
Pada abad ke-12 dulu, ia turun dari Bukit Siguntang Mahameru di Palembang ke Kerajaan Bintan.
Kala itu, Kerajaan Bintan dipimpin oleh seorang Sultan perempuan, Wan Sri Beni (yang kini menjadi nama aula Kantor Gubernur Kepri,red). Ia memiliki anak perempuan bernama Putri Bintan yang kemudian dinikahkan dengan Sri Tri Buana.
"Setelah menikah, lalu Sri Tri Buana ini menggantikan mertuanya memimpin Kerajaan Bintan. Hingga pada abad ke-13, ia memindahkan pusat pemerintahannya ke Singapura," terang Malik.
ADVERTISEMENT