Dosen FKIP UMRAH Tanjungpinang Berhasil Ciptakan Cairan Pembersih Tangan

Konten Media Partner
19 Maret 2020 9:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses penelitian para dosen Pendidikan Kimia FKIP UMRAH Tanjungpinang. Foto: Dok. UMRAH
zoom-in-whitePerbesar
Proses penelitian para dosen Pendidikan Kimia FKIP UMRAH Tanjungpinang. Foto: Dok. UMRAH
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekelompok dosen Program Studi Pendidikan Kimia dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji (FKIP UMRAH) Tanjungpinang berhasil menciptakan cairan pembersih tangan.
ADVERTISEMENT
Cairan ini diyakini mampu menjadi salah satu alternatif untuk antisipasi dan proteksi dari tertularnya virus corona atau COVID-19.
Dekan FKIP UMRAH, Abdul Malik, melalui keterangan resmi yang diterima kepripedia, Rabu (13/3) mengatakan penelitian tersebut sebenanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di kampus. Akan tetapi, hasilnya kemudian dapat dikembangkan untuk kebutuhan masyarakat luas.
Hal itu disampaikannya mengingat sejak mewabahnya COVID-19, cairan pembersih tangan sudah mulai sulit didapatkan serta dengan harga yang lumayan tinggi.
Malik menyebutkan, FKIP UMRAH siap bekerja sama dengan organisasi kemasyarakatan dan kemanusiaan agar hasil temuan tersebut dapat dibagikan secara gratis ke masyarakat umum.
"Kita butuhkan bahan dasar, yang sulit diperoleh di pasar. Dosen-dosen kami siap berbagi pengetahuan, dan mengabsi untuk kepentingan masyarakat," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Para dosen yang kompeten di bidang kimia itu, lanjut Malik, sudah bekerja keras sejak tiga hari lalu. Mereka berusaha menciptakan cairan pembersih tangan sesuai dengan prosedur dan standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Hasilnya hari ini, (Rabu 13/3) berhasil ciptakan 20 liter. Besok mudah-mudahan mencapai 50 liter," ujarnya.
Proses penelitian para dosen Pendidikan Kimia FKIP UMRAH Tanjungpinang. Foto: Dok. UMRAH
Sementara itu Ketua Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UMRAH, Fitriah Khairunnisa, mengaku pihaknya siap untuk memproduksi cairan tersebut lebih banyak.
Ia mengungkapkan jika bahan dasar yang digunakan tidak banyak, seperti etanol, gliserol, hidrogen peroksisa dan air steril.
Sayangnya, menurut dia sejumlah bahan seperti etanol dan gliserin kini sedikit sulit untuk didapat di pasaran. Sementara untuk gliserin bisa diganti dengan tanaman lidah buaya, namun juga sudah sulit ditemukan.
ADVERTISEMENT
"Kami menerapkan prosedur kerja sesuai ketentuan BPOM sehingga lebih aman dipergunakan masyarakat," ungkapnya.
Ia menerangkan bahwa pembuatan cairan pembersih tangan tersebut butuh keahlian khusus, karena bahan yang digunakan mayoritas zat kimia. Kata dia, campuran zat kimia harus tepat sehingga tidak menimbulkan efek lain bagi penggunanya.
Disebutkan, seperti etanol dengan kadar yang tinggi dapat menyebabkan kulit kering dan mudah luka, sehingga ditambahkan H202 (hidrogen peroksida) sebagai pencegah infeksi luka, dan gliserin atau aloevera sebagai pelembabnya.
Sedangkan teknis pelaksanaan, jelas Khorunnisa, bahan tersebut harus dikerjakan di lemari asam, yang hanya ada di laboratorium.
"H202 penting dalam racikan ini, karena memang yang diberikan WHO sudah sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. H202 ini juga berfungsi mencegah infeksi kulit," jelasnya.
ADVERTISEMENT