Dipicu Gagal Panen, Harga Cabai Rawit di Karimun Naik

Konten Media Partner
20 Januari 2021 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah seorang pedagang di pasar Puan Maimun, Karimun. Foto: Khairul S/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Salah seorang pedagang di pasar Puan Maimun, Karimun. Foto: Khairul S/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Harga komoditas cabai rawit di Karimun, Kepulauan Riau, saat ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Bahkan, hingga mencapai 100 persen. Kondisi ini dipicu minimnya pasokan dari daerah penghasil akibat terjadinya gagal panen.
ADVERTISEMENT
Saat ini cabai rawit dijual dengan harga Rp 90 ribu per kilogram. Padahal, jika dalam kondisi normal, harga kebutuhan pokok yang satu ini hanya berkisar Rp 40 ribu per kilogramnya.
"Kenaikan itu lantaran stoknya kami juga menipis. Kita ambil dari distributor saja sudah mahal," ungkap salah seorang pedagang di pasar Puan Maimun, Anton, Selasa (19/1).
Dia mengungkapkan, selain komoditas cabai rawit, sejumlah kebutuhan pokok lainnya juga mengalami kenaikan cukup tinggi akibat gagal panen.
"Kalau cabai merah masih Rp 60 ribu. Sayur-sayuran juga alami kenaikan, ya ini dikarenakan faktor cuaca yang berakibat gagal panen," ucapnya.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM dan ESDM Kabupaten Karimun Muhammad Yosli mengungkapkan, kondisi ini lantaran minimnya pasokan dari daerah penghasil, yakni Sumatera dan Jawa.
ADVERTISEMENT
"Cabai rawit paling tinggi sampai Rp.90 ribu hingga Rp 100 ribu. Ini karena pasokan kita minim," jelas Yosli, Rabu (19/1).
Atas kondisi tersebut, kata dia, pihaknya telah melakukan upaya pendekatan bersama petani lokal untuk dapat memasok kebutuhan cabai di Kabupaten Karimun.
"Kita telah berkoordinasi bersama Dinas Pertanian, supaya petani- petani unggulan dan dalam bimbingan mereka yang menanam cabe untuk dapat dijual di Karimun dulu, jangan keluar daerah," terangnya.