Cerita Dokter Umum di Batam, Diselimuti Khawatir Bergelut dengan COVID-19

Konten Media Partner
24 Agustus 2021 13:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr Mugia Ramadhan. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
dr Mugia Ramadhan. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
Sudah hampir dua tahun virus corona merebak di Indonesia, termasuk Kota Batam, Kepulauan Riau. Kondisi di mana  membuat orang terpaksa  mengubah dan beradaptasi dengan pola hidup baru.
ADVERTISEMENT
Sebagai ujung tombak penanganan virus corona di Batam, ada kisah di balik suka duka dari seorang dokter umum.
Dia bernama Mugia Ramadhan. Dokter yang juga dipercaya sebagai Kepala Seksi (Kasi) penunjang Medik RS. Soedarsono Dharmosoewito, Batam.
Kepada kepripedia, Mugia sedikit berkisah. Dalam bertugas sehari-hari melayani pasien di masa pandemi ini, hal wajar diselimuti khawatir dalam memberikan pelayanan.
Pasalnya, tak sedikit orang yang terpapar virus corona tidak menunjukkan gejala. Apalagi beberapa pasien enggan memberikan informasi detil ke para medis keluhan yang dirasakannya.
"Terkadang, saat kita melayani pasien datang mengeluhkan sesak nafas atau yang lain. Padahal yang bersangkutan selama ini terpapar virus corona. Nah, ini yang resiko dari kita," ceritanya (24/8)
Selama bertugas, kata dia, pelayanan terhadap pasien menjadi prioritas utama dirinya. Tak pernah ada pembedaan antara pasien umum atau lainnya.
ADVERTISEMENT
Walau kekhawatiran terhadap penularan tak bisa dikesampingkan, tapi dirinya berusaha memberikan penanganan terbaik.
"Kami para dokter telah mewakafkan diri kami di tengah situasi sulit ini. Artinya, pasien manapun akan dilayani maksimal dan tanpa membedakan," ucapnya.
Ia mengungkapkan, sebagai seorang dokter yang memiliki seorang balita di rumah, rasa khawatir tertular selalu menghantuinya. Hal yang tak mudah untuk dikesampingkan selama bertugas. Sebab, balita itu adalah anak pertamanya dan baru saja lahir beberapa bulan lalu.
Oleh sebab itu, selama memeriksa pasien, Alat Pelindung Diri (APD) lengkap menjadi senjata utamanya agar mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Tiba di rumah pun saya langsung mandi. Selama bertugas, masker dan hand sanitizer menjadi hal yang tak boleh dilewatkan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, ia menyebutkan dalam penanganan virus corona seharusnya menjadi atensi seluruh pihak. Tak hanya pemerintah, tapi juga masyarakat secara keseluruhan.
"Di situasi sulit ini, kita harus bergotong royong agar semua pulih kembali," bebernya.
Oleh karena itu, ia berharap di tengah pandemi COVID-19 agar semua pihak dapat melaksanakan protokol kesehatan. Setidaknya hal itu turut membantu dalam menangani COVID-19.
“Ini kerja besar pahlawannya adalah seluruh warga yang disiplin 6 M. banyak sekali pihak yang membantu penanganan COVID,"
"Pada intinya, kita bersama saling jaga. Bergotong royong agar badai virus ini cepat berlalu," tutup dia.