news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Banyak Pedagang di Batam Tolak Rapid Test karena Takut Suntik

Konten Media Partner
17 Juli 2020 18:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapid test di salah satu pasar di Batam. Foto: Rega/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Rapid test di salah satu pasar di Batam. Foto: Rega/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Penyisiran Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Kota Batam ke sejumlah pedagang menyisakan sejumlah cerita. Di antaranya banyak pedagang yang menolak rapid test dikarenakan takut suntik.
ADVERTISEMENT
Cerita ini pun diutarakan Rudi Sakyakirti, selaku Koordinator Tim Gugus Tugas di Kecamatan Batu Aji. Sayangnya, Rudi juga tak mengetahui alasan di balik para pedagang takut suntik.
"Awalnya ada pedagang yang menolak untuk dilakukan rapid test mereka menolak karena takut disuntik dan terpapar wabah virus corona." ujar Rudi bercerita saat pertama kali turun ke lapangan untuk lakukan rapid test masal pada pedagang pasar kaget maupun tradisional, Jumat (17/7).
Saat itu, lanjut pria yang juga menjabat Kepala Dinas Ketenagakerjaaan (Disnaker) Batam ini, tim berupaya memberikan pemahaman (edukasi) pada setiap pedagang, bahwa rapid test dilakukan untuk mengambil sampel darah.
"Sampel darah tersebut diteteskan pada alat uji rapid test COVID-19 yang tersedia bersama cairan penanda antibodi. Hasilnya akan diketahui apa non reaktif atau reaktif. Akhirnya warga paham dan mau jalani rapid test," terang Rudi.
ADVERTISEMENT
"Tujuan dilakukan rapit test pada pedagang oleh Pemerintah guna mencegah penyebaran virus tersebut lebih lanjut," tambahnya.
Rudi tak memungkiri, hasil penyisiran dengan menggelar rapid test massal itu pun menunjukkan adanya sejumlah pedagang yang reaktif COVID-19.
Dari sana, petugas kesehatan langsung memberikan pemahaman kepada yang bersangkutan bahwa ada gejala COVID-19 melalui tes cepat itu.
"Yang bersangkutan (reaktif) harus jalani karantina dan dilakukan uji swab tenggorokan. Nah, di sana hasilnya tahu positif atau negatif," imbuhnya.
Rudi menyebut, terakhir Gugus Tugas melakukan penyisiran di pasar tradisional di kawasan Fanindo. Semua pedagang menjalani rapid test dan terdapat dua orang yang hasilnya reaktif. Kemudian dilakukan tahapan selanjutnya seperti yang ditetapkan.
Diketahui, 2 pedagang itu melalui PCR dinyatakan positif COVID-19, tercatat sebagai kasus nomor 253 dan 254.
ADVERTISEMENT

Cerita Bertugas di Gugus Tugas

Rudi menambahkan, dalam melaksanakan tugas kurang lebih tiga bulan dengan resiko besar itu awalnya membuat cemas. Terutama ketika pulang ke rumah, takut membawa virus dan menyebar pada anak dan istri.
"Saya baru habis tugas itu pulang ke rumah langsung mandi dan bersihkan badan baju yang dipakai langsung masuk ke mesin cuci. Karena apa? takut ada yang nempel. Bahkan istri saya tak mau tidur bareng waktu itu ya," kenang Rudi dengan tertawa.
Setelah dijalani ternyata ada hikmah yang diambil, biasa mandi dua kali dalam satu hari, sekarang bisa empat atau tiga dalam sehari.
"Ini lah tatanan kehidupan baru di masa pandemi. Kuncinya hanya satu, selalu patuhi protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari." pungkas Rudi.
ADVERTISEMENT
Rapid test di Pasar TOS 3000 Batam. Foto: Istimewa

Pedagang di Batam Akan Kembali Rapid Test

Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Kesehatan kembali akan melakukan uji cepat / RDT massal di beberapa pasar kawasan Batuaji dan Sagulung.
“Kita ada rencana melakukan RDT pedagang di pasar wilayah Batuaji dan Sagulung. Jadwal sedang kita susun,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi beberapa waktu lalu melalui Media Center.
Pelaksanaan RDT ini, sambungnya, akan melibatkan puskesmas di wilayah setempat. Ada empat puskesmas yang berlokasi di Kecamatan Sagulung dan Batuaji. Yaitu Puskesmas Tanjunguncang, Puskesmas Batuaji, Puskesmas Sei Langkai, dan Puskesmas Sei Lekop.
“Kita serahkan ke masing-masing Puskesmas untuk pelaksanaannya nanti,” kata mantan Direktur RSUP Kepri itu.
Menurut Didi, rencana ini juga untuk menjawab keresahan masyarkat setempat. Setelah beberapa waktu lalu, dua orang pedagang di Pasar Fanindo dinyatakan positif COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Karena banyak masyarakat yang meminta agar pedagang di pasar lain juga dites, maka kita jadwalkan RDT untuk pedagang pasar lainnya di dua kecamatan ini,” ujar Didi.