Apindo Tentang Resesi di Batam: Ledakan Pengangguran di Triwulan III dan IV

Konten Media Partner
26 September 2020 10:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mata uang rupiah. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata uang rupiah. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam menyebutkan bahwa Kota Batam telah memasuki resesi. Apindo berkaca pada pertumbuhan ekonomi sejak triwulan II yang dinilai definisi alias minus.
ADVERTISEMENT
"Jika pertumbuhan ekonomi minus dalam dua periode berturut turut itulah yang disebut resesi. Ekonomi Batam dan Kepri di triwulan I dan II tahun 2020 pertumbuhannya minus jika memakai data kuartalan," kata ketua Apindo Kota Batam, Rafki Rasyid, kepada kepripedia, Jumat (25/9).
Jika ini terus berlangsung, dia memperkirakan akan terjadi lonjakan angka pengangguran pada triwulan yang akan datang akibat dari resesi yang terjadi.
"Kita harus bersiap dengan akan terjadinya ledakan pengangguran di triwulan III dan IV ini karena resesi yang terjadi," ungkapnya
Menurut dia, penurunan ekonomi di masa pandemi berbagai faktor yang terdampak sehingga untuk membangkitkan kembali semua lapisan dapat bertanggung jawab.
"Semua elemen-elemen wajib terlibat dalam disiplin menerapkan protokol kesehatan sehingga angka penularan COVID-19 dapat ditekan.
ADVERTISEMENT
"Seharusnya, kita sudah mulai bisa tumbuh di triwulan III dan IV tahun ini. Namun, tingkat penularan virus terus meningkat sehingga ekonomi juga berjalan tertatih tatih," tambah dia.
Tingginya tingkat pengangguran kemudian akan berdampak pada naiknya angka kemiskinan. Nah, disini lah peran pemerintah harus lebih banyak lagi menyiapkan bantuan sosial baik langsung maupun tidak langsung untuk membantu masyarakat agar tidak banyak yang jatuh ke jurang kemiskinan.
"Kita sarankan juga agar pemerintah tetap mendorong sektor manufaktur yang terbukti masih bisa terus tumbuh di tengah Pandemi ini," bebernya.
Dia menambahkan, bahwa kebijakan pemerintah yang saat ini diharapkan dapat tidak menghambat aktivitas laju ekonomi.
Seperti misalnya Batam tidak diterapkan PSBB karena akan berdampak buruk bagi perekonomian di Batam. Untuk menekan penularan COVID-19 pemerintah harus mencari jalan lain selain PSBB untuk menekan penularan virus corona.
ADVERTISEMENT
Dia mencontohkan dengan cara melakukan test swab masal untuk kelompok masyarakat yang beresiko bahkan bisa juga dengan mengaktifkan kembali RT/RW untuk menjaga pemukimannya dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Bisa juga dengan menyiapkan banyak petugas untuk mencegah terjadinya keramaian dan melakukan razia protokol kesehatan. Dengan begitu PSBB tidak perlu diterapkan di Batam," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu memastikan Indonesia masuk ke jurang resesi tahun ini. Bahkan menurutnya, perlambatan ekonomi sebenarnya sudah terlihat di awal tahun ini.
Menurut dia, definisi resesi sebenarnya tak semudah dilihat hanya dalam dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi mengalami negatif. Perlambatan kegiatan ekonomi dalam waktu lama juga bisa dikatakan resesi.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa tahun ini sekitar 5 persen. Namun di kuartal I 2020 pertumbuhannya melambat 2,97 persen dan anjlok menjadi minus 5,32 persen di kuartal II.
Untuk kuartal III, Febrio memproyeksi perekonomian akan kembali minus 2,9 persen hingga 1 persen. Sehingga menurutnya, Indonesia sudah mengalami resesi.
“Kalau dilihat di kuartal I melambat di bawah 5 persen, kuartal II apalagi, dalam sekali. Kuartal III expect di kisaran minus 2,9 persen dan minus 1 persen, berarti sudah resesi, sudah perpanjangan perlambatan ekonomi kita,” ujar Febrio dalam webinar BKF, Jumat (25/9) seperti dikutip dari kumparanBISNIS.