Antisipasi Varian Baru COVID-19, Ahli: Kuatkan Isolasi Mandiri Basis Lingkungan

Konten Media Partner
11 September 2021 20:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers HAKLi secara virtual pada Sabtu (11/9). Foto: Zalfirega/kepripedia.com.
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers HAKLi secara virtual pada Sabtu (11/9). Foto: Zalfirega/kepripedia.com.
ADVERTISEMENT
Kasus COVID-19 di tanah air mulai menunjukkan tren penurunan. Namun, sejumlah ahli berpendapat ada kemungkinan munculnya varian baru dan kasus tanpa gejala yang lebih menular.
ADVERTISEMENT
Justru, penularan yang tinggi dalam suatu wabah  COVID-19 ini perlu menjadi perhatian khusus.
Seperti yang disampaikan Ketua Umum Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), Prof Arif Sumantri.
Keterbatasan fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan memicu kebutuhan upaya isolasi mandiri bagi masyarakat. Itu merupakan salah satu cara dalam pengelolaan kasus dan pencegahan penularan COVID-19.
"Limbah infeksius dari isolasi mandiri perlu menjadi perhatian khusus yang sangat erat kaitannya dengan potensi penularan," ungkap Prof Arif Sumantri, dalam acara virtual yang diikuti kepripedia, Sabtu (11/9).
Ia melanjutkan, HAKLI bersama dengan para ahli telah melakukan pemetaan kesehatan lingkungan pada masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di Jawa dan Bali hingga Sumatera.
Pemetaan tersebut bertujuan untuk menganalisis kesiapan satuan tugas COVID-19, dalam pengelolaan kesehatan lingkungan lintas sektor, pemberdayaan masyarakat, dan penyelenggaraan pelatihan terkait.
ADVERTISEMENT
Pemetaan itu dilakukan melalui kuesioner yang diisi oleh tenaga sanitasi lingkungan di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Pulau Jawa dan Bali dari tanggal 2 Agustus 2021 hingga 15 Agustus 2021.
"Kuesioner diisi oleh 2.095 tenaga Sanitasi lingkungan dari 3.730 Puskesmas yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali," bebernya.
Menurutnya ada lima poin penting dalam mencegah penanganan virus corona di fase yang baru ini.
Pertama melalui monitoring dan evaluasi setiap kasus terkonfirmasi COVID-19 dalam melaksanakan isolasi mandiri sesuai dengan aspek-aspek isolasi dan tidak lengah dengan penurunan kasus.
Kemudian kedua, pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan pengelolaan limbah isoman dan pemulasaraan jenazah isolasi mandiri pada seluruh satuan tugas COVID-19 di lini masyarakat serta penyediaan sarana yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Ketiga, menumbuhkan New Normal Paradigm dalam penerapan protokol kesehatan serta perilaku hidup bersih dan sehat pada setiap kebijakan, peraturan, produk hukum, operasional dari penyelenggaraan pelayanan oleh pemerintah pada masyarakat.
"Keempat perlu adanya pedoman yang memberikan arah dan panduan dalam penerapan kesehatan lingkungan untuk penanggulangan COVID-19 pada isolasi mandiri," paparnya.
Sedangkan yang kelima, yakni akselerasi pemenuhan kebutuhan Tenaga Sanitasi Lingkungan dalam upaya inisiasi sektor hulu, yaitu promotif dan preventif pada pelayanan kesehatan primer untuk menguatkan kegiatan kultur terstruktur kesehatan lingkungan.
Sementara itu, anggota Departemen Komunikasi dan Media Informasi PP HAKLI, Asep Zainal, menambahkan refleksi dan antisipasi pencegahan virus corona fase tiga ini yang berbasis lingkungan.
"Jadi kegiatan ini sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus corona di lingkungan kita yang diikuti oleh setiap daerah di tanah air," tutup Kepala Bapelkes Semarang itu.
ADVERTISEMENT