Potensi Bakteri Indigenous sebagai Agen Bioremediasi Logam Berat

Vella Rohmayani
Pengajar di Prodi S.Tr TLM FIK UMSurabaya, pengurus MTCC UM Surabaya, anggota Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur dan sebagai anggota PUSAD (Studi Anti Korupsi dan Demokrasi) di UMSurabaya
Konten dari Pengguna
10 Juni 2023 20:59 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vella Rohmayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perairan mangrove, dokumentasi by pixels.com
zoom-in-whitePerbesar
Perairan mangrove, dokumentasi by pixels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengolahan sumber daya alam menjadi suatu produk, ternyata menghasilkan berbagai senyawa sampingan yang bersifat toksik baik bagi lingkungan maupun mahluk hidup. Salah satu senyawa berbahaya yang dihasilkan dari proses tersebut adalah logam berat. Logam berat menjadi salah satu sumber bahan pencemar karena bersifat non-degradable, dapat terakumulasi dan mengendap di dasar perairan.
ADVERTISEMENT
Logam berat yang mencemari lingkungan dapat dinetralisir menggunakan Bakteri Indigenous. Adapun bakteri yang berpotensi menjadi agen bioremediasi adalah bakteri Pseudomonas sp.
Bahaya Pencemaran Logam Berat
Perkembangan teknologi dan kemajuan sektor industri memang berperan penting pada terjadinya peningkatan ekonomi nasioanal, namun juga dapat berdampak negatif pada kestabilan lingkungan hidup. Karena terjadinya eksploitasi secara luas terhadap sumber daya alam, akan menghasilkan berbagai senyawa sampingan yang bersifat toksik terhadap lingkungan dan makhluk hidup.
Senyawa sampingan tersebut berupa limbah yang dihasilkan baik dalam bentuk padat, cair dan gas. Salah satu limbah toksik adalah logam berat.
Logam berat yang menumpuk dalam tubuh dapat memicu terjadinya penyakit kanker. Adapun jenis logam berat yang bersifat toksik pada manusia adalah arsen (As), kadmium (Cd), timbal (Pb), tembaga (Cu) dan air raksa (Hg)
ADVERTISEMENT
Logam berat dapat mencemari wilayah perairan, daratan maupun udara. Logam berat menjadi salah satu sumber bahan pencemar, karena bersifat non-degradable dan dapat terakumulasi pada lingkungan.
Pada wilayah perairan logam berat biasanya akan mengendap di dasar perairan membentuk senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik secara adsorbsi dan kombinasi.
Proses akumulasi logam berat yang berlangsung secara kontinyu dan dalam jangka waktu yang panjang akan merusak kestabilan rantai makanan. Bagi konsumen yang mengkonsumsi tumbuhan maupun hewan yang mengandung logam berat, maka tubuhnya akan mengakumulasi kandungan logam berat yang terkandung dalam makanannya.
Salah satu senyawa logam berat yang memiliki sifat toksik yang tinggi yaitu tembaga (Cu) dan air raksa (Hg).
Logam Cu termasuk jenis logam berat yang bersifat esensial bagi makhluk hidup, namun akibat perkembangan industri yang pesat menjadikan logam tersebut berlimpah dan meningkatkan toksisitasnya terhadap lingkungan dan makhluk hidup. Begitupun dengan logam Hg yang termasuk ke dalam golongan logam yang paling berbahaya bagi makhluk hidup karena mudah diserap dan mampu menghambat kinerja enzim serta merusak sel.
ADVERTISEMENT
Potensi Bakteri Indegenous
Jenis logam tersebut banyak ditemukan di lingkungan perairan dan lahan basah seperti lahan mangrove. Berbagai metode remediasi lahan telah dipergunakan untuk mengurangi kadar logam berat dari lingkungan seperti remediasi fisik (isolasi dan pewadahan ke suatu tempat cemaran), remediasi kimia (solidifikasi dan ekstrasi kimia) dan remediasi biologi (biofilter, bioventing, fitoremediasi, bioremediasi). Namun metode yang aman dan efektif dalam proses revitalisasi lahan tercemar adalah dengan menggunakan bakteri indigenous yang mampu mengarbsorpsi dan mengurai logam, dan jenis bakteri ini paling berlimpah ditemukan di daerah sedimen mangrove.
Salah satu bakteri yang telah berpotensi sebagai agen bioremediasi adalah Pseudomonas sp. Berdasarkan penelitian hibah Risetmu yang dilakukan oleh Dosen UM Surabaya atas nama Rohmayani dkk (2022) didapatkan Isolat bakteri yang diperoleh dari sedimen mangrove Desa Sawohan Kecamatan Buduran Sidoarjo memiliki kemampuan reduksi logam berat Cu dan Hg yang tergolong tinggi dengan rata-rata daya reduksi diatas 60%, namun isolat dengan kelompok Pseudomonas aeruginosa, dengan karakteristik Gram negatif, bentuk basil, non-motil, katalase positif, oksidase positif, bersifat motil, manitol positif, Sitrat positif, dan arginin positif.
ADVERTISEMENT