Pura Luhur Uluwatu, Kolaborasi Keindahan Dari Alam dan Agama Hindu

Konten Media Partner
31 Desember 2019 12:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para turis lokal hingga mancanegara mengabadikan momen ketika berada di Pura Luhu Uluwatu | Photo by Charles/Karja
zoom-in-whitePerbesar
Para turis lokal hingga mancanegara mengabadikan momen ketika berada di Pura Luhu Uluwatu | Photo by Charles/Karja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bali merupakan salah satu surga dunia bagi para wisatawan di seluruh dunia. Keindahan alamnya benar-benar membuat banyak orang takjub.
ADVERTISEMENT
Pada musim liburan kali ini, Karja berkesempatan untuk mengunjungi Pulau Dewata, julukan Bali. Tempat wisata yang kali ini akan diulas adalah Pura Luhur Uluwatu.
Salah satu sudut pemandangan di Pura Luhur Uluwatu | Photo by Charles/Karja
Pura ini berada di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Badu. Letak Pura ini langsung berada di sisi cliff (karang terjal) dengan desiran hempasan ombak yang menabrak karang hingga memberikan sensasi ketenangan yang luar biasa ketika menutup mata sejenak.
Kolaborasi keindahan yang sangat sempurna: keindahan alam dari Tuhan Yang Maha Esa dengan Pura, rumah ibadah pemeluk Agama Hindu yang berestetika tinggi nan suci.
Sebelum masuk, para wisatawan wajib membeli tiket masuk seharga Rp 30 ribu untuk wisatawan domestik dan Rp 50 ribu untuk wisatawan mancanegara.
Wisatawan mancanegara dari Jepang mempersiapakn uang untuk membeli tiket masuk Pura Luhur Uluwatu | Photo by Charles/Karja
Setelah membeli tiket maka akan ada tempat pengambilan sarung dan selendang. Memakai sarung dan atau selendang merupakan etika dan tatakrama berpakaian sebelum memasuki wilayah Pura.
Seorang petugas yang melayani para wisatawan sebelum memasuki wilayah suci dari Pura | Photo by Charles/Karja
Setelah membeli tiket maka akan ada tempat pengambilan sarung dan selendang. Memakai sarung dan atau selendang merupakan etika dan tatakrama berpakaian sebelum memasuki wilayah Pura.
ADVERTISEMENT
Petugas yang melayani pun sangatlah ramah dan membantu para wisatawan dalam memasang sarung dan atau selendang tersebut.
Karang terjal di sisi Pura Luhur Uluwatu dengan desiran ombak yang menghantam karang, menakjubkan bukan? | Photo by Charles/Karja
Tak ketinggalan pula kehadiran hewan kera semakin memberikan tambahan keindahan pemandangan yang menakjubkan dan indah. Untuk para wisatawan diharapkan berhati-hati karena terkadang kera yang ada bisa mengambil barang-barang milik wisatawan.
Pawang kera pun dengan sigap mendatangi lokasi kejadian apabila ada barang wisatawan yang diambil. Para pawang akan menukar barang-barang tersebut dengan makanan untuk para kera-kera lucu ini. Proses barter pun berjalan sangat mulus, dalam hitungan detik para kera akan 'menyetujui' proses negosiasi tersebut.
Seekor kera sedang menyantap buah kelapa yang segar, ga mau ikutan nih? | Photo by Charles/Karja
Waktu yang tepat untuk berkunjung ke Pura ini menurut rekomendasi Karja adalah sore hari. Medan naik turun untuk mencari spot foto terbaik cukup melelahkan. Apalagi pergi pada siang hari, terik panas akan membuat para wisatawan cepat kelelahan hingga membuat pakaian basah karena keringat.
ADVERTISEMENT
Suasana kompleks Pura Luhur Uluwatu pada siang hari | Photo by Charles/Karja
Mengunjung Pura Luhur Uluwatu pada sore hari akan menghindari para wisatawan dari terik panas yang menyengat sehingga bisa mengitari wilayah dari Pura Luhur Uluwatu.
Ketika berkunjung ke tempat ini, diwajibkan untuk mengabadikan momen dengan latar belakang karang terjal dengan desiran dan hempasan ombaknya. Dan satu lagi, jangan lupa di-upload ke media sosial ya, sobat!
#terusberkarya