Analisis Intervensi Internal: Penetrasi Rusia di Medan Konflik Suriah

Kania Amalia Putri
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman
Konten dari Pengguna
7 April 2024 13:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kania Amalia Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Konflik di Suriah (FOTO: GENCRAFT AI)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Konflik di Suriah (FOTO: GENCRAFT AI)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Konflik Suriah yang berlangsung sejak tahun 2011 telah menelan korban jiwa dan materi yang sangat besar. Perang saudara ini telah merenggut lebih dari 500.000 nyawa dan menyebabkan jutaan orang mengungsi. Di tengah situasi yang kacau ini, Rusia muncul sebagai pemain kunci yang memiliki pengaruh signifikan terhadap jalannya konflik.
ADVERTISEMENT
Intervensi Rusia di Suriah dimulai pada tahun 2015, dengan alasan untuk membantu pemerintah Bashar al-Assad melawan kelompok-kelompok pemberontak. Intervensi ini telah mengubah peta kekuatan di Suriah dan memberikan keuntungan signifikan bagi Assad.
Intervensi Rusia di Suriah dimulai pada bulan September 2015 atas permintaan resmi dari Presiden Bashar al-Assad dan memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:
Rusia memiliki hubungan strategis dengan Suriah sejak era Soviet. Assad merupakan sekutu penting Rusia di kawasan Timur Tengah dan Moskow ingin memastikan kelangsungan rezimnya. Jatuhnya Assad dikhawatirkan akan membawa kekacauan di Suriah dan memperkuat pengaruh kelompok-kelompok teroris.
Intervensi di Suriah memungkinkan Rusia untuk memproyeksikan kekuatannya di kawasan Timur Tengah dan meningkatkan pengaruhnya di antara negara-negara regional. Keberhasilan intervensi ini dapat meningkatkan kredibilitas Rusia sebagai kekuatan global dan memperkuat posisinya di kawasan.
ADVERTISEMENT
Rusia mengklaim bahwa intervensinya di Suriah bertujuan untuk memerangi kelompok teroris seperti ISIS dan Jabhat al-Nusra. Kelompok-kelompok ini dianggap sebagai ancaman bagi keamanan Rusia dan negara-negara lainnya di kawasan.
Intervensi Rusia di Suriah dianggap sebagai intervensi internal karena campur tangan tersebut terjadi dalam konteks konflik yang sedang berlangsung di dalam negeri Suriah.
Intervensi internal adalah tindakan atau campur tangan yang dilakukan oleh pemerintah suatu negara pada permasalahan dalam negara lainnya. Dalam konflik tersebut, pemerintah Rusia mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara yang telah berlangsung sejak tahun 2011. Rusia mengirimkan pasukan militer, peralatan militer, serta memberikan dukungan politik dan diplomatik kepada rezim Assad.
Tindakan ini dianggap sebagai campur tangan dalam urusan internal Suriah karena pemerintah Rusia secara aktif terlibat dalam mempengaruhi dinamika politik, militer, dan keamanan di dalam negeri Suriah. Selain itu, intervensi Rusia di Suriah juga menimbulkan kontroversi internasional karena pertanyaan tentang legitimasi dan dampaknya terhadap stabilitas regional dan kemanusiaan. Krisis kemanusiaan di Suriah semakin memburuk akibat dari intervensi tersebut, dengan dampak yang meluas pada kehidupan dan kesejahteraan warga sipil yang terdampak langsung oleh konflik tersebut.
ADVERTISEMENT