Viral Air Terjun Musiman Muncul di Gunung Agung, Bali, Pendaki Diminta Waspada

Konten Media Partner
29 November 2021 16:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Screenshot video yang viral mengenai air terjun musiman di Gunung Agung - IST
zoom-in-whitePerbesar
Screenshot video yang viral mengenai air terjun musiman di Gunung Agung - IST
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KARANGASEM- Air terjun musiman muncul di jalur pendakian Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem, Bali. Video mengenai hal yang istimewa viral di media sosial, pada Senin (29/11).
ADVERTISEMENT
Di video itu, terlihat jalur pendakian dialiri air begitu deras dari atas dan diabadikan oleh warga yang sedang mendaki. "Sepengetahuan saya kemunculan air terjun musiman itu hal yang baru," kata IB Ketut Arimbawa selaku Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem, Bali, mengatakan.
Namun, ungkap dia, di tubuh Gunung Agung memang ada sekitar 7 aliran air yang nanti akan mengalir ke Sungai Tukad Yeh Sah yang berada di Desa Muncan, Selat, Karangasem, Bali. Pihaknya belum
"Ini yang membuat pada saat hujan kadang terjadi banjir badang," kata Arimbawa. Namun dia belum berani menduga bahwa air terjun yang baru ituaada kaitanya dengan aliran air yang sudha ada sebelumnya.
Ia juga menyebutkan, aliran air di Gunung Agung sudah ada karena terjadi erupsi Gunung Agung yang sudah terjadi sejak dulu hingga pada tahun 2017 dan 2019.
ADVERTISEMENT
Screenshot video yang viral mengenai air terjun musiman di Gunung Agung - IST
Namun, pihaknya juga menghimbau kepada para pemandu dan pendaki di Gunung Agung agar saat musim hujan tidak mendaki Gunung Agung. Karena, berbahaya bagi para pendaki.
Menurutnya, kendati status Gunung Agung dinyatakan turun menjadi Level I atau normal, pada 13 September 2021 masih ada ancaman bahaya bagi pendaki dan perlu diwaspadai.
"Pertama, dalam kondisi musim hujan para pendaki agar hati-hati atau waspada atau tidak lama berada di puncak kawah Gunung Agung, karena satu kemungkinan pada saat mendung, kawah itu akan tertutup oleh awan kemungkinan apa bila terjadi gas berbahaya sangat beresiko bagi para pendaki," imbuhnya.
Kemudian, kedua bisa terjadi longsor di pinggir kawah Gunung Agung sehingga tidak diperkenankan begitu lama di kawah Gunung Agung pada saat hujan. Kemudian, yang ketiga dengan adanya aliran air kerikil-kerikil kecil di Gunung Agung akan hanyut dan itu bisa menyebabkan para pendaki tergelincir dan jatuh.
ADVERTISEMENT
Selain itu, di musim hujan banyak jalur pendakian yang merubah sehingga itu bisa menyesatkan para pendaki. "Buat pendaki untuk yang diperingatkan tiga faktor bahaya. Satu gas berbahaya, kedua terjadi longsoran ketiga adanya aliran air yang menyebabkan batu kerikil itu hanyut dan bisa menimbulkan resiko pendaki itu tergelincir saat dilalui oleh pendaki," ujarnya.
"Kalau larangan tidak ada, karena sudah normal cuma masih ada ancaman bahaya yang perlu diwaspadai oleh pemandu dan pendaki. Sebaiknya tidak melakukan pendakian pada saat hujan karena resikonya tinggi. Karena satu rute jalan banyak yang berubah karena jalan pendakian tadinya agak lurus. Sekarang waktu saya ikut pemantauan, ada yang tersesat dulu itu yang jalan di atas, " ujar Arimbawa. (kanalbali/KAD)
ADVERTISEMENT