Soal Jadi Capres, Giring Nidji akan Belajar dari Kegagalan Rhoma Irama

Konten Media Partner
19 Desember 2020 19:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Giring  Nidji saat konferensi pers dalam acara Kopi Darat Wilayah Partai PSI, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (19/12) - KAD
zoom-in-whitePerbesar
Giring Nidji saat konferensi pers dalam acara Kopi Darat Wilayah Partai PSI, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (19/12) - KAD
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BADUNG- Plt Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha atau Giring Nidji, menegaskan bahwa dirinya akan tetap maju menjadi Calon Presiden (Capres) di Pilpres tahun 2024 nanti.
ADVERTISEMENT
"Untuk penegasan, saya akan maju menjadi calon presiden republik Indonesia di tahun 2024," kata Giring saat konferensi pers dalam acara Kopi Darat Wilayah Partai PSI, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (19/12).
Namun, saat ditanya bila nanti gagal maju menjadi capres seperti H. Rhoma Irama yang juga sesama musisi, ia menyampaikan, apa yang terjadi pada H. Rhoma Irama menjadi pelajaran baginya.
"Itu pelajaran, dan saya suka banget belajar sejarah kegagalan pemimpin masa lalu dan kesuksesan pemimpin masa lalu. Itu harus menjadi referensi saya untuk jangan sampai melakukan hal yang sama," jelasnya.
"Kalau misalnya, Saya dibandingkan Bapak Haji Rhoma Irama, bagaimana yah, kalau beliau legenda dangdut, kalau saya legenda rock saja, ini sudah beda," ujarnya sambil tertawa.
Giring Nidji (2 dari kanan) bersama pengurus PSI di Bali - IST
Giring sendiri yakin bahwa dengan Partai PSI dirinya bisa menjadi capres di pilpres 2024 mendatang. "Tapi, saya yakin tentang PSI karena waktu itu Bapak Haji Rhoma Irama naiknya dari Partai Idaman sendiri dan tidak lolos verifikasi. Saya yakin, di sini PSI akan melakukan banyak perbaikan di Indonesia, karena diisi anak-anak muda yang berintegritas," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ia menyatakan, setiap orang di Indonesia berhak bermimpi besar. "Kalau menurut saya, punya mimpi besar menjadi presiden adalah hak dari setiap manusia di Indonesia," ujarnya. Ia juga menyebutkan, kendati nanti mimpi besar atau menjadi presiden itu akan terjadi pro dan kontra itu pasti terjadi.
"Dulu, waktu Bapak Jokowi mau menjadi Presiden juga pro kontra karena bapak Prabowo surveinya lagi tinggi-tinggi. Tapi membuktikan, bahwa kerja politik yang cerdas, ikhlas, bisa akhirnya memenangkan Bapak Jokowi," katanya.
Namun, menurut Giring yang paling penting dalam dirinya mencapreskan diri adalah bisa menjadi rujukan bagi anak-anak muda jangan pernah takut bermimpi. "Menurut saya yang paling penting pencapresan ini, adalah rujukan kepada setiap anak muda di seluruh Indonesia untuk jangan pernah takut bermimpi dan jangan pernah menjadi orang-orang yang apatis politik," ujarnya. (kanalbali/KAD)
ADVERTISEMENT