news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Musim Ikan Mola-mola di Nusa Penida Bali, Turis Diminta Taati Kode Etik

Konten Media Partner
12 Agustus 2022 7:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ikan mola-mola. Foto: pikist
zoom-in-whitePerbesar
Ikan mola-mola. Foto: pikist
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Kehadiran ikan mola-mola di laut dangkal menjadi daya tarik wisata di Nusa Penida, Bali saat memasuki bulan Juli sampai September.
ADVERTISEMENT
Keberadaan wisatawan dan ikan ini menjadi sangat dekat sehingga diperlukan kode etik bagi turis yang menyelam untuk melihat ikan langka itu.
"Ikan ini hidup di laut dalam, tapi setiap bulan Juli sudah muncul ke laut dangkal dan kemunculan paling banyak pada Agustus sampai September," kata Project Leader Coral Triangle Center Nusa Penida, Wirasanjaya, Jumat, (12/8/2022).
Menurutnya, minat wisatawan sangat tinggi untuk menyelam ke Nusa Penida pada saat mola-mola muncul, karena ikan ini termasuk hewan unik. Meskipun terdapat di banyak perairan negara lain, tapi hanya bisa dilihat di perairan Nusa Penida.
"Nah itu yang menjadi daya tarik, disamping itu bentuk dan ukurannya bulat makanya disebut sunfish dan juga ukurannya juga cukup besar antara 2 - 2,5 meter," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun kemunculan ikan mola-mola ke perairan dangkal terkait adanya pergerakan air laut dalam  ke permukaan. Kondisi ini akan membawa nutrien, sehingga perairan dangkal menjadi kaya akan sumber makanan.
"Karena banyak sumber makanan, mola-mola naik ke perairan dangkal. Selain itu dia ke perairan dangkal untuk melakukan cleaning, yakni membersihkan badan yang dibantu oleh ikan kecil," jelasnya.
Menurut pengamatannya, dari tahun 2008 kemunculan mola-mola di Nusa Penida cenderung stabil, dari sisi jumlah dan waktu munculnya. Meski tidak tahu jumlah pastinya, tapi pada 1 lokasi pengamatan dapat melihat 2 sampai 3 ikan.
"Tidak dicatat jumlahnya karena 3 tahun lalu pernah nyoba diberi tagging atau penanda ke mola-mola, setiap ikan ini datang ke Nusa Penida baru bisa terdeteksi, tapi saat berada di laut dalam tidak terdeteksi jadi susah sinyal satelitnya," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di Nusa Penida terdapat 4 lokasi favorit kemunculan mola-mola, yakni di Crystal Bay, Gamat Bay, Toya Pakeh, dan Blue Corner.
Kepala UPTD Kawasan Konservasi Perairan Bali, Dinas Kelautan dan Perikanan, Provinsi Bali, Nengah Bagus Sugiarta menuturkan bahwa pihaknya sudah membuat aturan menyelam ketika ikan mola-mola sedang muncul di laut dangkal. Misalnya, wisatawan tidak boleh mengambil gambar dengan blitz kamera untuk menjaga kesehatan retina ikan.
Kemudian, jarak antara penyelam dan ikan dibatasi maksimal 5 meter, tidak menyentuh ikan, dan tidak menghalangi rute ikan berenang. Selanjutnya agar penyelam berenang perlahan ketika mendekati ikan, tidak mengganggu proses pembersihan tubuh ikan, dan tidak berenang di bawah ikan mola-mola.
"Memang ada kegiatan yang bisa membuat tekanan kemunculan mola-mola, misal aktivitas wisata yang tidak ramah lingkungan seperti terlalu dekat dan menyentuh mola," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Kode etik ini pun sudah disosialisasikan kepada para operator atau pemandu wisatawan di Nusa Penida, apa yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan ketika melaksanakan penyelaman mola-mola.
"Selama ini sudah kita lakukan sosialisasi edukasi ke guide atau operator. Kalau ada yang melanggar kita kembalikan ke komunitas itu sendiri atau penyelam, mereka saling koreksi," tuturnya. (Kanalbali/LSU)