Melek Internet dengan Ular Tangga dan Semai Damai

Konten Media Partner
4 Maret 2019 2:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para remaja dan mahasiswa menjajal permainan ular tangga semai damai, Minggu (3/3) di lapangan Badjra Sandhi, Renon, Denpasar - kanalbali/IST
zoom-in-whitePerbesar
Para remaja dan mahasiswa menjajal permainan ular tangga semai damai, Minggu (3/3) di lapangan Badjra Sandhi, Renon, Denpasar - kanalbali/IST
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puluhan anak-anak, remaja, dan orang tua bergantian memainkan ular tangga di arena car free day Lapangan Renon, Denpasar, Minggu (3/3). Warga juga memberikan opininya mengenai dampak internet lewat ekspresi emoticon.
ADVERTISEMENT
Literasi digital diterjemahkan melalui permainan dan curah pendapat di kampanye Safer Internet Day 2019 yang dilaksanakan secara kolaboratif antara komunitas gerakan literasi digital di Indonesia di beberapa kota, salah satunya Denpasar, Bali.
Safer Internet Day atau Hari Internet Aman adalah kampanye peningkatan kesadaran yang dimulai di Eropa lebih dari satu dekade lalu dan sekarang dirayakan lebih dari 140 negara. Safer Internet Day bertujuan untuk menciptakan internet yang lebih aman dan lebih baik, di mana setiap orang diberdayakan untuk menggunakan teknologi secara bertanggung jawab, penuh hormat, kritis, dan kreatif.
Kampanye ini bertujuan untuk menjangkau semua kalangan. Anak-anak dan remaja, orang tua dan wali, guru, pendidik, industri, pemerintah, dan politisi untuk mendorong semua orang memainkan peran mereka dalam menciptakan internet yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Dalam ular tangga edukasi ini ada sejumlah pengetahuan yang harus dibaca atau dijawab oleh yang memainkan. Misalnya sebutkan 3 hal positif dan negatif internet, peringatan hoaks, dan tips jika main game tidak menggunakan nama atau identitas asli.
Sementara saat curah pendapat, dua relawan mengenakan papan karton mengajak puluhan warga menuliskan pendapatnya tentang empat hal. Yakni,
“Ayo silakan ekspresikan pendapatmu, kalau berbagi foto pribadi dan lokasi itu aman atau tidak?” tanya Agus, salah seorang relawan kampanye.
Sementara pada sore hari, kampanye dilanjutkan dengan diskusi santai milenial bersama dengan topik “Pemilu Tetap Asik di Tengah Medsos yang Berisik.”
Sebagai narasumber, adalah tiga perempuan Adya Nisita (Siberkreasi), Luh De Suriyani (BaleBengong), Wulan Ayu (duta Youth IGF Indonesia), dan I Gede Putu Khrisna Juliharta (koordinator Relawan TIK Bali). Di antaranya mengajak anak muda aktif mencari informasi tentang Pemilu dan peserta Pemilu agar bisa menggunakan hak pilih secara bertanggungjawab.
ADVERTISEMENT
“Tidak perlu menunggu perang untuk menyemai damai di internet kan,” ajak Adya Nisita, Manajer Riset Siberkreasi ini. Sementara Wulan Ayu, siswa SMA di Semarapura ini menyebut diri sebagai pemilih pemula dan berharap tidak ada kalah menang antar pendukung tapi memenangkan masa depan Indonesia yang lebih baik.
Puluhan peserta diskusi adalah anak muda dan sebagian mahasiswa IT. Mereka merefleksikan bagaimana caranya membuat politik jadi menarik dan penting untuk dikritisi. “Kita bisa cek latar belakang mereka, apa yang mereka lakukan, dan lainnya, kita kan tahu internet,” sebut Aris, salah satu mahasiswa.
Rangkaian kampanye akan dilanjutkan Senin (4/3) di Kampus STMIK Primakara yakni seminar dan lokakarya nasional Pandu Digital tentang literasi digital di era pemilu dan membangun konten positif. Akan hadir perwakilan Kemkominfo, KPU Bali, Pandi, dan narasumber lainnya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini dilaksanakan bersama gerakan literasi digital Siberkreasi dengan dukungan ICT Watch bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Pemkab Banyuwangi, Relawan TIK Indonesia, BaleBengong, Sobat Literasi Jalanan Palembang, Torch Media, Ford Foundation dan Indonesia Child Online Protection (ID-COP). (kanalbali/IST)