Lahan Berkurang, Jumlah Produksi Padi Di Ngawi Masih Terbesar Kedua di Jatim

Konten Media Partner
23 Juli 2020 20:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto : Istimewa/KampoengNgawi
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Istimewa/KampoengNgawi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KampoengNgawi.com -- Beralih fungsi sebagai perumahan dan pengembangan infarastruktur, lahan pertanian di Ngawi berkurang hingga ratusan hektare.
ADVERTISEMENT
Dari data Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi, tercatat saat ini luas lahan produktif mencapai 50.197 hektare dengan jumlah sebelumnya sebesar 50.550 hektare.
Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono (Kanang) dalam keterangannya menyampaikan bahwa penurunan lahan produktif tersebut karena adanya penambahan pemukiman penduduk dan pembangunan jalan tol yang melewati wilayahnya.
“Lahan pertanian di Ngawi mengalami penurunan seiring dengan penambahan permukiman warga dan alih fungsi lahan nonpertanian seperti pembangunan jalan tol yang melewati Ngawi,” ujar Kanang saat melakukan panen raya di Desa Kresikan, Kecamatan Geneng, Selasa (21/07/2020).
Namun demikian, lanjut Kanang, berkurangnya lahan pertanian tersebut tidak membuat hasil produksi pertanian khususnya padi di wilayah Ngawi berkurang, rata-rata mencapai 770 ribu ton gabah kering giling dalam setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Jumlah tersebut menjadikan kabupaten Ngawi sebagai kabupaten terbesar kedua di Jawa Timur dan keenam nasional dalam produksi beras sebagai daerah penyangga pangan nasional.
“Untuk mengatasi turunnya produksi padi akibat berkurangnya lahan pertanian para petani bisa mengoptimalkan masa tanam,” ujar Kanang.
Pihaknya juga berharap bahwa masyarakat bisa terus membuat terobosan, sehingga mampu meningkatkan jumlah produksinya, meskipun luas lahan pertanian saat ini berkurang.
Adapun terobosan peningkatan hasil produksi yang dilakukan dan dikembangkan saat ini contohnya bisa dengan penggunaan benih unggul, sistem tanam yang modern, hingga pemakaian pupuk, dan pestisida yang proporsional.
Terkait hama tikus yang dalam beberapa waktu terakhir sangat marak di Ngawi, Bupati berharap bisa terus melakukan upaya penanganan hama yang lebih jeli lagi salah satunya dengan cara alami seperti pemakaian burung hantu jenis tyto alba. (cse)
ADVERTISEMENT