Jokowi tantang Pertamina jual Avtur setara harga jual internasional

Konten Media Partner
12 Februari 2019 14:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
JAKARTA, kabarbisnis.com: Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap PT Pertamina (Persero) bisa memangkas laba khususnya untuk harga bahan bakar jenis Avtur.
ADVERTISEMENT
Presiden menyebut angka laba Pertamina sepanjang 2018 melampaui Rp 20 triliun. Dengan angka laba tersebut, Jokowi menilai Pertamina sanggup menjual harga avtur setara dengan harga jual internasional.
"Ah Pertamina kemarin laporan lisan kepada saya untungnya sudah di atas 20 T (triliun rupiah) kok," jelas Jokowi usai menghadiri peringatan ulang tahun ke-50 PHRI, Senin (11/2/2019).
Pertamina, selaku 'penjual tunggal' bahan bakar avtur untuk penerbangan domestik, memang ditantang untuk bisa menerima kompetitor lain masuk ke pasar dalam negeri. Ide ini dilontarkan langsung oleh Presiden menanggapi mahalnya harga tiket penerbangan domestik akibat tingginya harga bahan bakar avtur yang dijual Pertamina.
Presiden mendengar keluhan para pengusaha hotel dan kuliner yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) yang melaporkan adanya penurunan tingkat hunian hotel hingga 20-40 persen sejak awal 2019.
ADVERTISEMENT
Presiden sebetulnya menawarkan dua opsi kepada Pertamina untuk menindaklanjuti permasalahan ini. Pertama, Pertamina diminta menjual avtur dengan harga yang setara dengan harga internasional. Bila Pertamina tak mau menyanggupi permintaan Presiden, maka Pertamina diberikan opsi kedua yakni berani berkompetisi dengan swasta asing yang bisa saja ikut 'jualan' avtur untuk penerbangan domestik.
Jokowi mengaku mendapat informasi dari Chairul Tanjung selaku Komisaris Garuda Indonesia bahwa penjualan avtur di Bandara Internasional Soekarno Hatta dimonopoli oleh Pertamina.
"Saya akan undang Dirut Pertamina. Pilihannya, harga (avtur) bisa sama tidak dengan internasional. Kalau tidak, saya masukkan kompetitor lain sehingga terjadi kompetisi," jelas Presiden.