Teks Debat: Ciri-Ciri, Unsur, Struktur, dan Kaidah Kebahasaan

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
19 April 2024 11:08 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi contoh teks debat. Foto: pixabay.com.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi contoh teks debat. Foto: pixabay.com.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Teks debat adalah suatu teks yang berisi adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik untuk perseorangan atau kelompok untuk mendiskusikan suatu masalah. Teks debat hampir sama seperti teks eksposisi.
ADVERTISEMENT
Alasannya, kedua teks tersebut harus berisi informasi yang sesuai data dan fakta untuk meyakinkan orang lain atau lawan bicara. Tujuan dari teks debat, yakni mempersiapkan materi yang menjadi argumentasi dan melatih kemampuan untuk mengemukakan pendapat.
Sama seperti jenis teks lainnya, teks debat memiliki ciri-ciri khusus, struktur, dan kaidah kebahasaan yang perlu diperhatikan. Penjelasan lebih lengkap dapat disimak pada uraian berikut.

Ciri-Ciri Teks Debat

Ilustrasi ciri-ciri teks debat. Foto: pixabay.com.
Berdasarkan buku Pembelajaran Debat yang disusun oleh Muhammad Zein Iqbal dan Herly Dayanti, teks debat umumnya dibuat untuk lingkup formal, seperti debat yang dilakukan dalam sebuah institusi legislatif maupun dalam lingkup pendidikan.
Teks debat memiliki ciri khas tersendiri sebagai pembeda dari teks lainnya. Adapun ciri-ciri teks debat, yaitu:
ADVERTISEMENT

Unsur-Unsur Debat

Ilustrasi unsur-unsur debat. Foto: unsplash.com.
Menyadur buku Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia yang diterbitkan Kemdikbud, sebuah debat dibangun dengan unsur-unsur berikut ini:

1. Mosi

Mosi adalah hal atau topik yang didebatkan. Topik tersebut akan menentukan arah dan substansi dari debat yang dilakukan. Tim yang ditunjuk sebagai sisi positif harus berargumentasi untuk mendukung topik tersebut.
Sementara itu, tim yang berperan sebagai sisi negatif harus menyampaikan argumen yang menolak topik tersebut. Mosi yang digunakan dalam teks debat dapat berasal dari berbagai tema seperti isu politik, ekonomi, dan sosial.
ADVERTISEMENT

2. Definisi

Debat dapat berjalan dengan baik jika setiap tim memiliki pemahaman sama mengenai pengertian dari mosi yang ditentukan. Oleh karena itu, dibutuhkan definisi yang jelas agar setiap debat yang terlibat dapat memahami ruang lingkup topik yang didebatkan.
Definisi juga menjadi pembatas suatu mosi yang diperbedatkan. Selain itu, definisi yang digunakan harus memiliki hubungan logis yang sesuai dengan suatu topik dan bukan suatu definisi yang dibuat-buat untuk keuntungan salah satu pihak.

3. Argumentasi

Setelah definisi disetujui, baik tim positif dan tim negatif harus menyampaikan argumentasi masing-masing tentang alasan mendukung dan tidak mendukung suatu topik.
Argumentasi yang baik harus bersifat logis dan relevan. Argumentasi tersebut terdiri atas pernyataan, alasan, bukti, dan kesimpulan.

4. Sanggahan

Sanggahan merupakan respon pada suatu argumen tim lawan yang sudah dielaborasi dengan jelas. Sanggahan bertujuan untuk membuktikan bahwa argumen yang disampaikan oleh tim lawan salah atau tak sepenting yang dijelaskan.
ADVERTISEMENT
Sama seperti argumen, setiap sanggahan harus memuat alasan, bukti, dan kesimpulan. Sanggahan tersebut dapat menunjukkan bahwa argumentasi yang disampaikan lawan tidak relevan, tidak logis, salah secara moral, hingga didasarkan pada fakta yang salah.

5. Tim Afirmatif dan Tim Oposisi

Tim afirmatif adalah tim pro terhadap mosi yang diperdebatkan. Sedangkan tim oposisi adalah tim yang kontra pada mosi yang diperdebatkan.

6. Tim Netral

Tim netral merupakan tim yang memberikan dua sisi, baik dukungan ataupun sanggahan terhadap suatu topik.

7. Moderator

Moderator adalah orang yang memimpin dan membantu jalannya debat.

Struktur Teks Debat

Ilustrasi struktur teks debat. Foto: pexels.com.
Sama seperti kebanyakan teks lainnya, teks debat juga memiliki struktur teks yang harus diperhatikan setiap peserta. Menyadur buku Ajar Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Tingkat Dasar oleh Asyhari Dwi Rukmana, dkk., struktur teks debat meliputi:
ADVERTISEMENT

1. Pengenalan

Bagian yang berisi tentang pengenalan isu atau topik yang didebatkan dan perkenalan diri dari masing-masing tim, baik dari tim pro maupun dari tim kontra.

2. Penyampaian Argumen

Bagian yang berisi penyampaian argumen dari masing-masing tim mengenai topik atau mosi yang sudah ditentukan. Argumen harus disertai alasan yang didukung dengan data dan fakta yang benar.

3. Debat

Bagian ini berisi berbagai sanggahan terhadap argumentasi yang diberikan tim lawan. Tim pro menyanggah argumen tim kontra, begitu juga sebaliknya.

4. Kesimpulan

Bagian yang berisi kesimpulan dari setiap tim, kemudian diakhiri dengan kesimpulan hasil debat dari moderator.

Kaidah Kebahasaan Teks Debat

Ilustrasi kaidah kebahasaan teks debat. Foto: unsplash.com.
Teks debat juga memiliki kaidah kebahasaan yang perlu diperhatikan. Mengutip buku Lancar Berdebat karya Anna Mutmainnah, kaidah kebahasaan teks debat adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT

1. Menggunakan Kalimat Kompleks

Kalimat kompleks adalah jenis kalimat yang mempunyai lebih dari satu struktur dan kata kerja.

2. Menggunakan Berbagai Jenis Konjungsi

Konjungsi adalah jenis kata sambung. Teks debat sering memanfaatkan jenis kata ini untuk menghubungkan kata maupun kalimat dengan jelas dan terstruktur. Konjungsi yang paling sering muncul adalah konjungsi perbandingan dan pertentangan.
Menyadur buku Teks dan Kajian Struktur dan Kebahasaan yang disusun oleh Taufiqur Rahman, konjungsi perbandingan adalah kata yang berfungsi menghubungkan dua hal dengan membandingkannya. Contohnya, kata daripada, seperti, seolah-olah, dan bagaikan.
Sementara konjungsi pertentangan adalah kata penghubung antar dua kalimat yang sederajat tetapi saling bertentangan. Contohnya sebaliknya, padahal, melainkan, akan tetapi, sedangkan, dan namun.

3. Menggunakan Kata Rujukan

Kata rujukan berfungsi sebagai pemberi informasi dan sebagai ganti kata tempat, masalah, dan perorangan. Contohnya, seperti ini, itu, dia, beliau, di sana, di sini, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT

4. Menggunakan Pernyataan Tokoh Ahli

Setiap argumentasi yang disampaikan oleh tim baik afirmatif maupun kontra, harus didasarkan pada tokoh ahli atau pakar agar argumentasi lebih kuat dan dapat dipertanggungjawabkan.
(IPT)