Pahala Puasa Tasua dan Asyura bagi Umat Muslim yang Menjalankannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
27 Juli 2023 17:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi berdoa saat menjalankan puasa tasua dan asyura. Foto: Nong2/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi berdoa saat menjalankan puasa tasua dan asyura. Foto: Nong2/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada tanggal 9 dan 10 Muharram, umat Muslim yang tidak berhaji disunnahkan untuk menjalankan puasa Tasu’a dan Asyura. Hal ini disampaikan langsung oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
“Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan.” (HR. Muslim)
Kemudian, dalam hadits lain juga disebutkan bahwa Ibnu Abbas meriwayatkan: “Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya.” (Muttafaqun ‘alaih)
Karena banyak nash yang membahasnya, mayoritas ulama pun menyunahkan puasa ini. Ada pahala puasa Tasua dan Asyura yang bisa diperoleh umat Muslim ketika menjalankannya. Apa saja?

Pahala Puasa Tasu’a dan Asyura

Ilustrasi buka puasa bersama. Foto: Odua Images/Shutterstock
Umat Muslim dianjurkan untuk menjalankan puasa Tasu’a dan Asyura 2 hari berturut-turut, yakni pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Puasa sunnah ini bisa dijalankan oleh mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Mengutip buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah karya Siti Zamratus Sa’adah, pelaksanaan puasa Tasu’a pada 9 Muharram ditujukan agar tidak tasyabuh (menyerupai) orang-orang Yahudi yang juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Dari Abdullah bin Abbas berkata:
ADVERTISEMENT
“Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram) dan beliau memerintahkan untuk berpuasa padanya, maka para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya Asyura adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani. Kemudian Rasulullah bersabda, ‘kalau begitu tahun depan kita akan berpuasa pada hari kesembilan (juga).’ Ibnu Abbas berkata, belum sampai tahun depan, Rasulullah SAW wafat.” (HR. Muslim)
Para ulama mengatakan bahwa kedua puasa sunnah tersebut memiliki keutamaan yang sangat besar. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadits yang artinya:
“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah-Muharram. Sementara sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam.” (HR. Muslim)
Selain itu, ada juga pahala puasa Tasua dan Asyura yang bisa didapatkan umat Muslim ketika menjalankannya. Salah satunya yaitu akan mendapatkan ampunan dari dosa setahun lalu.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi berdoa. Foto: Shutterstock
Dari Abu Qotadah radhiayallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) aku berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Ada puasa Asyuro (10 Muharram) aku berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)
Dijelaskan dalam buku Fiqih Kontroversi: Beribadah Antara Sunah dan Bid'ah susunan H.M. Anshary, pahala puasa Asyura merupakan karunia Allah SWT yang paling nyata. Amalan ini menjadi berkah yang diberikan Allah kepada hamba-Nya yang beriman.
Untuk menyempurnakan pahala puasa Tasua dan Asyura, umat Muslim bisa melanjutkannya dengan berpuasa pada 11 Muharram dan puasa ayyamul bidh. Rasulullah bersabda, “Berpuasalah pada hari Asyura dan selisihilah kaum Yahudi dengan berpuasa satu hari sebelumnya dan satu hari sesudahnya.” (HR. Ahmad)
ADVERTISEMENT
(MSD)