Memaknai Peristiwa Lailatul Qadar, Tanda, dan Cara Mendapatkannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
26 Maret 2024 19:16 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Peristiwa Lailatul Qadar, Foto: Unsplash/Katerina Kerdi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Peristiwa Lailatul Qadar, Foto: Unsplash/Katerina Kerdi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peristiwa Lailatul Qadar merupakan peristiwa istimewa diturunkannya Al-Qur'an. Malam ini sangat dinantikan oleh umat muslim di seluruh dunia karena hanya datang pada saat bulan Ramadan, dan juga disebut dalam Al-Qur'an sebagai malam yang penuh berkah.
ADVERTISEMENT
Malam Lailatul Qadar adalah satu malam yang harus diyakini dan diimani oleh setiap umat muslim. Pada malam tersebut, malaikat Jibril dan malaikat lainnya turun ke bumi dengan penuh kedamaian, dan malam tersebut lebih baik dari seribu bulan sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Qadr (97:3):
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
Lailatul-qadri khairum min alfi syahr.
Artinya: “Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan.”

Makna Peristiwa Lailatul Qadar dan Artinya

Ilustrasi Peristiwa Lailatul Qadar, Foto: Unsplash/GR Stocks
Peristiwa Lailatul Qadar merupakan sejarah penting bagi umat muslim yang terjadi pada Nabi besar Muhammad saw. Diceritakan bahwa pada malam ini Allah menurunkan Al-Qura'n bagian demi bagian pada Rasulullah sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an Surat Ad-Dukhan (44:3):
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ
ADVERTISEMENT
Innâ anzalnâhu fî lailatim mubârakatin innâ kunnâ mundzirîn
Artinya: “Sesungguhnya Kami (mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi (lailatulqadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan.”
Di malam Lailatul Qadar ini juga, Allah swt menetapkan Rasulullah saw sebagai nabi dan rasul penutup, dan memberikan wahyu pertamanya yaitu Surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Di malam itu, malaikat turun untuk membawa kedamaian bagi umat manusia. Maka dari itu malam Lailatul Qadar penuh dengan kemuliaan.
Dikutip dari https://islam.nu.or.id/ menurut Muhammad Quraish Shihab penulis Kitab Tafsir Al-Misbah kata qadar dapat dijelaskan dalam 3 arti yaitu, pertama qadar yang artinya penetapan, pengaturan atau ketentuan. Maksudnya adalah Lailatul Qadar dimaknai sebagai malam penetapan dari Allah swt bagi perjalanan hidup umat manusia. Dengan diturunkannya Al-Qur'an menjadi pengatur atau khittah (garis besar perjuangan) bagi Rasulullah untuk mengajak manusia kepada ajaran agama yang benar.
ADVERTISEMENT
Kedua, yaitu qadar yang memiliki arti kemuliaan atau al-adzhomah, dan tidak ada bandingannya. Malam ini mulia karena dipilih Allah swt sebagai malam diturunkannya Al-Qur'an yang menjadi tolak ukur dari segala kemuliaan yang diraih. Dalam Al-Qur'an kata Qadar yang berarti mulia muncul pada Surat Al-An’am ayat 91:
وَمَا قَدَرُوا اللّٰهَ حَقَّ قَدْرِهٖٓ اِذْ قَالُوْا مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ عَلٰى بَشَرٍ مِّنْ شَيْءٍۗ
Wa mâ qadarullâha ḫaqqa qadrihî idz qâlû mâ anzalallâhu ‘alâ basyarim min syaî'.
Artinya: “Mereka (Bani Israil) tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya ketika mereka berkata, “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.”
Ayat ini menjelaskan bahwa orang kafir tidak memuliakan Allah swt sebagaimana mestinya yang ditandai dengan lafadz (قَدَرُوا) atau qodar yang memiliki makna kemuliaan.
ADVERTISEMENT
Ketiga, yaitu qadar yang memiliki arti sempit, kesempitan atau al-dhayyiqu. Malam Lailatul Qadar ini disebut sebagai malam yang sempit karena banyak malaikat yang turun ke bumi sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Qadar ayat 4:
تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ
Tanazzalul-malâ'ikatu war-rûḫu fîhâ bi'idzni rabbihim, ming kulli amr.
Artinya: “Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.”

Tanda-Tanda Lailatul Qadar

Datangnya Lailatul Qadar secara pasti tidak dapat diprediksi dan diketahui oleh siapapun kecuali Rasulullah saw yang terpilih untuk memahami datangnya malam tersebut. Malam ini dirahasiakan oleh Allah swt agar umat muslim bersungguh-sungguh menjalankan ibadah untuk meraih malam Lailatul Qadar seperti yang disampaikan dalam tafsir Gharāibul Qur’ān wa Raghāibul Furqān:
ADVERTISEMENT
“Hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar di antara malam-malam bulan Ramadhan adalah seperti dirahasiakannya kematian dan hari kiamat. Sehingga manusia dengan penuh suka cita menjalankan ibadah, lebih bersungguh-sungguh, tidak lalai, tidak bermalas-malasan, dan tidak lesu.” (Nidzamuddin an-Naisaburi, Gharāibul Qur’ān wa Raghāibul Furqān, 2015: juz VI, h. 537)
Rasulullah memberikan petunjuk dan tanda pada umat manusia akan malam datangnya Lailatul Qadar, namun tidak menyebutnya secara pasti. Menurut Hadis Riwayat Bukhari adalah pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan dan di malam-malam ganjil:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Taharro lailatul-qodri fil-asyril’awakhiri min romadhon.
Artinya: “Carilah lailatul qodar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan.” (HR. Bukhari).
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
ADVERTISEMENT
Taharro lailatul-qodri fil-witri minal-asyril’awakhiri min romadhon.
Artinya: “Carilah Lailatul qodar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.” (HR. Bukhari).
Pada Hadis Riwatyat Muslim, Rasulullah menegaskan bahwa malam Lailatul Qadar berada pada tujuh malam terakhir dan pada malam ke 27:
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
Al-tamisuha fil-asyril’awakhiri – ya’ni lailatul-qodri – fain’dhoufa ahadukum au’ajhaja fala tugh-labanna alassab’il-bawaq.
Artinya: “Carilah lailatul qodar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa.” (HR. Muslim).
وَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَيُّ لَيْلَةٍ هِيَ هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
ADVERTISEMENT
Wa waullahi inni la’a’lamu ayyu lailatin hiya hiyal-Lailatullati amarona bihi rosulullahi solallahi wasalam bikiyamiha hiya Lailatul shobihati sab’in wa’isyrin.
Artinya: “Demi Allah aku tahu kapan malam itu, yaitu malam yang kita diperintahkan oleh Rasulullah untuk menghidupkannya, yaitu malam kedua puluh tujuh.” (HR. Muslim dari Ubay Bin Ka’ab).
Selain memberikan petunjuk, ada dua hadis yang meriwayatkan bahwa Rasulullah saw juga memberikan tanda-tanda malam Lailatul Qadar, sebagaimana berikut ini:
هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.
Hiyal-Lailatul-lati amarona biha rosulullahhi – sholallahu alaihi wasalam – bikiya miha hiya Lailatul shobihati sab’I wa-isyrina wa amarotuha an’thatlu’asyamsu fi shobihati yaumiha baydho’a la syu’a a’laha.
ADVERTISEMENT
Artinya: “Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru.” (HR. Muslim no. 762, dari Ubay bin Ka’ab).
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
Lailatul qodri lailatun samhatun tholaqhotun la harotan wala baridatan tusbihu syamsu shobiyhatuha dho’ifatun hamro’a.
Artinya: “Lailatul qodar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, lihat Jaami’ul Ahadits 18: 361).
Namun seorang ahli fiqih dan ahli hadis Imam Ibnu Hajar Al Asqolani mengingatkan bahwa tanda tersebut tidaklah nampak kecuali setelah berlalu, maka sia-sialah orang yang mencari tanda tersebut. Lebih baik dipergunakan untuk beribadah demi mencapainya.
ADVERTISEMENT

Cara Mendapatkan Lailatul Qadar

Cara terbaik untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar adalah dengan terus beribadah salat malam di sepuluh malam terakhir Ramadan, dengan niat sungguh-sungguh untuk mengharapkan ridha Allah dan diampuni dosa. Mendapatkan malam Lailatul Qadar adalah pengalaman spiritual dan individual yang tidak semua orang beruntung untuk mendapatkannya.
Pertemuan dengan malam Lailatul Qadar dapat menjadi spiritual achievement bagi seseorang yang menyibukkan dirinya dengan ibadah untuk mengasah jiwa nya menjadi lebih suci dan bersih. Ketika seseorang telah mampu mencapai spiritual yang tinggi, ia akan mampu merasakan kehadiran malaikat yang membawa kedamaian.
Pada intinya adalah mendapatkan malam Lailatul Qadar yang istimewa perlu perjuangan dan tidak boleh bermalas-malasan. Harus mampu menyibukkan diri beribadah malam dengan sungguh-sungguh hanya kepada Allah swt. Tingkatkan terus keimanan dan taqwa, karena malam ini hanya bisa dirasakan dengan hati yang bersifat rohaniah, dan tidak dapat terjangkau oleh nalar manusia.
ADVERTISEMENT

Doa yang Dapat Dibaca Saat Lailatul Qadar

Rasulullah menganjurkan untuk meningkatkan ibadah pada sepuluh malam terakhir Ramadan guna meraih malam Lailatul Qadar. Terdapat dua Hadis Riwayat dari Sayyidah Aisra ra. yang menyatakan untuk membaca doa berikut ini pada malam Lailatul Qadar.
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī (‘annā jika dibaca berjamaah).
Artinya: “Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf yang pemurah. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku (maafkanlah kami).”
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allāhumma innaka afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī (‘annā jika dibaca berjamaah).
Artinya: “Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku (maafkanlah kami).”
ADVERTISEMENT
Demikianlah cara memaknai peristiwa Lailatul Qadar, bagaimana tanda-tandanya, cara mendapatkannya hingga doa yang dapat dibaca saat malam itu tiba. Tingkatkanlah ibadah pada malam-malam terakhir Ramadan agar dapat mencapai malam Lailatul Qadar. Wallahualam. (Mit)