Lebaran Ketupat 2024: Tanggal Perayaan, Sejarah, dan Maknanya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
18 April 2024 11:32 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Lebaran Ketupat 2024. Foto: pixabay.com/ignartonosbg
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lebaran Ketupat 2024. Foto: pixabay.com/ignartonosbg
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lebaran Ketupat 2024 dirayakan beberapa masyarakat Islam di Indonesia, khususnya suku Jawa. Tradisi ini telah mengakar menjadi salah satu bagian dari Hari Raya Idul Fitri dan dirayakan pada bulan Syawal.
ADVERTISEMENT
Masyarakat yang merayakan Lebaran Ketupat 2024 akan memasak dan menyajikan ketupat, bersama hidangan lainnya, seperti rendang, opor ayam, dan sayur labu siam.
Ketupat sendiri ternyata memiliki filosofi, mulai dari cara pembuatan hingga bahan-bahan yang dipakai, sehingga dipilih sebagai makanan yang disajikan saat Idul Fitri. Artikel ini akan membahas tentang Lebaran Ketupat 2024, jadi simaklah hingga habis untuk informasi lengkapnya.

Kapan Lebaran Ketupat 2024?

Ilustrasi Lebaran Ketupat 2024. Foto: Unsplash/Mufid
Menurut laman MIS Al Falah Kuncung, Lebaran Ketupat diselenggarakan sepekan usai Idul Fitri, yaitu tanggal 7 atau 8 Syawal, setelah umat Islam selesai melaksanakan puasa sunnah Syawal enam hari. Sehingga, Lebaran Ketupat 2024 jatuh pada 17 atau 18 April 2024.
Saat Lebaran Ketupat, biasanya masyarakat akan membuat ketupat lengkap dengan pelengkapnya, umumnya sayur labu siam, opor ayam, sambal goreng, bubuk kedelai, dan kerupuk.
ADVERTISEMENT
Makanan tersebut akan dibawa ke tempat kenduri dan ditata sedemikian rupa. Kemudian, orang-orang berdoa bersama, sebagaimana filosofi ketupat, yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan).
Adapun beberapa daerah yang merayakan Lebaran Ketupat, yaitu Magelang, Kudus, Banyuwangi, Pasuruan, Batu, Demak, Madura, Trenggalek, Rembang, Gresik, Jepara, Lombok, Gorontalo, Manado, dan Kolaka.

Sejarah Lebaran Ketupat

Ketupat Lebaran. Foto: Ghifari/Kumparan
Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ketupat adalah makanan yang dibuat dari beras dan dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa, berbentuk kantong segi empat, kemudian direbus, dimakan sebagai pengganti nasi.
Ketupat sendiri sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak zaman Hindu-Buddha. Hal tersebut tertulis dalam buku Makna Ketupat dalam Upacara Telung Bulan di Denpasar oleh Ni Made Yuliani dan I Ketut Wardana Yasa pada 2020.
ADVERTISEMENT
Istilah ketupat dapat ditemukan dalam Kakawin Kresnayana, Kidung Sri Tanjung, dan Kakawin Subadra Wiwaha yang disebut dengan kupat, khupat-khupatan, dan akupat.
Ada pula yang menyebutkan bahwa ketupat diambil dari tradisi pemujaan Dewi Sri, dewi pertanian dan kesuburan. Dewi Sri adalah dewi tertinggi dan terpenting bagi masyarakat yang bekerja sebagai petani.
Namun, kini Dewi Sri tak lagi dipuja sebagai dewi kesuburan, tetapi hanya lambang yang dipresentasikan dalam bentuk ketupat. Saat ini, ketupat dijadikan sebagai simbol syukur kepada Tuhan.
Sementara itu, dalam buku berjudul Indonesia Has Stories: Unique. Habits and Cultures in Indonesia oleh Yusuf dan Toet pada 2014, ketupat pertama kali diperkenalkan Sunan Kalijaga atau Raden Mas Sahid, salah satu wali Islam di Jawa, pada era Kerajaan Demak, tepatnya pada abad ke-15 hingga 16.
ADVERTISEMENT
Ketupat pada masa itu sudah mirip dengan ketupat saat ini, yaitu seperti kantong segi empat. Sunan Kalijaga menggunakan ketupat karena masyarakat Jawa di masa tersebut masih memeluk kepercayaan kejawen yang menganggap ketupat adalah simbol kesucian dan kesederhanaan.
Sunan Kalijaga memberi makna baru pada ketupat menjadi lambang pengakuan kesalahan. Setelah agama Islam mulai diterima luas di pulau Jawa, ketupat pun melekat menjadi hidangan khas Hari Raya Idul Fitri.

Makna Ketupat Lebaran

Ketupat Lebaran. Foto: Mufid Majnun/Unsplash
Ketupat Lebaran tak hanya sekadar hidangan Hari Raya Idul Fitri, tetapi juga punya banyak makna filosofis, dari nama, perayaan, hingga bahan yang digunakan. Berikut ini uraiannya:

1. Nama Ketupat

Mengutip dari karya ilmiah berjudul Hari Raya Kupatan: Perspektif Filosofis dan Sosio-Kultural Masyarakat Trenggalek oleh Hamzah Nur Azis,dalam filosofi Jawa, ketupat adalah singkatan dari "ngaku lepat" artinya mengakui kesalahan.
ADVERTISEMENT
Ada pula yang menyebutkan bahwa ketupat singkatan dari "laku papat" yang artinya empat tindakan.
Makna dari ngaku lepat adalah maaf memaafkan atas kesalahan yang dilakukan. Namun, dalam beberapa kasus, ngaku lepat diartikan dengan sungkeman kepada orang tua. Sementara, laku papat bermakna Lebaran, yaitu telah usai puasa Ramadan dan kembali kepada fitri.

2. Simbol Kebersamaan

Dalam sebuah artikel ilmiah berjudul Ketupat as traditional food of Indonesian culture yang ditulis Angelina Rianti, dkk., pada 2018, ketupat ditafsirkan sebagai simbol solidaritas sosial atau hubungan timbal balik dalam bermasyarakat.
Hal tersebut karena ketupat yang telah selesai dimasak umumnya dibagikan ke tentangga dan saudara. Perilaku ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik satu sama lain.
ADVERTISEMENT

3. Janur Kuning

Janur kuning yang digunakan sebagai bungkus ketupat memiliki makna sendiri, walaupun terkadang diganti dengan daun kelapa tua yang sudah berwarna hijau. Mengutip laman kedungboto.desa.id, mitosnya, janur kuning adalah lambang penolak bala.
Tak hanya sebagai bungkus ketupat, janur kuning juga banyak digunakan pada acara pernikahan. Dalam filosofi Jawa, janur kuning bermakna "sejatine ning nur" yang artinya arah menggapai cahaya Ilahi. Kuning sendiri diartikan sebagai "sabdo abdi", yakni yang dihasilkan dari hati atau jiwa yang bening.

4. Empat Sudut dalam Ketupat

Empat sudut dalam ketupat melambangkan "kiblat papat limo pancer" yang artinya empat arah mata angin dan satu pusat. Bentuk ini menggambarkan keseimbangan alam. Secara religius, filosofi empat sudut ketupat tersebut adalah ke mana saja manusia berjalan selalu menuju satu arah, yaitu Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Sementara, bentuk ketupat apabila dilihat dari nilai-nilai moral menggambarkan empat nafsu manusia, yaitu amarah, pemuas rasa lapar, memiliki sesuatu yang indah, dan memaksakan diri. Empat nafsu tersebut dapat ditaklukkan dengan berpuasa selama satu bulan.

5. Anyaman Ketupat

Ketupat berbentuk anyaman yang bermakna sebagai kesalahan dan doa manusia. Kemudian, ketupat dibelah untuk diambil isinya. Saat dibelah, ketupat akan menampakkan warna putih yang bermakna kebersihan dan kesucian manusia usai melakukan amal ibadah selama Ramadan.

6. Beras dalam Ketupat

Masih dikutip dari kedungboto.desa.id, beras yang digunakan sebagai isi ketupat bermakna kemakmuran dan kesejahteraan. Beras juga bermakna sebagai hati dan jiwa manusia yang bersih dari empat macam nafsu.
(NSF)