Apakah Boleh Puasa Asyura Saja Tanpa Puasa Tasua? Ini Hukumnya Menurut Ulama

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
27 Juli 2023 16:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi puasa. Foto: Odua Images/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi puasa. Foto: Odua Images/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahun ini, Hari Asyura yang bertepatan dengan 10 Muharram 2023 akan jatuh pada Jumat (28/7) besok. Pada hari ini, seluruh umat Muslim dianjurkan mengerjakan beberapa amalan sunnah, salah satunya yaitu puasa Asyura.
ADVERTISEMENT
Hari Asyura ialah hari yang orang-orang Quraisy berpuasa di masa jahiliah. Nabi SAW juga berpuasa Asyura. Ketika beliau tiba di Madinah, ia berpuasa dan memerintahkan umat Islam berpuasa padanya. (Namun), ketika kewajiban puasa bulan Ramadhan diturunkan, maka pad mereka berpuasa bulan Ramadhan, dan meninggalkan puasa Asyura. Barang siapa yang hendak berpuasa maka berpuasalah, dan siapa yang hendak berpuasa maka berbukalah.” (HR. Muslim dari Aisyah r.a.)
Pelaksanaan puasa Asyura biasanya didahului dengan puasa Tasua pada tanggal 9 Muharram. Lalu, apakah boleh puasa Asyura saja tanpa puasa Tasua? Berikut penjelasan selengkapnya.

Apakah Boleh Puasa Asyura Saja Tanpa Puasa Tasua?

Ilustrasi puasa. Foto: Shutterstock.
Buya Yahya dalam video berjudul "Hanya Puasa di Hari Asyuro dan Tidak Puasa di Hari Tasu’a” yang diunggah melalui kanal YouTube pribadinya menjelaskan, puasa Asyura boleh dikerjakan sendirian tanpa puasa Tasua.
ADVERTISEMENT
“Sendiri saja (puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram) adalah sunnah, bukan makruh karena tidak ada larangan. Bahkan yang ada adalah pahala bagi yang berpuasa di (hari) Asyura,” jelas Buya Yahya.
Namun, seorang Muslim yang mendahuluinya dengan puasa Tasua di tanggal 9 Muharram tentu akan mendapatkan pahala berlipat ganda. Sebab, ini puasa ini menjadi penyempurna ibadah sekaligus pembeda antara kaum Muslimin dengan kaum Yahudi.
Hal tersebut sesuai dengan sebuah riwayat yang menyebutkan, “Saat tiba di Madinah, Rasulullah SAW mendapati orang-orang Yahudi melakukan puasa Asyura. Kemudian, beliau bertanya, ‘Kalian puasa apa hari ini?’
Orang-orang Yahudi tersebut menjawab, ‘Ini adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu pula, Fir'aun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikutinya berpuasa pada hari ini.’
ADVERTISEMENT
Rasulullah lantas berkata, ‘Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian.’ Setelah itu, Rasulullah memerintahkan kaum Muslimin untuk berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ilustrasi makanan saat puasa Foto: dok.shutterstock
Berdasarkan hadits tersebut, dapat diketahui bahwa pelaksanaan puasa Tasua dianjurkan agar berbeda dengan orang Yahudi yang pada zaman dahulu juga melaksanakan puasa Asyura di tanggal 10 Muharram.
Mengutip buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa oleh Nur Solikhin, Rasulullah bahkan sempat ingin memindahkan puasa Asyura ke tanggal 9 Muharram. Namun, beliau belum sempat melakukannya karena sudah lebih dulu wafat sebelum itu terjadi.
Jadi, bagi yang sudah telanjur tidak puasa Tasua, tetap bisa mengerjakan puasa Asyura keesokan harinya, sebab amalan itulah yang paling utama. Jika ingin meraih pahala yang lebih besar, umat Muslim bisa mengerjakan puasa di tanggal 11 Muharram.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Pusalah pada hari ‘Asyura (10 Muharram) dan selisilah Yahudi. Puasalah pada hari sebelum atau sesudahnya.” (HR. Bukhari)
(ADS)