5 Teori Pembentukan Tata Surya untuk Pelajar

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
27 April 2024 2:47 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Teori Pembentukan Tata Surya. Unsplash/Bryan Goff.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Teori Pembentukan Tata Surya. Unsplash/Bryan Goff.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Teori pembentukan tata surya menjadi salah satu pembahasan yang selalu menarik perhatian para ilmuwan sejak lama. Tata surya terdiri dari matahari dan segala objek yang terikat gravitasi atau benda-benda langit yang mengelilingi matahari.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Buku Online Pendamping Sains IPA, Ni Nengah Mudari, tata surya merupakan sistem tata surya yang Matahari berperan sebagai pusatnya. Matahari merupakan bintang pusat tata surya yang memancarkan cahaya dan energi.
Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusatnya serta planet yang mengelilinginya, bulan-bulan yang mengorbit planet-planet, asteroid, komet, dan objek langit lainnya.

5 Teori Pembentukan Tata Surya

Ilustrasi Teori Pembentukan Tata Surya. Unsplash/Guillermo Ferla.
Mengutip dari makalah BUMI DAN ANTARIKSA, Harlinda Syofyan, S.Si., M.Pd, 2018, pada situs esaunggul.ac.id, berikut beberapa teori pembentukan tata surya yang perlu dipahami pelajar.

1. Teori Nebula atau Teori Kabut

Nebula merupakan kabut yang terdiri dari gas (terutama gas helium dan hidrogen) dan partikel-partikel angkasa lainnya. Seorang pilosof Jerman bernama Immanuel Kant mengajukan teori kabut atau nebula ini pada tahun 1755.
ADVERTISEMENT
Menurut teori ini, di jagat raya ini mula-mula ada Nebula yang baur dan hampir bulat. Nebula ini berotasi dengan lambat dan turbulen. Karena pergerakan rotasinya sangat lambat, maka Nebula mulai menyusut.
Sebagai hasil penyusutan, cakram Nebula terbentuklah yang ditengah-tengahnya datar. Proses penyusutan tersebut berlanjut terus dan akhirnya matahari terbentuk di pusat cakram. Cakram berputar semakin cepat, sehingga bagian-bagian tepi cakram terlepas membentuk gelang-gelang bahan.
Selanjutnya, bahan dalam gelang-gelang memadat menjadi planet-planet yang berevolusi dalam orbit hamper melingkar mengitari Matahari. Teori Nebula dipandang sukses dalam menjelaskan tata surya datar, yaitu bidang orbit Planet-Planet mengitari Matahari hampir merupakan bidang datar.
Contoh terkenal untuk memahami teori ini adalah gerak rotasi seorang pemain sepatu es (sepatu luncur). Pemain mula-mula berotasi dengan merentangkan kedua lengannya, ketika sedang berotasi pemain tersebut menarik kedua lengannya hingga terlipat, maka rotasinya akan bertambah, karena momentum sudutnya tetap.
ADVERTISEMENT
Hal ini sama dengan Nebula yang sedang berotasi perlahan-lahan ukurannya menyusut, maka Nebula tersebut akan berotasi dengan kelajuan yang lebih cepat dan akan runtuh ke bawah sepanjang poros putarnya dan membentuk suatu bidang cakram datar, yang sering disebut tata surya datar.
Menurut teori Nebula, matahari memiliki momentum sudut paling besar karena memiliki massa paling besar.

2. Teori Planetesimal

Teori ini diajukan oleh ahli geologi berkebangsaan Amerika yang bernama T. C. Chamberlein bersama rekannya ahli astromi yang bernama Moulton pada awal abad ke 20. Planetesimal dapat diartikan sebagai planet kecil.
Menurut teori ini, matahari telah ada sebelum terbentuknya tata surya sebagai salah satu Bintang yang banyak terdapat di langit. Pada suatu saat, matahari berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh dengan sebuah Bintang lain.
ADVERTISEMENT
Karena adanya tarikan gravitasi Bintang tersebut, maka sebagian bahan pada matahari tertarik ke arah Bintang itu. Ketika Bintang yang berpapasan menjauh kembali, sebagian lidah api raksasa tersebut jatuh kembali ke matahari dan sebagian lagi menjadi Planetesimal.
Planetesimal tersebut kemudian di angkasa melayang-layang sebagai benda-benda dingin dalam orbit mengitari Matahari. Akibat adanya tumbukkan dan tarikan gravitasi, Planetesimal yang lebih besar menyapu yang lebih kecil bergabung membentuk planet-planet.
Tetapi, kemudian sanggahan terhadap teori ini datang dari beberapa ahli astronomi. Menurut para astronom, kebanyakan bahan-bahan yang dihamburkan dari matahari berasal dari bagian dalam matahari yang bersuhu sangat tinggi yaitu dapat mencapai 1.000.000o C.
Karena suhu yang sangat tinggi ini, maka gas-gas yang dihamburkan dari matahari akan terpencar ke seluruh ruang angkasa akibat ledakan hebat, dan bukannya memadat menjadi planet-planet seperti yang dinyatakan oleh teori Planetesimal.
ADVERTISEMENT

3. Teori Bintang Kembar

Teori Bintang kembar ini hampir sama dengan teori Planetesimal. Teori ini diusulkan pada tahun 1930-an. Dulunya matahari diprediksi merupakan Bintang kembar.
Kemudian Bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan kecil, dan karena adanya pengaruh gravitasi dari Bintang yang satunya lagi, maka kepingan-kepingan tersebut bergerak mengitari Bintang tersebut dan menjadi planet-planet.
Bintang yang satu lagi yang dikelilingi kepingan-kepingan sekarang bernama matahari. Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu:
ADVERTISEMENT

4. Teori Proto Planet

Proto berarti primitif yang berasal pada bahasa Yunani. Teori ini dikemukakan oleh seorang astronom Jerman bernama Carl Von Weizsaeker pada tahun 1940, kemudian disempurnakan lagi oleh Gerard P. Kuiper astronom lain, pada tahun 1950.
Teori ini menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu sehingga teori ini dikenal juga sebagai teori awan debu. Dasar pemikiran ke arah itu adalah adanya fakta yang menunjukkan bahwa di jagat raya banyak ditemukan gumpalan awan seperti itu.
Lebih dari lima milyar tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan tersebut, partikel-partikel debu tertarik ke dalam menuju pusat awan membentuk gumpalan bola dan mulai berotasi.
ADVERTISEMENT
Seperti pada ilustrasi pemain sepatu es, begitu partikel-partikel debu yang berada di pingggir tertarik ke dalam, maka laju rotasi gumpalan awan harus bertambah agar momentum sudut gumpalan bernilai tetap.
Karena rotasinya yang makin cepat, maka gumpalan tersebut akan mulai memipih (mendatar) menyerupai bentuk cakram, yaitu tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepi. Hukum ketiga Kepler menyatakan bahwa di bagian tengah harus berotasi lebih cepat dari pada di bagian pinggir.
Akibatnya partikel-partikel yang berada di bagian tengah akan saling menekan dan menimbulkan panas dan berpijar. Bagian tengah yang berpijar ini disebut Proto Sun (Bakal Matahari), yang pada akhirnya menjadi matahari.
Bagian tepi atau bagian yang lebih luar berotasi sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan kecil ini disebut Proto Plasma juga berotasi, dan akhirnya memadat menjadi planet-Planet dan Satelit-Satelitnya.
ADVERTISEMENT

5. Teori Pasang Surut

Teori pasang surut disampaikan pertama kali oleh Buffon. Buffon menyatakan bahwa tata surya berasal dari materi matahari yang terlempar akibat bertumbukan dengan komet. teori tersebut kemudian diperbaiki oleh James H. Jeans dan Hrold Jefferys pada tahun 1919.
Menurut teori ini ratusan juta tahun yang lalu ada bintang yang bergerak mendekati matahari dan kemudian menghilang. pada saat itu sebagian matahari tertarik dan lepas. Bagian dari matahari yang lepas ini kemudian membentuk planet-planet.
Dalam teori ini, ada bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas.
Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan kem Bumi. Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semcam gunung-gunug gelombang raksasa pada tubuh matahari.
ADVERTISEMENT
Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Agak mirip dengan teori planetasimal, memaparkan bintang yang mendekat ke arah Matahari.
Karena gaya tarikan dari bintang maka terjadilah pasang pada permukaan matahari. Dengan menjauhnya bintang tonjolan tersebut, akhirnya terputus dan membentuk gumpalan di sekitar Matahari. Gumpalan itu membeku dan terbentuklanh planet beserta satelitnya.
Itulah dia lima pembentukan tata surya yang perlu dipahami pelajar untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan. (LA)
Baca Juga:
ADVERTISEMENT