news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jatam: Banjir Bahodopi Tanggungjawab PT. Bintang Delapan Mineral

Jurnal Sulawesi
Jurnalsulawesi.com menerapkan standar jurnalisme berkualitas dalam memberitakan peristiwa lokal, nasional dan internasional.
Konten dari Pengguna
24 Mei 2018 1:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jurnal Sulawesi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jatam: Banjir Bahodopi Tanggungjawab PT. Bintang Delapan Mineral
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banjir menerjang Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulteng. Puluhan rumah warga terendam dan merusak areal perkebunan warga. [Ist]
ADVERTISEMENT
Koordinator Pelaksana Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Sulteng Moh. Taufik dalam keterangan persnya, Rabu (23/5/2018), mengatakan PT. Bintang Delapan Mineral (BDM) harus bertanggungjawab atas banjir yang menyebabkan warga mengungsi hingga ke bukit-bukit itu..
Menurutnya, bencana banjir yang terjadi di Kecamatan Bahodopi, tidak lepas dari aktivitas pertambangan bijih Nikel, yang telah merusak kawasan hutan sebagai daerah penyangga bencana banjir di daerah itu.
"Tahun 2017 Jatam Sulteng menemukan sedikitnya 4 Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan ( IPPKH ), yang diterbitkan Pemerintah Pusat melalui Kementrian Lingkungan dan Kehutanan di Kecamatan Bahodopi. Izin itu diberikan kepada empat perusahaan tambang yang merupakan Grup dari PT. Bintang Delapan Mineral (BDM)," kata Taufik.
Dikatakannya, temuan ini sejalan dengan surat yang dikeluarkan Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah, tanggal 26 Mei 2017 dengan Nomor Surat: 522/17.36/Bidang P2H, setelah Jatam Sulteng meminta Dokumen IPPKH yang aktif untuk kegiatan pertambangan tahap eksploitasi di Provinsi Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
"Karena itu kami meminta PT. Bintang Delapan Mineral harus bertanggungjawab atas bencana banjir yang terjadi. Bencana banjir ini sangat berkaitan erat dengan aktivitas Grup BDM yang ada di hulu di Kecamatan Bahodopi. Aktifitas pertambangan BDM inilah yang telah merusak kawasan hutan dan mengakibatkan banjir yang sangat parah," tegasnya.
Berdasarkan laporan anggota Jatam di lapangan katanya, sampai saat banjir telah menyebabkan enam rumah hanyut terbawa banjir dan puluhan lainnya terendam.
Selain itu, areal perkebunan warga juga rusak parah juga akibat terendam banjir. Sejumlah kendaraan roda 2 dan roda 4 yang juga ikut terendam.
"Korban jiwa hingga saat ini dipastikan belum ada. Tetapi banjir juga telah menyebabkan warga setempat harus mengungsi ke bukit-bukit dan tempat yang agak tinggi," ujarnya prihatin. [Sutrisno/*]
ADVERTISEMENT