Cerpen: Mendua

Bahren
Dosen Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
11 Oktober 2023 6:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bahren tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah menunggu begitu lama dan tidak ada kabar dari Aini, Pak Puja memutuskan untuk menutup rapat-rapat aduan yang dilakukan Aini atas San bawahannya. Pak Puja beranggapan bahwa masalah antara Aini dan San telah diselesaikannya secara kekeluargaan dan telah selesai. Mulai saat itu, Pak Puja pun tidak pernah lagi mendapat kabar dari Aini. Dan Aini pun telah memulai hidup barunya setelah dibuang dari daftar keluarga sebagai salah seorang penerima hak waris dari keluarganya bersama seorang adiknya yang lain.
ADVERTISEMENT
Dalam keterasingan dan kesendiriannya Aini kerap kali mengenang masa-masa mereka ketika masih menjadi sebuah keluarga yang utuh. Masih kanak-kanak dan masih polos bersama para saudaranya. Ketika Ibu dan Bapaknya masih bersama mereka dan ketika San masih menjadi sosok Abang yang menjadi panutan bagi Aini dan seorang adiknya yang lain. San yang begitu dibangga-banggakan mereka sebagai Abang yang sangat baik dan berharap bisa menjadi tempat mengadu disaat mereka dewasa kelak. Aini masih sering ingat dengan kisah San dalam meraih suksesnya bukan tanpa halangan dan rintangan, dalam lamunnya Ia pun kembali teringan ke saat-saat sebelum ia dan adiknya diusir dari rumah peninggalan orang tua mereka oleh San
***
Foto hanya ilustrasi, foto salah satu kebun strauberi di Alahan Panjang Sumatera Barat,koleksi pribadi Penulis
San adalah seorang pria yang memiliki masa muda yang sukses. Ia bekerja keras dan akhirnya diangkat sebagai salah satu pegawai negara yang disegani. Namun, kesuksesan ini membuatnya terlalu percaya diri dan terjerumus ke dalam godaan yang mematikan.Suatu hari, San bertemu dengan Umi, seorang wanita cantik dan cerdas. Mereka saling jatuh cinta, dan setelah beberapa tahun berkencan, mereka memutuskan untuk menikah. Pernikahan mereka menjadi berita besar di kalangan keluarga dan teman-teman, dan semua orang berharap San dan Umi akan menjadi pasangan yang bahagia
ADVERTISEMENT
Pernikahan San dan Umi awalnya berjalan lancar dan memiliki hubungan yang bahagia, tetapi San mulai tergoda oleh pesona wanita lain. Ia memulai hubungan gelap yang sangat rahasia, berusaha untuk menyembunyikannya dari Umi. San terlibat dalam sebuah perselingkuhan. Ia menjalin hubungan gelap dengan seorang wanita lain, dan rahasia ini tidak dapat disembunyikan untuk selamanya. Aini, adik San yang selalu dekat dengannya, tanpa sengaja menemukan bukti-bukti perselingkuhan San. Ia secara diam-diam mulai menyelidiki dan mengumpulkan bukti tentang perselingkuhan San.
Aini sangat terpukul dan bimbang dengan apa yang ia temukan. Ia merasa sangat sedih melihat kakaknya yang ia kagumi terlibat dalam tindakan yang salah. Aini tahu bahwa ia harus menghadapi kakaknya tentang hal ini, karena ia ingin membantu San untuk memperbaiki kehidupannya. Aini akhirnya memiliki bukti yang cukup kuat, ia memutuskan untuk berbicara dengan kakaknya. Aini sangat mencintai San dan ingin membantunya mengatasi kebingungannya. Namun, pertemuan itu berubah menjadi pertengkaran yang sengit. San merasa tertangkap basah dan marah kepada adiknya karena telah mencampuri urusannya.
ADVERTISEMENT
Ketika Aini berbicara dengan San tentang perselingkuhan tersebut, pertengkaran hebat pun terjadi di antara mereka. San yang merasa tertangkap basah dan malu, merasa marah pada Aini. Ia mengusir adiknya dari rumah mereka dengan tegas, dan ia bahkan tidak ingin mengakui Aini sebagai adiknya lagi. San mengusir Aini dari rumah mereka. Ia tidak hanya mengusir Aini, tetapi juga menolak mengakui lagi Aini sebagai adiknya. Ini adalah pukulan yang sangat keras bagi Aini, yang merasa kecewa dan terluka oleh tindakan kakaknya yang begitu tegas.
Ketika orang tua mereka yang sudah tiada meninggalkan harta pusaka, San memutuskan untuk benar-benar menghapus Aini dari daftar penerima harta tersebut. Tindakan ini sangat memilukan bagi Aini, karena selain kehilangan hubungan dengan kakaknya, ia juga kehilangan haknya atas warisan keluarga. Aini menjalani hidupnya dengan perasaan terluka dan terbuang. Ia berjuang untuk membangun hidup barunya tanpa dukungan dari keluarganya. Sementara itu, San terus menjalani kehidupan gandanya, terjebak dalam lingkaran perselingkuhan yang semakin rumit.
ADVERTISEMENT
***
Aini terperanjat dari lamunannya, ketika sepasang tangan kecil memeluk erat tubuhnya dalam-dalam. Gadis kecil yang kini memanggilnya Bunda. Sembari menghapus beberapa butir air mata yang tidak terasa mengalir dari kedua matanya, Sang anak pun berkata, “Bunda.... Bunda? Mengapa Bnda menangis?”.” Adakah, Kakak punya salah ke Bunda?, “Adakah, kelakuan Kakak membuat Bunda sedih?”. Aini pun dengan senyum berkata, “Kak, Dian yang baik, Bunda tidak apa-apa, Kakak tidak ada salah, atau pun perbuatan dan kelakuan Kakak tidak ada yang buat Bunda sedih. Bunda hanya melamun saja, sehingga tidak kuat menahan kantuk dan air mata bunda keluar karena saking ngantuknya”. Aini masih menyimpan rapat-rapat lejadian yang menimpanya dari anak-anak mereka. Aini berkeyakinan, jika anak-anak pun mengetahuinya juga tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam keluarga besarnya. Dian pun berlalu dan kembali pergi bermain bersama sebayanya.
ADVERTISEMENT