Ponsel HTC Exodus Sertakan Dompet Virtual

Jejak Tekno
Merekam jejak-jejak teknologi yang semakin sulit dilepaskan dari aspek kehidupan manusia dan lingkungannya.
Konten dari Pengguna
15 Juli 2018 20:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ponsel HTC Exodus Sertakan Dompet Virtual
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
HTC (Foto : Reuters)
Produsen ponsel HTC tidak akan merilis produk dengan jaringan blockchain bawaan untuk jual beli antar pengguna sebagaimana yang diumumkan sebelumnya, ungkap The Verge.
ADVERTISEMENT
Justru mereka akan memperkenalkan ponsel yang memiliki dompet virtual dan CryptoKitties, aplikasi permainan berbasis Ethereum.
Pada 15 Mei, perusahaan yang berasal dari Taiwan ini membeberkan proyek ponsel pintar blockchain pertamanya, HTC Exodus yang dilaporkan akan mendukung jaringan Bitcoin dan Ethereum.
Phil Chen, perancang HTC Vive dan kepala tim pengembangan bisnis dan korporat di HTC ketika itu menyampaikan bahwa dia mempunyai visi produk yang memungkinkan konsumennya untuk benar-benar menguasai datanya sendiri tanpa perlu bergantung pada pihak lain.
Namun pekan ini kepada The Verge, Chen mengatakan bahwa ponsel demikian masih berada di masa depan, dan Exodus yang sedianya dirilis tahun 2018 hanya akan memasukkan dompet virtual serta CryptoKitties.
Chen juga menyebutkan bahwa HTC berencana mengikutsertakan penambangan mata uang virtual di ponsel, dengan menekankan bahwa mereka telah mengeksplorasi peluang yang ada dengan mencermati konsensus protokol yang ada.
ADVERTISEMENT
The Verge mencatat bahwa angka penjualan HTC menurun di tahun 2018, baru menjual 630.000 produk di kuartal pertama tahun ini, jauh di bawah 2 juta produk pada kuartal pertama 2017.
Pekan lalu, menurut catatan Cointelegraph angka penjualan HTC di bulan Juni turun 68 persen sedangkan produk terbarunya U12 Plus mendapat banyak penilaian negatif. HTC juga memecat 1500 karyawannya di Taiwan pada awal Juli untuk mengurangi beban biaya.