Jokowi Lepas Ekspor 126 Ton Biji Pinang Betara Jambi ke Pakistan

Konten Media Partner
7 April 2022 17:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melepaskan ekspor 126 ton biji pinang. (Foto: Jambikita)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melepaskan ekspor 126 ton biji pinang. (Foto: Jambikita)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jambikita.id - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melepaskan ekspor 126 ton biji pinang betara ke negara Pakistan, Kamis (7/4). Ratusan ton biji pinang senilai Rp 4.069 miliar itu, dibawa dengan menggunakan 7 kontainer.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan saat ini Indonesia memiliki sekitar 152.000 hektare lahan yang ditanami pohon pinang. Sebanyak 22 ribu hektare di antaranya, berada di Provinsi Jambi.
Setidaknya, kata Jokowi, ada 5 negara yang membutuhkan ekspor komoditas pinang dari Indonesia, yakni, Thailand, Iran, India, China, dan Pakistan. Karena itu, ia berharap ekspor komoditas biji pinang semakin besar.
"Kita harapkan ini menjadi peluang ekspor dengan jumlah yang besar. Jadi, kita tidak hanya menggantungkan dengan pohon-pohon pinang yang sudah ada," katanya.
Pada Tahun 2021 lalu, kata Jokowi, nilai ekspor biji pinang Indonesia mencapai Rp 5 triliun, yang mana Rp 2 triliun di antaranya dari Jambi.
Jokowi telah memerintahkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, agar menyiapkan varietas pinang yang berkualitas untuk diekspor.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah perintahkan pak Menteri Pertanian, agar menyediakan varietas yang unggul. Kita harapkan ini menjadi salah satu komoditas unggulan, jika dikelola dengan manajemen modern yang baik," tutupnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan ia akan meningkatkan kualitas biji pinang, sesuai perintah Presiden. Apalagi biji pinang saat ini menjadi komoditas yang diminati berbagai negara.
Ia mengungkapkan ada 11 negara yang menjadi tujuan ekspor biji pinang yang tumbuh di Indonesia.
"3 di antaranya saya sebutkan yakni, Thailand, Bangladesh, dan India. Sedangkan hari ini yang kita tuju adalah Pakistan," pungkasnya.
(M Sobar Alfahri)