KKN Tematik Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG’s

Isfa Sonia Martialiani
Universitas Pendidikan Indonesia
Konten dari Pengguna
29 Juli 2022 8:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Isfa Sonia Martialiani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: dokumentasi penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: dokumentasi penulis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DESA SEHAT SEJAHTERA: PENDAMPINGAN POSBINDU
(MONITORING DAN DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PTM)
ADVERTISEMENT
Oleh: Isfa Sonia Martialiani
KELURAHAN BINONG KECAMATAN BATUNUNGGAL, KOTA BANDUNG - Pada umumnya Lansia rentan terkena penyakit tidak menular seperti Jantung, Stroke, Kolesterol, Hipertensi dan Diabetes maka posbindu hadir untuk melakukan kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular tersebut.
Penyakit tidak menular (PTM) perlu disadari sejak dini dengan mendatangi posbindu yang melakukan monitoring dan deteksi dini sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh kelurahan setempat. Pengurus Posbindu sendiri berasal dari ibu-ibu kader dari setiap RW dibawah naungan kelurahan.
Sumber: dokumentasi penulis
Dalam rangka meningkatkan kewaspadaan kepada lansia mengenai penyakit tidak menular, salah satu mahasiswi KKN Tematik Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG’s Desa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus di Cibiru Tahun ajaran 2021/2022 bernama Isfa Sonia Martialiani dari kelompok 153 dengan didampingi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ibu Triana Lestari, S.Psi., M.Pd. Isfa melaksanakan program kegiatan KKN mengenai Pendampingan Posbindu (Monitoring dan deteksi dini faktor risiko PTM) di Posbindu RW 07 Kelurahan Binong, Kecamatan Batununggal Kota Bandung pada (20/07/2022).
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang dilakukan berupa pendampingan sekaligus membantu menghidupkan kembali posbindu di RW 07 setelah lama tidak melakukan deteksi dini selama kurang lebih 3 tahun sejak terakhir tahun 2019 sebelum pandemi. Pendampingan posbindu pula menghadirkan pihak puskesmas setempat.
Proses monitoring dan deteksi dini melewati 5 alur yaitu pada proses pendaftaran dan pendataan nama lansia, kemudian melakukan proses pengisian form analisis diri seperti berat badan, tinggi badan, tensi, penyakit turunan dan kebiasaan yang ada di dalam lingkungan rumah Lansia tersebut, selanjutnya pendataan mengenai kesehatan jiwa lansia melalui kegiatan wawancara dengan format yang sesuai dengan formulir self reporting questionnaire berisi tentang masalah-masalah yang menyangkut kesehatan jiwa seperti halusinasi atau masalah mental lainnya. Kemudian pengecekan gula darah yang dilakukan oleh pihak puskesmas. Selanjutnya pada tahap terakhir Lansia menyerahkan berkas screening pada meja pendataan akhir.
ADVERTISEMENT