Mata Uang Kripto dan Sumber Pendanaan Hamas

Irsad Irawan
Seniman Gerpolek Gerilya Politik Ekonomi
Konten dari Pengguna
14 Oktober 2023 10:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irsad Irawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bendera Hamas di Jalur Gaza. Sumber foto: istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Hamas di Jalur Gaza. Sumber foto: istockphoto.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Negara Barat terutama Amerika Serikat dan Israel, menuding Iran memberikan dukungan kepada pejuang Hamas. Dukungan itu berupa persenjataan maupun dukungan finansial.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana dalam berita CNN "Israel Says Iran Supports Hamas to The Tune of Some $100 Million Dollars A Year-Israel" Iran mendukung Hamas dengan jumlah sekitar $100 juta dolar per tahun. Bahkan media asal Amerika Serikat, Wall Street Journal, menyebut Iran membantu Hamas dalam serangannya ke Israel pada Sabtu pekan lalu.
Namun, salah satu media Prancis, Le Monde, menyebutkan hal tersebut belum dapat diketahui secara pasti. Namun menurut Le Monde, tetap ada tuduhan dari Media Barat bahwa setidaknya Iran membantu secara logistik dan finansial. Dalam beritanya tertulis:
Sesungguhnya sumber pendanaan Hamas tidak hanya bersumber dari Iran saja, organisasi itu cukup adaptif dalam menggalang dana untuk perjuangannya melawan Israel.
Ilustrasi pasukan Hamas. Foto: Shutterstock
Kantor berita CNN menyebutkan bahwa sebelum Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada akhir pekan, pejabat Departemen Kehakiman AS di Washington, D.C. telah melakukan penyelidikan kriminal terhadap penggunaan mata uang kripto oleh kelompok Hamas melalui dugaan pencucian uang.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, penggunaan mata uang kripto telah menjadi salah satu usaha Hamas untuk menumpuk pundi-pundi uangnya dalam rangka perlawanan terhadap Israel. Para penyelidik di AS dan berbagai negara telah mengidentifikasi sumber pendapatan lain yang dieksploitasi oleh Hamas: Donor online yang menawarkan dukungan dalam mata uang kripto.
Departemen Kehakiman AS merilis rincian kasus pencucian uang yang berasal dari akun mata uang kripto terkait Hamas yang disita pemerintah AS tiga tahun lalu. Secara terpisah, Israel menyita alamat mata uang kripto karena diduga terkait dengan Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya secara kolektif yang bernilai puluhan juta dolar.
Penggunaan mata uang digital oleh Hamas hanyalah salah satu dari banyak cara yang dilakukan kelompok tersebut—yang dicap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa—untuk mengumpulkan dana sambil menghindari sanksi.
ADVERTISEMENT
Menurut Yaya Fanusia mantan analisis CIA, yang sekarang menjadi asisten senior di Center for a New American Security, pendanaan Hamas tergolong adaptif dan oportunistik. Upaya untuk menghentikan mereka adalah permainan kucing-kucingan yang terus-menerus
Menurut laporan yang dirilis oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Hamas dan kelompok perlawanan lainnya telah menggunakan Facebook dan X (Twitter) untuk secara publik memposting alamat dompet kripto mereka dan memberi tahu para calon donatur tentang cara menyumbang kegiatan mereka.
Ilustrasi mata uang kripto. Sumber foto: istockphoto.com
Seorang pria di New Jersey pada tahun 2019 di tuntut di pengadilan karena dia memposting di Instagram bahwa dia “baru saja menyumbangkan $100 untuk Hamas.” Pria tersebut, yang juga dituduh mengirimkan sekitar $20 bitcoin ke kelompok tersebut, kemudian mengaku bersalah karena menyembunyikan upayanya untuk memberikan dukungan material kepada Hamas.
ADVERTISEMENT
Kantor berita Reuters menyebutkan ketika pemerintah AS berupaya mengawasi transaksi semacam itu, sayap militer Hamas—Brigade al-Qassam—mengumumkan pada bulan April 20233 bahwa mereka akan menghentikan penggalangan dana dalam bitcoin untuk melindungi donornya.
Hamas tampaknya tidak menghentikan upaya tersebut sama sekali. Pada hari Selasa, pihak berwenang Israel mengumumkan pembekuan akun mata uang kripto tambahan yang diduga digunakan kelompok tersebut untuk mengumpulkan sumbangan selama konflik minggu ini, sebagaimana ditulis kantor berita asal Amerika Serikat, CNN.
Selain bitcoin, dompet kripto yang menurut otoritas Israel terkait dengan Hamas juga mencakup mata uang kripto Ether, XRP, Tether. Tidak jelas berapa banyak uang yang diterima Hamas dalam mata uang kripto, namun terdapat bukti bahwa mereka telah mengumpulkan jumlah yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Menurut Dmitry Machikhin, CEO perangkat lunak analisis kripto BitOK, alamat mata uang kripto yang terkait dengan Hamas dan disita oleh otoritas Israel menerima hampir $41 juta antara tahun 2020 dan 2023, seperti yang pertama kali diberitakan oleh Wall Street Journal. $94 juta lainnya diduga disimpan oleh Jihad Islam Palestina yang mitra Hamas.
Ilustrasi grafik pasar saham kripto. Foto: Shutterstock
Menurut Arda Akartunan peneliti dari Elliptic, lembaga analisis lainnya, Hamas dan Brigade al-Qassamnya, adalah salah satu “pemrakarsa penggalangan dana berbasis aset kripto yang paling sukses hingga saat ini dalam hal jumlah yang dikumpulkan.
Dalam pandangan Akartuna, pelacakan mata uang kripto yang terkait dengan Brigade al-Qassam telah diperumit dengan cara kelompok tersebut yang menggunakan alamat kripto “sekali pakai” untuk setiap donor individu, dan pertukaran uang terlarang (illicit money) yang secara anonim mengubah mata uang kripto menjadi uang tunai tanpa catatan.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, donatur utama Hamas adalah Iran, yang telah memberikan hingga $100 juta setiap tahunnya kepada kelompok perlawanan Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam Palestina, berdasarkan laporan Departemen Luar Negeri AS pada tahun 2021.
Masih menurut laporan Deplu AS tersebut, tercatat bahwa Hamas telah mengumpulkan dana di negara-negara Teluk Arab lainnya dan dari organisasi amal-usahanya (charity organization) sendiri.