Dampak PMK, Harga Hewan Kurban di Kotawaringin Barat Naik Jelang Idul Adha

Konten Media Partner
27 Juni 2022 19:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
IST/InfoPBUN
zoom-in-whitePerbesar
IST/InfoPBUN
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Jelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah tahun 2022, harga hewan kurban di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, mengalami kenaikan signifikan. Kenaikan ini disebabkan adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.
ADVERTISEMENT
Pantauan di lapangan, kenaikan harga hewan kurban di Pangkalan Bun rata-rata berkisar 2 juta rupiah. Selain dipengaruhi PMK, pasokan hewan kurban tahun ini juga terbatas jika dibandingkan dengan tahun lalu
"Kalo sapi, dari kisaran harga Rp 17 juta ke atas, kalo kambing 3,5 juta ke atas. Masalah harga memang ada kenaikan, karena sulitnya pasokan dari luar Kalteng," ungkap Misli, Senin (27/6/2022).
Misli menjelaskan, meski saat ini pedagang diizinkan untuk mendatangkan hewan kurban dari luar daerah, namun pemerintah mewajibkan sapi dan kambing yang dibawa harus berasal dari daerah yang terbebas PMK.
"Ini baru berangkat malam ini 2 kapal. Kalo sapi berasal dari Sumbawa dan Kambing berasal dari Lampung. Itu pun dari dari daerah yang bebas PMK yang bisa kita kirim, kalo dari zona merah PMK gak bisa kita kirim," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Untuk itu pedagang membatasi jumlah hewan kurban yang dijual, akibat khawatir sapi dan kambing terserang penyakit. Sebab, Kobar kini pun masuk dalam zona merah penyebaran virus PMK.
"Membatasi juga mas gak seperti tahun kemarin. Kalo tahun kemarin, aku bisa 800 ekor, kalo sekarang gak berani juga stok banyak. Soalnya, Pangkalan Bun masuk zona merah PMK," imbuh dia.
Berdasarkan data pertengahan Juni lalu, sebanyak 66 ekor sapi di Kobar terjangkit PMK. Dari jumlah itu, 23 ekor dinyatakan sembuh dan hidup dan 7 ekor masih dalam pengobatan.