Keseruan Wau Mbenggo, Kegiatan Bau Nyale Ala Masyarakat Dompu, NTB

Konten Media Partner
15 Februari 2020 20:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cacing mbenggo yang di tangkap di Pantai Lakey, Dompu. Foto: Syahril
zoom-in-whitePerbesar
Cacing mbenggo yang di tangkap di Pantai Lakey, Dompu. Foto: Syahril
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Info Dompu - Jika di Lombok dikenal dengan bau nyale, maka di Dompu dikenal sebagai wau mbenggo yaitu kegiatan masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menangkap cacing warna-warni yang muncul hanya sekali dalam setahun. Biasanya hewan laut jenis plankton ini muncul pada setiap pertengahan Februari.
ADVERTISEMENT
Di Dompu, daerah yang menjadi lokasi wau mbenggo adalah di pantai Lakey, Desa Hu'u. Wilayah selatan Dompu ini berkaitan juga dengan legenda asal muasal mbenggo.
Dikisahkan, mbenggo adalah jelmaan putri Fiva Kafirli putri Raja Hu'u yang melarungkan dirinya ke laut karena tidak ingin diperebutkan oleh banyak pemuda. Lalu ia akan muncul hanya sekali dalam setahun berupa cacing warna-warni yang bisa digunakan oleh masyarakat sebagai makanan nan lezat juga bergizi tinggi.
Olahan mbenggo dengan nasi hangat. Foto: Info Dompu
Menjelang momen wau mbenggo, ada ratusan orang memadati Pantai Lakey dengan membawa beragam alat penangkap seperti jaring, ember, gayung, sarung, kantong plastik dan lainnya. Tahun ini kehadiran hewan laut jenis plankton ini bertepatan dengan hari valentine tanggal 14 hingga 15 Februari.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Dompu sejak pagi buta sudah menunggu untuk memburu keluarnya cacing warna-warni ini bersama gelombang laut yang datang perlahan.
Yuk simak foto-fotonya berikut ini,
Ratusan orang mendatangi Pantai Lakey. Foto: Syahril
Sebagian orang percaya jika pada saat terang cacing-cacing ini akan menghilang makanya harus ditangkap saat gelap. Foto: Syahril
Menangkap cacing-cacing dengan jaring. Foto: Syahril
Suasana menangkap mbenggo di Pantai Lakey. Foto: Syahril
Semakin pagi, suasana semakin ramai karena cacing warna warmi ini akan segera hilang menjelang matahari terik. Foto: Syahril
Hingga semakin siang, cacing-cacing semakin sedikit dan perlahan orang-orang mulai meninggalkan pantai. Foto: Syahril
Masyarakat Dompu mengolah makanan yang memiliki gizi tinggi ini dengan berbagai cara seperti difermentasi, digoreng, juga dipepes. Untuk memperkaya rasa dan aroma, tentu saja ditambahkan bumbu dan rempah-rempah.
Jika hasil tangkapan wau mbenggo dalam jumlah yang banyak, biasanya orang Dompu akan membagikannya kepada tetangga sekitar rumah. Bahkan bisa disimpan untuk beberapa hari karena olahan masakannya sengaja dibuat agar tidak cepat rusak.
-
Intan Putriani