Hidup Penuh Kebohongan, Oscar De La Hoya: Saya Bukan 'Golden Boy’

Konten dari Pengguna
10 Desember 2020 11:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Oscar De La Hoya, eks petinju yang berjuluk 'The Golden Boy'. Foto: Sean M. Haffey/Getty Images.
zoom-in-whitePerbesar
Oscar De La Hoya, eks petinju yang berjuluk 'The Golden Boy'. Foto: Sean M. Haffey/Getty Images.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eks bintang tinju dunia, Oscar De La Hoya, mengakui kehidupannya selama masa jayanya penuh dengan kebohongan. Bahkan, ia menganggap julukan 'The Golden Boy' yang dialamatkan kepadanya semata hanya tentang pencitraan.
ADVERTISEMENT
De La Hoya menyatakan ia melakukan apa pun untuk menjaga citranya, sehingga bisa tetap menjadi salah satu petinju terbaik yang pernah ada.
De La Hoya lahir dari keluarga tinju. Kakeknya, Vicente, adalah petinju amatir selama 1940-an, sementara sang ayah, Joel Sr, juga pernah menjadi petinju profesional selama 1960-an. Begitu pun dengan saudaranya, Joel Jr yang juga seorang petinju.
Pada 1990, ibu De La Hoya meninggal karena kanker payudara. Dia bermimpi bahwa putranya itu menjadi peraih medali emas Olimpiade. Ternyata mimpi tersebut menjadi kenyataan.
De La Hoya mewakili Amerika Serikat dalam ajang Olimpiade Musim Panas 1992 di Barcelona, Spanyol dan berhasil meraih medali emas untuk kelas ringan. Sejak saat itulah, julukan ‘The Golden Boy’ melekat pada dirinya.
Oscar De La Hoya saat merayakan gelar juaranya. Foto: AP Photo
Julukan tersebut mungkin hanya melekat di dalam ring, tetapi tidak berlaku di luar. De La Hoya juga sempat beberapa kali tersandung masalah dalam hidupnya.
ADVERTISEMENT
Pada 1998, De La Hoya pernah dituduh melakukan pemerkosaan di Meksiko meski akhirnya kasus tersebut diselesaikan di luar pengadilan. Tak hanya it, De La Hoya juga sempat keluar-masuk pusat perawatan narkoba dan alkohol, ia mengaku menggunakan kokain.
Selain itu, diwartakan Sportcasting, mantan istri De La Hoya, Shanna Moakler pernah menggugatnya sebesar USD 62 juta (sekitar Rp 875 miliar) pada 2000. Moakler menuduh De La Hoya adalah seorang pecandu alkohol dan telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
“Saya hanya tidak menerima kenyataan bahwa saya memiliki masalah. Saya tidak dapat menerima itu,” ucap De La Hoya.
De La Hoya juga mengaku bahwa telah minum alkohol sejak umurnya 8 tahun. Dia benar-benar menganggap hidupnya dikelilingi dengan penuh kebohongan dan pura-pura.
ADVERTISEMENT
De La Hoya juga mengakui bahwa dia bukanlah ‘The Golden Boy’ seperti yang dipikirkan semua orang.
“Hidup saya hanyalah kebohongan besar. Saya tahu bagaimana memanipulasi dan saya tahu bagaimana berbohong. Saya tahu bagaimana cara menutupi. Itu sangat melelahkan melakukan semua itu,” ucapnya.
De La Hoyamengatakan apa yang dilakukannya adalah untuk menjaga citranya sebagai ‘The Golden Boy’ serta demi menjadi ayah dan suami yang sempurna. Ia tidak akan membiarkan siapa pun tahu apa yang sesungguhnya terjadi dalam hidupnya
“Saya akan menjauhkan semua orang dari apa yang saya rasakan. Saya tahu bagaimana menyembunyikan semua jenis perasaan yang saya rasakan, termasuk berbohong pada diriku sendiri,” tandasnya.
De La Hoya mengawali karier tinju amatirnya pada usia 15 tahun. Saat itu, De La Hoya memenangi Olimpiade Junior nasional sebagai petarung tinju seberat 119 pon. Selama karier amatirnya, De La Hoya mencatatkan 234 kemenangan dengan 163 dengan KO dan hanya 6 kali kalah.
ADVERTISEMENT
Pada 23 November 1992, De La Hoya baru melakukan debut tinju profesionalnya. Dalam debutnya, dia berhasil mengalahkan Lamar Williams dengan cepat.
De La Hoya berhasil memenangkan 31 pertarungan profesional pertamanya, termasuk kemenangan atas nama-nama beken, seperti Pernell Whitaker, Hector Camacho, dan sepasang kemenangan atas Julio Cesar Chavez.
Pensiun pada 2009, dia menyelesaikan karier tinjunya dengan rekor 39-6. De La Hoya memenangi 30 dari pertarungan itu dengan KO.
Salah satu kekalahannya yang terkenal adalah ketika menghadapi Floyd Mayweather Jr pada 2007 dan tunduk dari Many Pacquiao pada akhir kariernya.
Oscar De La Hoya saat melawan Floyd Mayweather Jr pada 2007. Foto: Al Bello/Getty Images
Floyd Mayweather Jr merupakan anak dari seorang Mayweather Sr, salah satu petinju terhebat pada masanya. Siapa sangka, ternyata Mayweather Sr juga pernah beberapa kali menjadi pelatih dari De La Hoya.
ADVERTISEMENT
Total, De La Hoya pernah memenangi 11 gelar dunia dalam enam kelas berat yang berbeda selama kariernya. Dia juga pernah dinobatkan sebagai "Fighter of the Year" pada 1995 oleh Ring Magazine.
Terkini, Oscar menjalani kehidupan sebagai seorang promotor tinju bersama Golden Boy Promotions yang didirikannya.