Cocoklogi Usai Olimpiade 2020: Anthony Ginting Sabet Emas di Olimpiade 2024?
Konten dari Pengguna
3 Agustus 2021 17:13 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perhelatan cabang olahraga bulu tangkis di Olimpiade Tokyo 2020 telah usai. Kendati demikian, tersimpan cerita menarik yang tersaji di sektor tunggal putra, yakni sebuah cocoklogi yang berkaitan dengan pebulu tangkis Indonesia, Anthony Ginting .
ADVERTISEMENT
Di gelaran tunggal putra pada Olimpiade kali ini, pebulu tangkis asal Denmark, Viktor Axelsen berhasil merebut medali emas, setelah mengalahkan juara bertahan Olimpiade, Chen Long dua gim langsung 21-15 dan 21-12.
Hasil ini membuat Chen Long harus puas hanya mendapatkan medali perak dan gagal menyamai rekor seniornya di tunggal putra China, Lin Dan yang secara back to back meraih medali emas Olimpiade (2008 & 2012).
Sementara itu, Anthony Ginting yang menduduki peringkat lima dunia berhasil mengakhiri puasa medali 17 tahun sektor tunggal putra Indonesia di Olimpiade dengan merengkuh medali perunggu.
Pebulu tangkis kelahiran Cimahi ini berhasil menundukkan wakil Guatemala, James Cordon dengan dua set 21-11 dan 21-13.
Keberhasilan Anthony merengkuh medali perunggu membuat sebuah cocoklogi pun beredar. Muncul sebuah prediksi yang menyatakan juara Indonesia Masters 2020 ini akan menyabet medali emas di Olimpiade mendatang yang berlangsung di Paris, Prancis tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut tak terlepas dari perjalanan dua sosok peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Viktor Axelsen dan Rio 2016, Chen Long.
Kampiun tunggal putra pada Olimpiade kali ini, Axelsen meraih medali emas setelah di Olimpiade Rio 2016 meraih medali perunggu. Kemudian, Chen Long yang menjadi kampiun di Olimpiade Rio 2016, sebelumnya pada Olimpiade London 2012 juga hanya menempati posisi ketiga.
Jelas hal tersebut menandakan sebuah sinyal-sinyal positif bagi Anthony di Olimpiade yang akan datang.
Selain urusan prestasi, rupanya cocoklogi ini juga dikaitkan dengan masalah usia. Baik, Axelsen maupun Chen Long, keduanya sama-sama meraih medali emas ketika usianya 27 tahun.
Sementara itu, Anthony yang kini berusia 24 tahun, tiga tahun mendatang usianya akan serupa dengan apa yang dicapai dua pendahulunya.
ADVERTISEMENT
Lantas sinyal pun semakin kuat, terlebih usia 27 tahun terbilang waktu yang tepat sebagai seorang atlet meraih puncak kejayaannya.
Well, bukan maksud untuk mendahului takdir, namun, itu hanyalah sebuah prediksi dan harapan agar lagu Indonesia Raya dapat berkumandang dengan lantang di Olimpiade Paris 2024 melalui sektor tunggal putra.
Semoga saja dalam tiga tahun yang akan datang ini, performa Anthony semakin meningkat sehingga dapat memberikan prestasi setinggi mungkin bagi Indonesia di kancah Olimpiade.
Akankah mimpi tersebut menjadi kenyataan? Mari nantikan kiprah Anthony Ginting selanjutnya.