10 Rivalitas Formula 1 Terbaik dalam Sejarah

Konten dari Pengguna
8 April 2020 22:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Empat rival pebalap di era 1980-an. Dari kiri ke kanan: Ayrton Senna, Alain Prost, Nigel Mansell, dan Nelson Piquet. (foto: formula1.com)
zoom-in-whitePerbesar
Empat rival pebalap di era 1980-an. Dari kiri ke kanan: Ayrton Senna, Alain Prost, Nigel Mansell, dan Nelson Piquet. (foto: formula1.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai ajang balap terkemuka di dunia, rivalitas tentu menjadi bumbu yang tak terpisahkan di Formula 1.
ADVERTISEMENT
Rivalitas, baik yang adem-ayem saja di luar trek ataupun yang ikut panas, punya kesannya sendiri. Jelas bahwa tanpa adanya rivalitas, maka sebuah ajang balap menjadi hambar.
Berikut 10 rivalitas terbaik sepanjang sejarah Formula 1.
Sebastian Vettel vs Fernando Alonso
Rivalitas dua pebalap ini dimulai pada musim 2010. Ketika itu, Alonso baru saja bergabung ke tim Ferrari.
Mobil Red Bull rancangan Adrian Newey terbukti jauh lebih baik dari mobil tim Ferrari. Sehingga yang Alonso bisa lakukan hanyalah meraup poin sebanyak mungkin sambil melihat kesulitan yang dialami oleh Vettel di trek.
Meski ini bukan rivalitas "tradisional" dalam konteks kontroversi di trek, namun baik Alonso dan Vettel saling menekan talenta dan kemampuan mereka hingga batasnya.
ADVERTISEMENT
Dasarnya, Alonso kalah empat kali beruntun dari Vettel dalam persaingan merebut gelar juara di F1 akibat mobil yang kalah kompetitif, serta kesialan yang menghampiri.
Sekarang, Vettel turun di tim Ferrari sementara Alonso turun di ajang IndyCar bersama Arrows- McLaren.
Alan Jones vs Carlos Reutemann
Perintah tim tak selamanya berguna bagi tandem pebalap yang turun di ajang F1. Apalagi bila keduanya punya tekad juara sama tingginya.
AJ, sapaan Jones, dikenal sebagai pebalap yang tak kenal kompromi, berbeda dengan Lole, panggilan Reutemann, yang punya gaya kalem. Namun keduanya kerap saling baku hantam di trek.
Dua pebalap Williams ini sebelumnya saling bahu-membahu di musim 1980, namun hubungan mereka hancur lebur pasca-GP Brasil. Musim berikutnya, Lole tak mau AJ menang di GP Brasil terlepas dari adanya perintah tim.
ADVERTISEMENT
Rivalitas yang dimulai di Jacarepaguá tersebut meningkat, di mana keduanya saling mengambil poin satu sama lain, selama semusim penuh. Hal itu pada akhirnya membuat Nelson Piquet menjadi juara dunia dengan hanya selisih satu poin saja.
AJ lalu pensiun di akhir musim , dan Lole meminta gencatan senjata antara keduanya. Tentu, AJ membalasnya hanya dengan "ya, di punggungmu saja , bung!" , ditambah bahasa kasar.
Nigel Mansell vs Ayrton Senna
Mansell mungkin tak punya talenta yang sama dengan Senna, tapi pria berkumis tersebut jelas menjadi gangguan bagi sang "Silvastone".
Rivalitas mereka seringkali memperlihatkan mereka berduel satu-lawan-satu di trek, seperti di GP Catalunya tahun 1991 ketika Mansell melewati Senna.
Mereka pun acap kali baku hantam di trek, seperti di GP Belgia pada musim 1987 ketika mereka saling bertabrakan. Bahkan Senna mendeskripsikan bahwa Mansell hampir mencekiknya.
ADVERTISEMENT
Fernando Alonso vs Lewis Hamilton.
Sebagai juara bertahan dua kali beruntun, Alonso berpikir bahwa ia akan menjadi pebalap nomor satu di tim McLaren. Sebuah hal yang tentu saja disanggah oleh Lewis Hamilton.
Pebalap asal Spanyol tersebut tak tahan disalip oleh Hamilton, bahkan dirinya sampai sengaja mengacaukan kualifikasi Hamilton di Hungaria.
Rumor yang beredar juga tidak menguntungkan Alonso. Dirinya dianggap telah main belakang dengan bos McLaren Ron Dennis terkait posisinya, dan ia sempat mengancam untuk cabut dari tim tersebut.
Gesekan konstan Alonso dan Hamilton membuat Kimi Raikkonen mampu merebut titel juara F1 di musim 2007.
Michael Schumacher vs Mika Hakkinen.
Meski bukan rivalitas paling pahit, terlebih paling kontroversial di F1, rivalitas antara juara dunia tujuh kali Michael Schumacher dan juara dunia dua kali Mika Hakkinen tetap rivalitas yang menarik untuk disaksikan.
ADVERTISEMENT
Tentunya jarang menyaksikan dua pebalap teknis bertarung satu sama lain, apalagi untuk gelar juara.
Michael Schumacher saat sukses meraih gelar juara dunia kelima pada 2002 Foto: dok. Formula 1
Keduanya terbukti merupakan lawan yang sepadan. Hal itu terbukti di musim 1998 yang dimenangkan Hakkinen dan tim McLaren-Mercedes serta musim 2000 yang dimenangkan Schumi dan Scuderia Ferrari, di mana keduanya saling berebut pole position dan podium teratas balapan.
Baik Schumi atau Flying Finn, julukan Hakkinen, saling meghormati satu sama lain terlepas rivalitas mereka di trek aspal. Yang paling terkenal ketika Schumi mendengarkan komplain dari Hakkinen pasca GP Belgia di musim 2000.
Bahkan , nantinya Schumi mengakui bahwa Hakkinen adalah satu-satunya pebalap yang ia senangi sebagai rival.
Mark Webber vs Sebastian Vettel
ADVERTISEMENT
Lima tahun jadi rekan setim, tentu menjadi ujian untuk baik Webber ataupun Vettel. Hal ini mengingat keduanya pernah bertabrakan di GP Jepang musim 2007.
Hal ini tentu terlihat dengan Vettel kembali menghajar Webber pada GP Turki musim 2010, meski manajemen tim Red Bull lebih berpihak pada sang Baby Schumi.
Banyak orang tentu ingat kata-kata Webber "tak buruk untuk pebalap kedua" setelah kemenangannya di Silverstone. Hal itu terlepas dari tim yang lebih memfavoritkan Vettel.
Sebastian Vettel di sesi konferensi pers GP Australia 2019. Foto: REUTERS/Edgar Su
Sementara itu, meski Vettel mampu meraup empat gelar beruntun bersama Red Bull, GP Brasil 2012 membuatnya marah dengan pebalap kelahiran Australia tersebut.
Balasannya? Multi -21 di GP Malaysia 2013 yang terkenal itu.
Beberapa hal diatas jelas membuat Webber jengah dengan tim sehingga ia mundur dari F1 pasca musim 2013.
ADVERTISEMENT
Nelson Piquet vs Nigel Mansell
Piquet, juara dunia dua kali pada saat musim 1986, adalah pendatang baru di tim Williams. Masalahnya, ada dua ego yang saling bersikutan, di mana Nigel Mansell membuktikan bahwa ia lebih baik dari rekannya.
Dominasi Mansell di trek dibalas dengan keengganan Piquet untuk memberikan data balapan kepada pria berkumis asal Inggris tersebut. Hal tersebut membuat mereka tidak dapat menjuarai musim 1986.
Kebencian mereka terus berlanjut hingga musim 1987, di mana kemenangan Mansell pada GP Inggris di Silverstone membuat Piquet kebakaran jenggot.
Setelah menjuarai musim tersebut, Piquet keluar dari tim namun rivalitas mereka berdua terus berlanjut hinga beberapa tahun ke depan.
Niki Lauda vs James Hunt
ADVERTISEMENT
Lauda. Hunt. Dua nama yang tak bisa dipisahkan dari film Rush.
Keduanya bak minyak dan air. Hunt adalah seorang playboy karismatik milik F1 dengan talenta alami, sementara Lauda merupakan pria taktis , tak kenal ampun, yang selalu fokus pada balapan.
Musim 1976 menjadi puncak rivalitas mantan rekan setim di Formula 3 tersebut. Hal itu dimulai ketika kemenangan Hunt di Silverstone secara kontroversial diberikan pada Lauda.
Potret Niki Lauda pada 26 Juni 1972. Foto: JEAN-PIERRE PREVEL/AFP
Malang bagi Lauda, pebalap legendaris Ferrari tersebut mengalami nasib naas di Nuerburgring.Ia mengalami luka parah dan baru kembali ke trek di Monza.
Pada akhirnya, Hunt beruntung karena di tengah prahara rumah tangganya ia berhasil menempati klasemen puncak F1. Hunt berhasil memenangi gelar di GP Jepang setelah Lauda mundur akibat masalah keamanan.
ADVERTISEMENT
Lewis Hamilton vs Nico Rosberg
Sahabat di masa kecil belum tentu dapat jadi rekan yang adem-ayem di masa selanjutnya. Setidaknya, itu yang dipegang baik Hamilton ataupun Rosberg.
Mereka berdua dulunya merupakan rekan setim ketika masih jadi pebalap gokart. Bahkan mereka sebenarnya saling akur sebagai rekan setim, hingga pada 2014 dominasi Mercedes di F1 mulai tampak.
Nico Rosberg sedang memegang trofi gelar juara setelah Grand Prix Abu Dhabi. Foto: Mark Thompson/Getty Images
Tak ada tempat sembunyi bagi keduanya, baik di trek ataupun di luar. Rosberg bahkan melempar topi podiumnya ke Hamilton setelah kemenangannya di GP Amerika Serikat.
Musim 2016 adalah musim penuh drama bagi keduanya, di mana ada gesekan di GP Austria dan Spanyol serta Hamilton yang menahan Rosberg di GP Abu Dhabi.
Rosberg akhirnya keluar jadi pemenang di musim itu. Namun, karena ia kelelahan secara fisik dan mental setelah bersinggungan dengan Hamilton,ia langsung pensiun dari F1.
ADVERTISEMENT
Lewis Hamilton merenung jelang sesi latihan bebas GP Formula 1 Jepang. Foto: Reuters/Issei Kato
Alain Prost vs Ayrton Senna
Alain Prost dan Ayrton Senna, dua nama yang menghiasi ranah balap mobil di akhir 1980-an dan awal 1990-an.
Dua pebalap asal tim McLaren-Honda tersebut jelas merupakan duet pebalap terbaik sepanjang masa di F1, dengan 7 gelar dan 92 kemenangan di antara mereka berdua. Tentu saja mereka bertarung habis-habisan, baik di trek ataupun di luarnya.
Alain Prost (kiri) dan Ayrton Senna (kanan) di podium GP Prancis 1990. Foto: Jacques DEMARTHON, Pascal PAVANI / AFP
Siapa yang lupa insiden mereka berdua di GP Jepang di musim 1990 yang membuat gelar Senna lepas?
Atau, insiden musim berikutnya yang membuat Senna juara?
Hubungan panas antara keduanya akan menjadi standar rivalitas F1, dan status legenda mereka tetap ada hingga masa kini.
***
Berikut adalah video dari Crash mengenai rivalitas para pebalap di atas:
ADVERTISEMENT