Apakah Baik atau Buruk Menjadi Seorang Perfeksionis?

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
Konten dari Pengguna
4 Februari 2024 22:42 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perfeksionis. Sumber foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perfeksionis. Sumber foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apakah baik atau buruk menjadi seorang perfeksionis? Pertanyaan ini memang sering menghantui mereka yang memiliki sifat tersebut. Di mana mereka selalu ingin melakukan segala hal dengan sempurna.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, sifat ini kerap menimbulkan risiko dan konsekuensi yang tidak diinginkan. Jadi, apakah sifat ini baik atau buruk? Simak penjelasannya di bawah ini.

Apakah Baik atau Buruk Menjadi Perfeksionis?

Ilustrasi perfeksionis. Sumber foto: Unsplash
Perfeksionis merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut seseorang yang selalu mengejar kesempurnaan di segala hal. Karena itu, mereka memiliki standar tinggi atas hasil pekerjaan mereka.
Akibatnya, mereka berusaha mati-matian untuk mencapai hasil terbaik di setiap aspek kehidupan. Tak jarang, sifat ini membuat mereka bisa diandalkan dan dihargai oleh orang lain.
Dikutip dari Jurnal "Perfeksionisme pada Remaja Gifted" karya Paramita Tri Ratna dan Iwan Wahyu Widayat, perfeksionis terbagi menjadi dua jenis, yakni perfeksionisme normal dan neurotis.
Individu yang memiliki perfeksionis normal selalu merasakan kesenangan dalam mengerjakan tugas yang membutuhkan usaha berat. Selain itu, mereka juga tidak terbebani dengan tugas yang kurang tepat, asalkan terjadi pada situasi yang mendukung.
ADVERTISEMENT
Sementara individu yang memiliki perfeksionis neurotis tidak bisa merasakan kepuasan sama sekali, karena selalu beranggapan jika dirinya tidak pernah mengerjakan suatu tugas dengan baik.
Jadi, apakah baik atau buruk memiliki sifat perfeksionis? Sebenarnya, hal itu tergantung dengan jenis perfeksionis yang dimiliki oleh individu, serta bagaimana cara mereka mengatasinya.
Jika sifat ini justru menimbulkan stres dan cemas berlebihan, artinya perfeksionis bisa dianggap buruk dan harus segera diatasi. Apalagi kalau akhirnya tidak ingin menerima kesalahan diri sendiri maupun orang lain.

Cara Mengatasi Sifat Perfeksionis

Menjadi seorang perfeksionis bisa sangat baik, asalkan tidak berlebihan dan membuat penderitanya stres. Hal ini bisa diatasi dengan mengontrol sifat perfeksionis agar tidak berdampak buruk.
Jika sifat perfeksionis bisa dikontrol dengan baik, maka hal ini bisa menjadi alat kesuksesan di tengah kehidupan yang serba kompetitif. Lalu bagaimana cara menahan sikap perfeksionis berlebihan? Berikut ini langkahnya:
ADVERTISEMENT
Demikian pembahasan mengenai sifat perfeksionis dalam diri seseorang. (RN)