Membandingkan Grand Bazaar Istanbul dan Tanah Abang

7 November 2017 20:42 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Grand Bazaar Istanbul (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Grand Bazaar Istanbul (Foto: AFP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Grand Bazaar di Istanbul, Turki memiliki sejarah panjang. Pasar wisata yang menjual cinderamata dan barang khas Turki ini dibangun pada tahun 1400-an, dan rampung di akhir tahun 1700-an.
ADVERTISEMENT
Tak lengkap apabila ke Turki tanpa mengunjungi Grand Bazaar. Tercatat di pasar ini, ada 3 ribu toko, dan 250 ribu pengunjung setiap harinya. Orang Indonesia yang ke Turki pasti pernah mampir ke pasar tertutup, yang sangat luas dan penuh tokok berjejer. Masuk ke dalam pasar ini bak masuk ke labirin, yang bisa bikin tersesat.
Grand Bazaar Istanbul (Foto: Reuters/Murad Sezer)
zoom-in-whitePerbesar
Grand Bazaar Istanbul (Foto: Reuters/Murad Sezer)
Di Grand Bazaar aneka barang dijual dengan harga eceran. Mesti pintar-pintar menawar di pasar yang memiliki sejarah panjang ini. Bukan hanya melihat barang, atap pasar ini juga dihias kaligrafi indah era kekhalifahan Turki Ustmani.
Setiap tahunnya, puluhan juta orang mampir ke Grand Bazaar, untuk berbelanja, nongkrong di cafe menikmati makanan khas Turki, atau mencari tahu sejarah dengan berjalan-jalan mengelilingi pasar yang maha luas. Di Grand Bazaar, pejalan kaki adalah raja.
ADVERTISEMENT
Grand Bazaar Istanbul  (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Grand Bazaar Istanbul (Foto: AFP)
Lalu bagaimana dengan Tanah Abang?
Pasar di kawasan Jakarta Pusat ini sejak lama dikenal sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara. Pasar ini terdiri dari beberapa blok area pusat perbelanjaan. Ribuan orang setiap harinya mampir ke pasar ini. Bukan hanya orang Indonesia, dari mancanegara juga banyak yang datang.
Dari Afrika atau juga dari negeri jiran. Mereka membeli tekstil atau pakaian yang murah meriah.
Tanah Abang (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Tanah Abang (Foto: AFP)
Pasar Tanah Abang, dibangun pada tahun 1700-an oleh Yustinus Vinck. Pasar ini sempat diporakporandakan pemerintah Hindia Belanda, sebelum akhirnya kembali berfungsi pada tahun 1800-an.
Pasar ini dahulu dinamakan Pasar Sabtu, karena buka hanya hari Sabtu. Namun belakangan, setiap hari pasar ini buka. Tak hanya itu saja, Pasar Tanah Abang juga punya cerita panjang, mulai dari para jago sampai kini dengan isu kemacetan.
Kondisi trotoar di Pasar Tanah Abang (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi trotoar di Pasar Tanah Abang (Foto: Aria Pradana/kumparan)
Di bawah Gubernur dan Wagub DKI baru, Tanah Abang kembali menjadi perhatian. Di era gubernur sebelumnya, pasar ini terus ditata, tapi ya isu macet dan PKL terus mendera.
ADVERTISEMENT
Wagub DKI Sandiaga Uno menyampaikan, penataan Tanah Abang akan dilakukan dengan berbasis data, bukan opini. Dan Sandi menyandingkan Tanah Abang dengan Grand Bazaar.
Suasana Pasar Tanah Abang. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pasar Tanah Abang. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
Setelah melihat sekelumit kisah Tanah Abang dan Grand Bazaar di Turki, kira-kira apa benar selevel?