Toko Kelontong Madura Sang Penguasa Mini Retail di Ibu Kota

Imam Mahdi
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang
Konten dari Pengguna
27 Januari 2022 14:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Imam Mahdi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu Toko Kelontong Madura di perkampungan Jakarta (sumber gambar: dokumen pribadi).
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu Toko Kelontong Madura di perkampungan Jakarta (sumber gambar: dokumen pribadi).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bukan merupakan rahasia umum lagi, bahwa orang-orang suku Madura dikenal sebagai suku perantau. Bukan hanya merantau di dalam negeri, namun hingga luar negeri. Berbagai jenis usaha dan pekerjaan dilakukan demi kesejahteraan keluarga di kampung halaman. Berbagai daerah menjadi tujuan utama orang Madura untuk merantau khususnya kota-kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta. Umumnya usaha yang didirikan di Jakarta adalah toko kelontong.
ADVERTISEMENT
Hampir di semua daerah perkampungan di Jakarta, kita bisa menemukan banyak Toko Kelontong Madura. Walaupun dengan ukuran toko yang tidak besar, hanya berkisar 3x3 meter. Namun, Toko Kelontong Madura menyediakan hampir semua kebutuhan masyarakat sekitar, seperti sembako, aneka macam jajanan, rokok, tabung gas, air mineral, pulsa, token listrik, minuman, hingga yang paling menjadi ciri khas dari Toko Kelontong Madura ini adalah pom bensin mini atau eceran bensin botol.
Toko Kelontong Madura selalu menjadi langganan masyarakat Ibu Kota karena harga yang lebih murah dan Toko Kelontong Madura rata-rata buka hingga 24 jam. Hal ini juga dipengaruhi oleh jarang ada toko kelontong atau minimarket lain yang buka hingga 24 jam. Alasan penamaan sebagai Toko Kelontong Madura adalah karena pemilik atau penjaga toko ini berasal dari Madura, dan mayoritas berasal dari Sumenep. Bahkan hasil pengamatan saya, hampir tidak ada satu wilayah pun di Sumenep yang tidak ada perantau, dalam hal ini merantau sebagai pemilik atau penjaga Toko Kelontong Madura di Ibu Kota.
ADVERTISEMENT
Selama beberapa tahun terakhir, usaha Toko Kelontong Madura di Ibu Kota sedang naik daun. Hampir semua gang perkampungan di Jakarta pasti ada Toko Kelontong Maduranya, bahkan lebih dari satu toko kelontong dalam satu daerah perkampungan. Alasan menjamurnya usaha ini adalah banyaknya perantau yang sukses di Ibu Kota dengan usaha toko kelontong ini. Alasan lainnya adalah faktor ekonomi di kampung halaman sehingga memaksa mereka untuk merantau ke Ibu Kota.
Memang usaha ini merupakan usaha yang sangat menggiurkan. Kita tidak dapat memungkirinya, keuntungan dari usaha ini sangatlah besar. Omzet dalam sehari paling sedikit kurang lebih sejumlah dua juta rupiah. Bahkan ada yang menyentuh omzet sehari hingga lima sampai enam juta rupiah. Secara rata-rata omzet usaha Toko Kelontong Madura ini berkisar tiga juta rupiah.
ADVERTISEMENT
Pemilik usaha ini tidak menjaga tokonya sendiri, biasanya mereka memasrahkan kepada kerabat terdekatnya. Dengan menggunakan sistem bagi hasil bulanan. Dimana setiap harinya, penjaga toko kelontong ini akan menyisihkan 10 persen dari omzetnya. Yang nantinya pada akhir bulan semua hasil uang yang berhasil dikumpulkan, kemudian dikurangi biaya sewa toko. Dari total pendapatan yang sudah dikurangi biaya sewa toko tersebut, kemudian dibagi rata antara pemilik toko kelontong dengan penjaga Toko Kelontong Madura ini.
Berdasarkan mini riset yang saya lakukan, rata-rata pendapatan penjaga Toko Kelontong Madura di Jakarta hingga puluhan juta rupiah tiap bulannya. Salah satu responden yang saya wawancarai menyatakan bahwa pernah mendapatkan kisaran 20 juta rupiah dalam satu bulan. Dan paling sedikit pendapatan yang dia dapatkan berada di kisaran 5 hingga 10 jutaan perbulan.
ADVERTISEMENT
Fakta unik yang saya temui adalah para pengusaha atau penjaga Toko Kelontong Madura di Jakarta sangat kompak, dan saling mendukung antar sesama pelaku usaha Toko Kelontong Madura ini. Walaupun mereka menjalankan usaha yang sama, namun jika berbicara solidaritas dari mereka, kita tidak dapat meragukan mengenai hal itu. Bahkan mereka mendirikan sebuah paguyuban atau perkumpulan para pengusaha atau penjaga Toko Kelontong Madura dalam suatu wilayah tertentu. Jika salah satu dari anggota paguyuban ini ada yang mengalami musibah atau sedang membutuhkan pertolongan, semua anggota paguyuban saling membantu. Hal ini mungkin menjadi faktor terbesar kenapa usaha ini terus bertahan bahkan semakin berkembang.
Sejarah Toko Kelontong Madura di Jakarta
Dalam sejarahnya, usaha ini diawali oleh seorang perantau yang berasal dari Sumenep yang sukses menjalankan usahanya pada sekitar 11 tahun yang lalu. Kabar kesuksesan perantau itu pun makin tersebar luas. Sehingga orang-orang terdekat mulai tertarik untuk terjun dalam usaha ini, baik sebagai pemilik usaha atau penjaga toko kelontong.
ADVERTISEMENT
Toko Kelontong Madura terus berkembang dan meluas karena usaha ini menjalankan pola usaha berbasis kekerabatan seperti yang biasa dilakukan pelaku usaha dari etnis Tionghoa atau perantau lainnya. Akibatnya, usaha ini terus melebarkan sayapnya hingga wilayah sekitar DKI Jakarta, seperti Depok, Bekasi, Bogor, bahkan Tangerang.