Apa yang Dirasakan Masyarakat Akibat Kebijakan Pembatasan Sosial?

Ilham Hari
Saya sekarang adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi jurusan Administrasi Publik di Universitas Brawijaya. Kota Malang adalah kota dimana saya dilahirkan dan menjadi kota favorit saya.
Konten dari Pengguna
28 Mei 2022 15:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Hari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pembatasan sosial (PPKM) di wilayah Malang Raya. Sumber : dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Pembatasan sosial (PPKM) di wilayah Malang Raya. Sumber : dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tulisan ini membahas mengenai topik yang kerap dibicarakan oleh sebagian banyak orang, yaitu mengenai pengaruh dari kebijakan pembatasan sosial yang dibuat pemerintah terhadap masyarakat. Pemerintah beberapa kali membuat istilah dalam kebijakannya seperti PSBB, PPKM, PPKM darurat, dan PPKM Level. Silih bergantinya kebijakan ini tentu memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat. Pemerintah juga berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi penyebaran Covid-19 dan tentu dengan mempertimbangkan segala kemungkinan yang ada.
ADVERTISEMENT
Alur Pembatasan Sosial yang Berubah-Ubah
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat menurun di awal tahun 2020. Hal ini disebabkan munculnya virus yang berasal dari Wuhan, China yaitu Virus Corona. Virus tersebut telah menyebar ke berbagai negara di dunia, salah satunya Indonesia. Pada 11 Maret 2020, WHO (World Health Organization) menyatakan Covid-19 sebagai pandemi.
Sejak kasus pertama Covid-19 terdeteksi pada 1 Maret 2020, kemudian menyebar dengan cepat di berbagai daerah di Indonesia, begitu banyak kejadian yang terjadi. Sejak itu, berbagai kebijakan pemerintah telah disahkan untuk menghentikan penyebaran virus. Salah satunya adalah membatasi aktivitas masyarakat. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membatasi aktivitas di tempat umum atau karantina mandiri di rumah. Dengan diterapkannya aturan PSBB ini diharapkan dapat memutus mata rantai penyebaran Virus Corona.
ADVERTISEMENT
Setelah adanya PSBB kemudian dilanjutkan dengan PSBB Jawa Bali. Aturan ini dimulai pada tanggal 11-25 Januari 2021. Ada perbedaan PSBB yang satu ini dengan sebelumnya yaitu aturan WFH 75%. Lalu berganti lagi menjadi PPKM Mikro setelah PSBB usai. Aturan ini berlaku hingga tingkat RT/RW. Perbedaan aturan ini terlihat dari wilayahnya, seperti WFH 75% di wilayah zona merah dan WFH 50% di wilayah lainnya. Setelah itu ada PPKM Level 3-4.
Untuk Level 3 jika ada 50-150 kasus per 100 ribu penduduk, 10-30 kasus yang dirawat di rumah sakit per 100 ribu penduduk, dan 2-5 kasus kematian per 100 ribu penduduk di suatu daerah. Sedangkan untuk Level 4 jika ada lebih dari 150 kasus per 100 ribu penduduk, lebih dari 30 kasus yang dirawat di rumah sakit per 100 ribu penduduk, dan lebih dari 5 kasus kematian per 100 ribu penduduk.
ADVERTISEMENT
Pengaruh Pembatasan Sosial
Kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah ini menimbulkan berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Warga masyarakat merasa bahwa berbagai dampak dari kebijakan pembatasan sosial ini berpengaruh ke dalam segala aspek kehidupan. Dampak negatif dari adanya pembatasan sosial diantaranya yaitu meningkatnya angka pengangguran karena banyak karyawan yang terkena PHK, serta tidak sedikit pula pedagang yang kehilangan mata pencahariannya karena adanya pembatasan sosial.
Dari segi sosial juga adanya hal yang baru bagi sebagian orang seperti sekolah dari rumah dan kerja dari rumah. Hal ini membuat kurangnya interaksi antar sesama manusia dan bisa membuat kemampuan dalam interaksi sosial manusia menjadi berkurang. Namun pembatasan sosial juga menimbulkan dampak positif, diantaranya yaitu menghentikan penyebaran virus Covid-19, serta mengurangi polusi karena berkurangnya mobilitas sosial.
ADVERTISEMENT
Berbicara mengenai kebijakan pembatasan sosial, belum bisa dikatakan bahwa 100 persen dapat menghentikan penyebaran Virus Covid-19 di Indonesia. Upaya pembatasan sosial ini bahkan mendapat tanggapan pro dan kontra dari masyarakat luas di Indonesia.
Saat ini kasus Covid-19 di indonesia memang sudah tidak menjadi perbincangan panas lagi di media informasi yang ada, namun ternyata hingga saat ini penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia masih belum juga usai sehingga tidak seharusnya kita lalai dan tetap menjaga diri dari virus ganas ini. Karena nyatanya virus Covid-19 ini masih ada di sekitar kita semua. Karena itu kita semua harus waspada serta tidak lupa menjalankan kebijakan yang telah dicanangkan oleh pemerintah untuk membantu mengurangi penyebaran virus.
ADVERTISEMENT
Melihat fenomena pandemi Covid-19 di Indonesia tak kunjung usai, yang bisa kita lakukan sebagai seorang warga negara yang baik adalah dengan menaati segala peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah kepada masyarakatnya guna mencegah Virus Covid-19 ini menyebar semakin luas.
Dampak dari adanya kebijakan pembatasan sosial memang sangat dirasakan oleh segala lapisan masyarakat, namun untuk tetap bertahan di masa pandemi ini, hal ini wajib dilakukan agar terhindar dari bahayanya Virus Covid-19 ini yang obatnya belum ditemukan sampai sekarang. Dimulainya vaksin yang diberikan pemerintah sudah sangat membantu untuk masyarakat luas bertahan menghadapi virus ini.
Dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, mulai terbukti pembatasan sosial yang dijalankan sangatlah efektif walaupun memiliki efek negatif dari sisi lainnya sebagai contoh jatuhnya ekonomi masyarakat. Tetapi karena mulai turunnya efek dari virus ini, dengan keadaan saat ini masyarakat sudah mulai pulih dari kerugian ekonomi sebelumnya secara perlahan dan akan menjadikan Indonesia lebih baik lagi kedepannya.
ADVERTISEMENT
Dengan berakhirnya PPKM Jawa Bali per tanggal 23 Mei 2022 diharapkan bisa meningkatkan mobilitas dan produktifitas masyarakat. Begitu pula dengan aturan baru yaitu masyarakat boleh melepaskan masker ketika di luar ruangan juga pasti akan membuat masyarakat senang akan hal ini, karena sudah cukup lama masyarakat kurang menghirup udara bebas ketika di luar ruangan akibat menggunakan masker ketika bepergian.