Amerika sebagai Negara Superior, Mitos Belaka?

Ignatius Indra Kristianto
Dosen Bahasa Inggris di Prodi Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Memiliki ketertarikan pada Pendidikan Bahasa Inggris dan Pengkajian Amerika.
Konten dari Pengguna
18 Januari 2023 11:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ignatius Indra Kristianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Patung Liberty. Foto:AndreaPiacquadio/Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Patung Liberty. Foto:AndreaPiacquadio/Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Amerika Serikat memiliki banyak mitos. Oleh karena itu, Amerika Serikat dikenal sebagai komunitas salad bowl. Orang dari berbagai daerah, seperti Asia, Arab, dan Afrika datang ke Amerika Serikat dan selama proses imigrasi membawa serta mitos-mitos dari negara asal mereka.
ADVERTISEMENT
Ada dua mitos yang sudah mapan di Amerika Serikat jauh sebelum para imigran itu datang. Kedua mitos tersebut adalah manifest destiny dan demokrasi. Melalui tulisan ini, saya membahas mitos manifest destiny dan demokrasi, serta dampak kedua mitos tersebut bagi masyarakat global. Manifest destiny dan demokrasi dikembangkan oleh orang kulit putih tertentu di Amerika Serikat, mereka adalah WASP (White-Anglo-Saxon-Protestant).

Mitos Manifest Destiny dan Demokrasi

Mitos manifest destiny dan demokrasi dapat ditemukan dalam pidato Fourteen Points oleh Presiden Woodrow Wilson. Sebelum mitos-mitos tersebut dibahas, penting untuk mengetahui terlebih dahulu pengertian mitos. Saya mengambil definisi mitos dari Alan W. Watts. Menurut Watts, "mitos harus didefinisikan sebagai kumpulan cerita beberapa fakta yang tidak diragukan lagi, dan beberapa fantasi yang, karena berbagai alasan, dianggap manusia sebagai demonstrasi makna batin dari alam semesta dan kehidupan manusia," (Watts, 2004: 179).
ADVERTISEMENT
Orang Amerika Serikat percaya bahwa mereka memiliki manifest destiny dan demokrasi. Oleh karena itu, bangsa lain, suku lain, dan orang lain di dunia harus memperhatikan. Seperti yang saya katakan sebelumnya, dua mitos, manifest destiny dan demokrasi, dapat dilihat dalam pidato Fourteen Points oleh Presiden Woodrow Wilson. Presiden Woodrow Wilson adalah presiden ke-28 Amerika Serikat. Dia adalah Presiden yang menyatakan perang melawan Jerman selama Perang Dunia I. Pidatonya disampaikan di depan Kongres pada 8 Januari 1918.
Mitos manifest destiny berakar kuat di masyarakat Amerika Serikat, terutama di abad ke-19 dan awal abad ke-20. Rowe menyatakan bahwa, "Pawai Anglo-Saxon, yang takdirnya berkisar dari Eropa Utara ke Inggris, Irlandia, Skotlandia, dan kemudian melintasi Atlantik dan Benua Amerika Utara dalam manifest destiny yang akan membudayakan seluruh dunia dengan penuh kemenangan." (Rowe, 2012: 86).
ADVERTISEMENT
Dampak dari mitos manifest destiny adalah kekacauan ideologi nasionalis dan rasialis di Amerika Serikat. Dalam Fourteen Points, Woodrow Wilson menunjukkan tindakan manifest destiny. Amerika Serikat bertindak sebagai negara superior yang dapat memberi tahu negara lain apa yang harus dilakukan. Misalnya: Amerika Serikat memerintahkan Jerman untuk menyerah tanpa syarat apa pun.
Ilustrasi suku indian di Amerika. Foto: Shutterstock
Bahkan jauh sebelum Perang Dunia I, dampak negatif dari mitos manifest destiny sudah terlihat di Amerika Serikat sendiri. Penduduk Asli Amerika telah tinggal di Amerika jauh sebelum imigran dari Eropa datang ke negeri itu. Untuk mendominasi tanah, pemerintah Amerika Serikat menggeser penduduk asli Amerika.
Zinn menyatakan bahwa, “Dataran Indian akhirnya ditaklukkan. Kolonisasi Barat selesai. Pembantaian di Wounded Knee menandai dominasi benua oleh orang kulit putih, tetapi hanya orang kulit putih tertentu,” (Zinn, 2008: 17). Hal itu bertentangan dengan apa yang dibayangkan para founding fathers Amerika Serikat. Mereka membayangkan bahwa Amerika Serikat adalah tanah di mana semua manusia diciptakan sama dan memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kehidupan yang sejahtera. Namun, kenyataannya hanya orang kulit putih tertentu yang bisa mendapatkan keuntungan di Amerika.
ADVERTISEMENT
Mitos demokrasi juga mengakar kuat di masyarakat Amerika Serikat. Demokrasi Amerika Serikat selalu menyombongkan kebebasan dan kesetaraannya untuk semua umat manusia. Dalam pidatonya, Presiden Woodrow Wilson memberikan gambaran singkat tentang demokrasi Amerika Serikat.
Dia menyatakan bahwa, “Dunia dibuat layak dan aman untuk ditinggali; dan khususnya bahwa itu dibuat aman untuk setiap negara yang cinta damai yang, seperti negara kita, ingin menjalani kehidupannya sendiri, menentukan institusinya sendiri, dijamin akan keadilan dan kesepakatan yang adil oleh orang lain di dunia sebagai melawan kekuatan egois dan agresi," (Wilson, 1918). Namun kenyataannya, Amerika Serikat sering mengganggu pemerintahan negara lain. Misalnya: pendudukan militer Amerika Serikat di Irak dan Afghanistan.
Demokrasi Amerika berhubungan dengan kebebasan. Beberapa di antaranya adalah kebebasan berekspresi dan kebebasan berbicara. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, banyak orang kaya di Amerika Serikat menindas kaum buruh. Buruh tidak puas dengan upah rendah dan kondisi kerja yang berbahaya. Buruh melakukan aksi mogok untuk menarik perhatian pemilik perusahaan.
ADVERTISEMENT
Di negara demokrasi seperti Amerika Serikat, pemerintah seharusnya melindungi warganya. Namun, karena pemilik perusahaan yang kaya raya telah memperoleh begitu banyak kekuasaan, mereka dapat mengendalikan pemerintah.
Orang-orang kaya bisa menyewa tentara Amerika untuk membubarkan demonstrasi buruh. Penindasan terus berlanjut. Contoh lainnya adalah ketika Howard Zinn mengikuti demonstrasi, polisi membubarkan demonstrasi dengan paksa.
Sebagai kesimpulan, dapat dikatakan bahwa Amerika Serikat memiliki mitos manifest destiny dan demokrasi. Mitos manifest destiny adalah salah satu alasan pemerintah Amerika Serikat menyebarkan pengaruhnya secara global. Amerika Serikat tidak peduli bahkan ketika pengaruhnya menghancurkan tradisi lokal bangsa lain. Mitos demokrasi juga menjadi salah satu barang dagangan pemerintah Amerika Serikat untuk dijual ke negara lain. Amerika Serikat tidak peduli apakah demokrasi dapat diterapkan di negara itu atau tidak. Penggunaan manifest destiny dan demokrasi yang salah akan menghancurkan Amerika Serikat sendiri dan komunitas global tidak akan mempercayai pemerintah Amerika Serikat lagi.
ADVERTISEMENT