Edukasi Pola Hidup Sehat di Era Pandemi Covid-19

Ichlasul Amal
Mahasiswa FEB Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Malang
Konten dari Pengguna
23 Februari 2022 17:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ichlasul Amal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Edukasi Pola Hidup Sehat di Era Pandemi : Kelompok PMM 48 UMM Gelombang 18
zoom-in-whitePerbesar
Edukasi Pola Hidup Sehat di Era Pandemi : Kelompok PMM 48 UMM Gelombang 18
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam dasawarsa ini, perkembangan penduduk semakin meningkat. Tercatat Louis Pasteur dan Edward Jenner merupakan dua orang yang pertama yang mengembangkan vaksin yang mempengaruhi antibodi manusia. Namun selama 50.000–100.000 tahun terakhir ketika manusia modern yang mendapat kepadatan penduduknya semakin meningkat. Hal ini berakibat buruk terhadap dampak penyebaran virus yang mudah menyebar.
ADVERTISEMENT
Kepadatan penduduk merupakan salah satu faktor penyebaran yang mudah bagi perkembangan virus. Kepadatan penduduk juga didukung dengan dimulai pada zaman Neolitikum yang dimulai di Timur Tengah yang mana pada zaman ini kebudayaan mulai terbentuk dengan bentuk pertanian yang menetap, jauh dari kata nomaden. Faktor utama lainnya yang bisa ditemukan yaitu pada peradaban manusia yang memulai mendomektisasi binatang liar seperti babi, sapi, kambing, domba, unta, kucing, dan anjing yang dipelihara pada penangkaran. Maka dengan demikian virus memerlukan kepadatan penduduk agar menjadi endemik.
Tercatat bahwa penaganan kasus penyebaran Covid-19 yang menyebar di berbagai tempat dan wilayah. Dibutuhkan sebuah pendekatan ilmiah untuk menanganinya. Salah satu alternatifnya dengan pendekatan sains. Sains berusaha untuk mengoreksi pengetahuannya yang jika memang dihadapkan dengan realitas dan berbagai bukti dan latas mencari alternatif terbaik dan efektif untuk mempengaruhi penyebaran Covid-19 tidak menjadi endemik.
ADVERTISEMENT
Apalagi dengan munculnya varian baru dari jenis Covid-19 yang menandakan bahwa perlu adanya riset keterbarukan dalam pernyataan sikap untuk menyikapinya varian baru Covid-19 ini. Untuk meminimalisir terkait gejala covid yang kemungkinan terjadi yaitu dengan menjaga pola hidup sehat ditengah covid yang bergejolak. Pengertian hidup sehat dapat ditafsirkan sebagai hidup tanpa ganguan masalah yang bersifat fisik maupun non fisik yang menyangkut kesehatan kondisi jiwa, hati, serta pikiran seseorang. Maka dapat disimpulkan bahwa perilaku hidup sehat yaitu perilaku yang menyangkut unsur jasmani dan rohani.
Ada beberapa alternatif untuk menjaga tubuh tetap sehat. Salah satunya dengan menjaga pola hidup yang bersih dan sehat dan menjaga sistem imun dengan menjaga kebugaran tubuh. Pola hidup sehat dan bersih dapat diaplikasikan berupa:
ADVERTISEMENT
1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan dengan teratur.
2. Mengkonsumsi makanan yang sehat.
3. Menggunakan jamban bersih dan sehat.
4. Berolahraga/melakukan aktivitas fisik secara teratur.
5. Membuang samapah pada tempatnya dan selalu mejaga kebersihan ruangan.
6. Melakukan kerja bakti.
Tapi yang paling yang paling penting dari pola hidup sehat tersebut adalah keshatan mental. Pandemi Covid-19 membawa banyak perhatian bagi masyarakat. Pada dasarnya kematian yang diakibatkan oleh pandemi dengan transmisi penularan yang masif dan tingkat kematian yang tinggi mengakibatkan problem pada gangguan kesehatan mental. Hal ini tidak lain dan tidak bukan disebabkan adanya kebiasaan baru dari masyarakat, yaitu melakukan pembatasan sosial.
Survei mengatakan kesehatan mental melalui swaperiksa yang mana dihimpun oleh Perhimpunan Dokter Indonesia Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) yang dilakukan secara daring menyatakan bahwa 63% reponden mengalami kecemasan dan 66% responden mengalami depresi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Gejala Yang timbul dari rasa cemas tersebut antara lain merasa khawatir berlebihan, mudah marah, dan sulit rileks. Sementara gejala dan deresi utama yang terjadi antara lain gangguan tidur, kurang percaya diri, lelah, tidak bertenaga, hingga kehilangan minat.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu dibutuhkan alternatif terbaik dari keadaan yang membatasi kita dalam beraktivitas sosial dengan berbagai kegiatan yang minim kita lupakan namun memiliki dampak yang signifikan bagi kesehatan kita baik berupa kesehatan jasmani atau rohani. Pola hidup sehat dari apa yang diuraikan diatas adalah salah satu upaya untuk membebaskan kita dari tekanan pembatasan sosial di tengah pandemi yang bergejolak.