Urgensi Isu Lingkungan Hidup Jadi Janji Politik Pilpres 2024

I Gusti Ngurah Krisna Dana
Dosen Ilmu Pemerintahan, FISIP Universitas Warmadewa
Konten dari Pengguna
11 April 2023 15:23 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari I Gusti Ngurah Krisna Dana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Permasalahan lingkungan hidup di Indonesia kian memprihatinkan. Abrasi, erosi hingga meluapnya volume sampah menjadi hal yang sering mewarnai lingkungan Indonesia. Peristiwa ini seringkali belum menemukan titik solutif dalam tingkatan mencegah hingga menyelesaikan permasalahan.
ADVERTISEMENT
Permasalahan lingkungan juga merupakan permasalahan multidimensional yang melibatkan berbagai kalangan dalam penyelesaiannya. Kalangan tersebut termasuk kandidat eksekutif, legislatif yang bertarung dalam Pemilu. Tulisan opini ini berfokus dalam melihat urgensi isu lingkungan hidup dapat menjadi janji politik utama, bagi kandidat Calon Presiden-Wakil Presiden pada Pemilu 2024 mendatang. Berkaca pada pemilu 2014 dan 2019 lalu, isu lingkungan masih berada di bawah isu ekonomi yang menjadi top priority janji politik capres dan cawapres.
Fenomena lingkungan hidup di Indonesia sejatinya mengalami turbulensi dalam realitanya. Hal ini patut diprioritaskan oleh calon-calon pemimpin bangsa, salah satunya ialah calon kepala negara dan pemerintahan yakni Presiden dan Wakil Presiden. Lingkungan menjadi sandaran bagi kehidupan manusia kini dan nanti.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dengan peristiwa bencana alam seperti tanah longsor, banjir bandang, turunnya permukaan tanah akibat masivenya penggunaan air tanah, hingga abrasi pantai yang mendera Indonesia, tak lepas dari permasalahan kurangnya menjaga lingkungan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ditambah kurang populisnya isu lingkungan untuk dapat menjadi janji politik para kandidat capres dan cawapres saat Pemilu.

Permasalahan Lingkungan Hidup di Indonesia

Data dari laman resmi Greenpeace Indonesia menunjukkan terdapat beberapa permasalahan lingkungan hidup di Indonesia, yakni seperti penurunan kualitas terumbu karang, masalah sampah plastik, polusi udara, hingga deforestasi hutan. Kualitas terumbu karang mengalami kondisi buruk sejumlah 35,15 persen yang disebabkan oleh penggunaan bom ikan. Hal ini diperparah karena dapat menurunkan populasi biota laut, padahal terumbu karang mampu menyerap karbondioksida yang berujung pada penurunan pemanasan global.
ADVERTISEMENT
Sampah juga menjadi permasalahan lingkungan yang kian memprihatinkan, ekosistem laut acapkali teracuni oleh penyebaran sampah yang memenuhi lautan. Sejumlah daerah telah melakukan pembatasan dan pengelolaan sampah melalui cara mereka masing-masing, salah satunya ialah Provinsi Bali yang melakukan pengelolaan sampah melalui tingkatan desa adat, hingga melarang penggunaan plastik dalam kegiatan masyarakat.
Polusi udara hingga deforestasi hutan juga menjadi permasalahan serius lingkungan di Indonesia. Penggunaan batubara sebagai bahan baku pembangkit listrik kian meningkat sehingga selain menimbulkan polusi. Hal ini juga menimbulkan banyak penyakit di masyarakat sekitar pembangkit listrik. Begitu juga dengan deforestasi hutan, pembabatan hutan di hulu untuk membuka lahan produktif baru, setidaknya menjadi gambaran tentang deforestasi hutan yang banyak mengakibatkan bencana di hilir seperti banjir bandang, tanah longsor.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan isu kesejahteraan ekonomi yang menjadi pilihan utama bagi calon kandidat untuk mendulang suara. Padahal, menurut saya, tanpa kesadaran untuk menjaga lingkungan hidup yang disertai dengan program solutif untuk menangani permasalahan lingkungan, maka hal ini niscaya akan berimbas pada perekonomian negara.
Seperti contoh, apabila sumber bahan baku yang didapat dari hasil alam tidak tersedia dengan baik, akibat rusaknya lingkungan di hulu. Tentu akan berimbas pada naiknya harga valuasi komoditas ekonomi barang tersebut.

Kampanye Isu Lingkungan Hidup Saat Pemilu: Sebuah Pilihan yang Tidak Populis Bagi Kandidat?

Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun 2014 dan 2019 lalu, menjadi gambaran bagaimana para kandidat capres cawapres 'kurang' dalam menaruh perhatian pada isu lingkungan hidup. Pada pemilu 2014, kandidat capres cawapres belum menjadikan isu lingkungan menjadi prioritas.
ADVERTISEMENT
Hal ini menurut Kepala Greenpeace Indonesia kala itu yakni, Longgena Ginting menyatakan bahwa rencana yang diajukan kandidat tidak menjawab persoalan lingkungan hidup yang ada. Ia berpendapat bahwa rencana kandidat adalah menginginkan kedaulatan energi, namun faktanya tetap meneruskan energi fosil.
Persoalan kurangnya menjadikan isu lingkungan hidup sebagai prioritas saat pemilu juga terjadi saat pemilu presiden 2019. Program yang ditawarkan oleh kandidat kala itu, yakni Prabowo-Sandi dan Jokowi-Maaruf Amin juga sedikit menyentuh isu lingkungan sebagai top priority mereka.
Dilansir dari Mongabay Indonesia yang mengutip data dari CSIS (16 April 2019) menyatakan bahwa dalam visi misi partai politik peserta pemilu sangat minim menyebutkan isu lingkungan, meski pasangan capres cawapres di dalam visi misinya menyebut isu lingkungan. Hal ini menurut CSIS rekat kaitannya dengan persepsi masyarakat yang memilih parpol dan kandidat dari program populis mereka, yakni isu pemerataan kesejahteraan melalui peningkatan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dan fakta pada pemilu 2014 dan 2019, maka dapat dilihat bahwa isu lingkungan tak menjadi isu yang populis bagi kandidat capres cawapres. Persepsi masyarakat yang masih awam dan kurang sadarnya akan pentingnya isu lingkungan,menjadikan parpol maupun kandidat tidak menyematkan lingkungan hidup di atas program ekonomi mereka, meskipun Indonesia cukup sering menghadapi bencana alam akibat permasalahan lingkungan. Minat masyarakat lebih melihat pada kesejahteraan yang termanifestasi melalui program-program peningkatan ekonomi dari pasangan capres cawapres.

Lingkungan Hidup Sebagai Pondasi Kemajuan Ekonomi Bangsa

Jika kembali melirik debat kedua Capres Cawapres saat Pemilu 2019, maka isu lingkungan yang digaungkan kandidat Jokowi-Amin saat awal kampanye hingga Januari 2019 hanya 15 kali, dan Prabowo Sandi sebanyak 11 kali. Kedua hal ini jauh berbeda dengan isu ekonomi yang mereka gaungkan saat kampanye, yakni 233 kali untuk Jokowi Amin dan 340 kali untuk Prabowo Sandi.
ADVERTISEMENT
Minimnya isu lingkungan hidup saat kampanye capres cawapres merupakan hal yang memprihatinkan. Hal ini karena jika kandidat tidak menampilkan bahwa lingkungan hidup adalah kunci untuk melancarkan ekosistem investasi yang baik, maka akan berimbas kepada persepsi masyarakat mengenai arti penting menjaga lingkungan.
Kedua hal ini, yakni lingkungan hidup dan ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Menurut saya, jika kandidat capres cawapres hanya memprioritaskan ekonomi sebagai top priority program mereka saat kampanye, maka ke depannya akan berimbas pada persepsi public mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup yang dapat dikesampingkan. Elaborasi kedua hal ini menurut saya beririsan satu sama lain. Apabila lingkungan hidup tidak dijaga dengan baik, maka pertumbuhan ekonomi pun menjadi buruk.
ADVERTISEMENT
Kandidat Capres Cawapres pada pemilu 2024 ke depan mampu untuk melihat kondisi perubahan lingkungan hidup di Indonesia. Sudah seyogyanya mereka, baik Parpol pengusung maupun Capres Cawapres menempatkan program yang mengedepankan isu lingkungan sebagai top priority demi untuk sebagai penunjang pondasi kemajuan bangsa melalui peningkatan ekonomi, pasca menjaga lingkungan hidup dengan baik.