Strategi Last Minute PDIP dalam Wacana Koalisi Besar

I Gusti Ngurah Krisna Dana
Dosen Ilmu Pemerintahan, FISIP Universitas Warmadewa
Konten dari Pengguna
25 April 2023 18:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari I Gusti Ngurah Krisna Dana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai melaksanakan Salat Idul Fitri 1444 H di di Masjid Raya Syeikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (22/4/2023).
 Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai melaksanakan Salat Idul Fitri 1444 H di di Masjid Raya Syeikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (22/4/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di bawah kepemimpinan Ibu Megawati Soekarno Putri, kerap menunjukkan strategi last minute dalam menentukan pilihannya, terutama untuk posisi Presiden pada pesta demokrasi lima tahunan. Strategi detik-detik akhir menjelang pendaftaran, setidaknya terjadi dalam kontestasi Pemilu Presiden Tahun 2014 dan 2019.  
ADVERTISEMENT
Kala itu, Joko Widodo menjadi pilihan serta mendapat rekomendasi dari Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarno Putro untuk maju pada last minute pendaftaran capres. Kemudian, bagaimana dengan Pemilu Presiden 2024? Nampaknya, partai berlogo banteng moncong putih ini akan mengulangi kembali strategi last minute mereka dalam memutuskan jagoan di tengah arus koalisi-koalisi yang telah terbentuk antar parpol peserta pemilu. 
Dalam tulisan ini, saya mencoba melihat kembali strategi last minute PDIP menjadi ciri khas partai dengan nomor urut tiga pada Pemilu 2024 ini.

Akhir Lebaran, Momen Manuver PDIP Makin Terlihat

Acara-acara pertemuan antar parpol belakangan ini kerap menampilkan wacana koalisi-koalisi. Namun tidak dengan PDIP, partai pemenang pemilu 2 kali berturut-turut ini terlihat sedikit lebih kalem dalam menunjukan manuver mereka.
ADVERTISEMENT
Puan Maharani selaku elite PDIP memang pernah melakukan kunjungan-kunjungan kepada Ketua Umum Parpol lain, seperti ke Partai NasDem, Golkar. Namun, setelah pertemuan tersebut pun, PDIP belum memutuskan dengan siapa akan berkoalisi dan siapa sosok pilihan mereka untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024.
Lalu, yang terkini. Langkah PDIP dalam merespons wacana Koalisi Besar adalah dengan mengajukan diri menjadi Tuan Rumah pertemuan selanjutnya dan tetap memilik request dalam mengajukan calon presiden dari PDIP. Terlebih, koalisi besar yang digadang-gadang akan terbentuk dari lima parpol yakni Gerindra, Nasdem, PKB, PPP dan Golkar ini telah memiliki calon presiden masing-masing, yakni Prabowo Subianto dari Gerindra serta Airlangga Hartarto dari Golkar.
Menurut saya, hal ini menjadi tantangan, serta negosiasi yang alot bagi PDIP apabila memilih untuk gabung bersama koalisi besar nantinya. Alot, karena harus melihat serta menurunkan ego dalam mengusung pilihan calon presiden bersama parpol koalisi lain.
ADVERTISEMENT
Momen akhir lebaran pun menjadi menarik dalam melihat langkah manuver PDIP yang identik dengan strategi last minute mereka. Waktu pendaftaran capres cawapres pun kian mendekati tanggal deadline, yakni kurang dari 6 bulan.
Saya beropini, bahwa momen akhir lebaran menjadi turn back point bagi PDIP untuk memutuskan calon pilihan mereka dalam bingkai strategi last minute.

Strategi Last Minute, Observasi Mendalam dalam Memutuskan Pilihan

PDIP adalah sebuah partai besar dengan pengurus serta kader yang tak perlu diragukan lagi nasionalismenya. Menurut saya, langkah memutuskan calon presiden terbaik mereka menjelang deadline dari KPU merupakan muara dari observasi mendalam yang dilakukan pengurus PDIP dalam memilih calon terbaik mereka.
Observasi yang dimaksud adalah mengamati situasi lapangan, serta track record dari kandidat calon pemimpin PDIP yang akan mereka pilih. Tangan dingin Ketua Umum PDIP, Ibu Megawati Soekarno Putri dalam memilih sosok terbaik tak perlu diragukan.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, calon Presiden dari PDIP terlepas dari sosok yang memiliki nilai elektabilitas tinggi seperti Ganjar Pranowo tentunya telah melewati masa observasi mendalam sehingga diputuskan dalam waktu last minute oleh Ketua Umum PDI Perjuangan.
Dalam benak saya, strategi last minute dalam memutuskan sosok terbaik bagi nusa dan bangsa adalah tak melulu soal penantian panjang. Namun, masa-masa observasi bagi PDIP untuk calon pilihan mereka adalah yang utama, agar sosok yang terpilih nantinya tidak "neko-neko", serta tetap mengutamakan kepentingan rakyat, terlebih jika sosok yang dipilih dari strategi last minute PDIP menang terpilih menjadi Presiden.